Kantor Media Gaza melaporkan bahwa jumlah korban terbunuh meningkat menjadi 18 orang dan sejumlah orang terluka akibat pengeboman Israel pada Rabu (11/9) terhadap sebuah sekolah yang dikelola PBB, yang menampung pengungsi di Jalur Gaza tengah.
Enam anggota badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) termasuk di antara mereka yang terbunuh, menandai jumlah korban tertinggi di antara stafnya yang terbunuh dalam satu insiden, badan tersebut mengumumkan di X. Di antara para korban adalah manajer tempat penampungan UNRWA dan anggota tim yang membantu orang-orang terlantar.
Serangan yang menargetkan Sekolah al-Jaouni di Kamp Pengungsi Nuseirat itu adalah serangan kelima Israel terhadap sekolah tersebut sejak 7 Oktober tahun lalu di tengah gencarnya serangan Israel terhadap Gaza, katanya.
Menurut pihak berwenang, sekolah tersebut menampung lebih dari 5.000 warga sipil yang mengungsi.
“Ini adalah pembantaian ke-47 yang dilakukan oleh tentara Israel selama agresi genosida di kamp pengungsi Nuseirat, tempat tinggal lebih dari 250.000 orang,” kata kantor media tersebut. Sementara itu, lebih dari 18 sekolah dan pusat penampungan di kamp tersebut telah diserang oleh Israel sejak 7 Oktober.
Israel secara sistematis menargetkan fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah, di tengah serangannya terhadap Gaza.
Menargetkan fasilitas semacam itu merupakan kejahatan perang berdasarkan aturan perang.
Bulan lalu, sedikitnya 100 orang terbunuh dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap Sekolah Al-Taba’een di Kota Gaza, tempat lebih dari 6.000 orang terlantar berlindung.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini