Israel terus melakukan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki, termasuk membombardir Kamp Pengungsi Jenin dan menghancurkan bangunan permukiman Rekaman yang diunggah warga di media sosial menunjukkan sebagian besar wilayah kamp mengalami kehancuran. Menurut kantor berita Wafa, pasukan Israel meledakkan hampir 20 bangunan di bagian timur kamp setelah memasang bahan peledak.
Direktur rumah sakit pemerintah utama di Jenin, Wisam Baker, mengonfirmasi kepada Wafa bahwa beberapa bagian rumah sakit mengalami kerusakan akibat ledakan tersebut. Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa.
Sebelumnya, pada Ahad (2/2) pagi, Wafa melaporkan seorang pria Palestina berusia 73 tahun bernama Walid Lahlouh ditembak mati di Jenin. Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menyatakan bahwa timnya telah mengevakuasi jenazah Lahlouh dari gerbang masuk kamp dan membawanya ke rumah sakit. Dengan kematian Lahlouh, jumlah korban terbunuh akibat serangan militer Israel di Jenin selama 13 hari terakhir meningkat menjadi 25 orang.
Menurut Wafa, buldoser Israel telah meratakan sekitar 100 rumah di kamp pengungsi Jenin. Selain itu, rumah sakit setempat menghadapi krisis air yang parah setelah pasukan Israel merusak jaringan pipa, menyebabkan sekitar 35 persen populasi kota kehilangan akses air bersih.
Sejak dimulainya agresi di Gaza pada 7 Oktober 2023, serangan tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat meningkat drastis, membunuh ratusan warga Palestina.
Dengan dalih menggembalakan ternak, para pemukim Israel kerap menyerang penduduk Palestina, mencuri dan menghancurkan properti, serta melakukan serangan fisik terhadap penduduk setempat.
“Para pemukim, dari waktu ke waktu, meracuni ternak warga Palestina atau sengaja menginjak-injaknya, karena mereka tahu bahwa ternak adalah sumber utama mata pencaharian kami,” kata Hassan Mleihat, pengawas umum Organisasi Al-Baydar
Para pemukim juga tidak segan menembaki ternak warga Palestina yang sedang merumput di sekitar komunitas, bahkan menutup semua padang rumput untuk mencegah warga Palestina mengaksesnya.
“Kami menuntut perlindungan bagi warga komunitas Badui Palestina yang menghadapi serangan tanpa henti dari pemukim yang bertujuan untuk merebut tanah kami,” tegasnya.
Pada Ahad (02/2), Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk peningkatan serangan pemukim terhadap warga dan properti Palestina.
Dalam pernyataannya, kementerian mengecam “agresi (militer) pendudukan dan pemukim” yang terus meningkat di Tepi Barat, serta mendesak komunitas internasional untuk bertindak.
“Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam proyek kolonial yang terus mendorong agresi ini dan menegaskan bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas dampaknya terhadap upaya menciptakan ketenangan, gencatan senjata, dan mengakhiri siklus agresi,” bunyi pernyataan tersebut.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini