Pasukan Israel pada Minggu (7/5) menghancurkan sebuah sekolah dasar Palestina di Tepi Barat, dengan alasan “masalah keamanan”. Hal itu menuai kritik tajam dari Uni Eropa yang telah mendanai proyek tersebut. Warga Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel yang menembakkan gas air mata ke arah mereka saat buldoser bergerak menuju lokasi di Desa Jabbet al-Dhib dekat Bethlehem.
Uni Eropa mengatakan “terkejut” setelah pasukan Israel tiba pada waktu subuh di lokasi sekolah, yang menurut seorang pejabat Otoritas Palestina melayani 45 siswa dan terdiri dari lima ruang kelas. Ruang kelas yang terbuat dari lembaran timah dibersihkan dari isinya sebelum dibongkar, kata seorang koresponden AFP.
COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah pendudukan, memberlakukan batas waktu dua bulan pada bulan Maret untuk mengosongkan tempat tersebut mengikuti perintah pengadilan Yerusalem. Badan tersebut telah menetapkan bahwa sekolah tersebut telah “dibangun secara ilegal” dan menimbulkan “bahaya keselamatan”.
Uni Eropa meminta Israel untuk “menghentikan semua penghancuran dan penggusuran, yang hanya akan meningkatkan penderitaan penduduk Palestina dan semakin memperburuk kondisi yang sudah tegang”. “Penghancuran adalah ilegal menurut hukum internasional, dan hak anak-anak atas pendidikan harus dihormati,” kata kantor perwakilan Uni Eropa untuk Wilayah Palestina dalam sebuah pernyataan.
Mubarak Zawahrah, kepala dewan lokal Beit Tamar, tempat sekolah itu berada, mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang Israel telah menyetujui penundaan pembongkaran sambil menunggu banding pengadilan. “Tapi, tentara Israel mengabaikannya dan menghancurkannya begitu saja,” katanya.
Namun, hanya beberapa jam setelah pasukan Israel menghancurkan sekolah Palestina tersebut, warga dan aktivis Palestina telah bersiap untuk membangun kembali sekolah. Naser, pejabat kementerian pendidikan, mengatakan sebuah tenda akan didirikan pada hari Senin di lokasi tersebut dengan infrastruktur dasar untuk menggantikan bangunan yang telah dihancurkan. Penduduk Palestina dan aktivis serta kru dari Komisi Penjajahan dan Perlawanan Tembok berusaha membangun kembali sekolah tersebut, agar anak-anak dapat kembali bersekolah.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini