Pada 2005 di Sebastia, sebuah desa di utara Nablus, keluarga Jawad Ghazal dikejutkan oleh pembunuhan terhadap ayahnya yang berusia 84 tahun. Jawad dan ayahnya saat itu sedang memetik zaitun ketika babi hutan menyerang mereka, membunuh ayah Jawad dan melukai Jawad dengan parah.
Dulu, babi hutan tidak pernah menjadi masalah di Palestina. Sejarawan terkenal Palestina Mustafa Murad Al-Dabbagh menyebutkan dalam ensiklopedia seminalisnya, Palestine, Our Home, bahwa pada 1943 ada sekitar 12.145 babi hutan di beberapa wilayah Palestina, seperti di Jabal al-Tur dekat Nazareth, serta di Lembah Yordan, al- Hula, dan Wadi Araba. Dia juga menambahkan bahwa orang Palestina juga memelihara babi pada abad pertengahan.
Babi hutan tampaknya diciptakan untuk pertempuran. Mereka kuat dan berotot, ditutupi bulu tipis dan tidak rata kecuali surai berbulu lebat tegak di leher dan punggung mereka, yang menegang dan bergetar ketika mereka marah. Mereka menyerang buruan mereka ketika merasa terancam dan mencengkram musuh mereka dengan taring yang menonjol. Babi hutan biasanya ditemukan di tempat-tempat dengan pohon buah-buahan, hutan, dan area pertanian yang produktif, terutama di wilayah Tepi Barat utara, seperti Salfit–yang dikelilingi oleh 24 permukiman yang tertutup pagar dan 7 posko baru.
Dalam beberapa dekade terakhir, populasi babi hutan meningkat pesat di Palestina karena sejumlah faktor. Menurunnya, populasi manusia di daerah pedesaan telah menyebabkan kekosongan lahan yang luas dengan kepadatan penduduk yang rendah, menciptakan habitat ideal bagi hewan liar seperti babi. Alasan signifikan lainnya adalah penyebaran babi hutan di Palestina adalah praktik kolonial Israel — laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa babi hutan milik pemukim sengaja dilepaskan ke desa-desa Palestina. Yang lain mengklaim bahwa militer Israel melepaskan babi hutan dengan tujuan menghancurkan tanaman, sumber pendapatan utama bagi banyak masyarakat pedesaan.
Mohammad Hassan dari Salfit telah menunjukkan kepada Pusat Penelitian Tanah (LRC) bahwa ia secara pribadi melihat penjajah Israel menurunkan babi hutan di daerah al-Ashara yang terletak di antara Kota Salfit dan Desa Iskaka. Ia menyaksikan truk pemukim menurunkan babi hutan di pegunungan terdekat desa. Selain itu, Otoritas Taman dan Alam Israel telah didokumentasikan mengumpulkan babi liar dari dalam Garis Hijau dan membuangnya ke pegunungan Tepi Barat, agar mereka dapat berkeliaran dengan bebas jauh dari pusat populasi Israel.
Peraturan Otoritas Taman dan Alam Israel menyatakan bahwa tidak ada orang yang boleh menyakiti hewan, tumbuhan, atau benda mati apa pun di dalam area yang ditetapkan sebagai cagar alam di Tepi Barat. Hal ini telah menyebabkan populasi babi hutan di cagar alam melonjak, hingga menyebar ke tanah Palestina terdekat. Penghancuran lahan pertanian bukanlah yang terburuk, sebab babi hutan juga menyerang manusia, dan dalam beberapa kasus membunuh penduduk.
Orang-orang Palestina hanya memiliki sedikit jalan ketika dihadapkan pada pilihan untuk menangani populasi babi hutan. Mereka menggunakan alat-alat kecil yang mereka miliki, seperti memagari dan menempatkan perangkap besar di daerah yang sering dikunjungi babi, serta menggunakan racun seperti insektisida karbamat. Berburu babi hutan tidak boleh dilakukan oleh warga Palestina. Penggunaan senjata api oleh warga sipil Palestina dilarang keras oleh rezim kolonial Israel. Setengah-setengah membangun pagar atau tembok juga terbukti tidak efektif, karena babi hutan dapat menghancurkan atau melompatinya. Racun yang digunakan juga sulit didapat di pasar, dan ketika petani menemukannya, mereka masih berisiko dipenjara karena melanggar peraturan Otoritas Taman dan Alam.
Menggunakan babi hutan adalah bagian dari strategi Zionis untuk menjajah alam Palestina. Babi hutan telah menjadi alat pembasmi kolonial, dengan tujuan ganda; memusnahkan flora dan fauna lokal, sekaligus menyerang mata pencaharian warga Palestina. Lebih penting lagi, praktik-praktik kolonial ini bertujuan untuk memutuskan hubungan warga Palestina dengan tanah dan lingkungan mereka. Perjuangan Palestina melawan babi hutan menjadi bagian dari perjuangan melawan penjajahan-kolonialisme.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini