Penggunaan istilah “kegubernuran Yudea dan Samaria” oleh otoritas Israel dalam dokumen resmi untuk merujuk pada Tepi Barat telah meningkatkan kekhawatiran bahwa negara pendudukan sedang bekerja untuk mencaplok wilayah Palestina secara “diam-diam”. Sebuah laporan oleh Arab News hari Rabu (15/3) mengutip pakar Palestina untuk urusan Israel, Ismat Mansour, mengungkapkan bahwa Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah menerapkan rencana untuk mencaplok Tepi Barat, tanpa mengindahkan hambatan hukum dan politik, termasuk tekanan eksternal.
Mansour mengatakan jika Israel mencaplok Tepi Barat, itu mungkin tidak memengaruhi kehidupan tiga juta warga Palestina, tetapi pasti akan mempengaruhi Otoritas Palestina (PA). Secara politik dan hukum, PA tetap berkomitmen pada solusi dua negara. Aneksasi akan membuat Tepi Barat tidak dapat dinegosiasikan dan tunduk pada hukum Israel, jelasnya. Bulan lalu, Smotrich menulis tweet: “warga Yudea dan Samaria tidak akan lagi menjadi warga negara kelas dua di bawah pemerintahan militer,” menambahkan bahwa “Pada saat yang sama, kami akan bertindak dengan tekad besar untuk menghentikan pengambilalihan ilegal Arab atas wilayah di Yudea dan Samaria dan pendirian negara Palestina di wilayah tersebut.”
Sementara militer Israel telah menggunakan “Divisi Yudea dan Samaria” sebagai divisi regional di Komando Pusat Israel untuk Tepi Barat sejak 1988, istilah tersebut secara bertahap dinormalisasi dalam penggunaan sipil. “Pengemudi Palestina mengatakan bahwa tiket yang dikeluarkan oleh polisi lalu lintas Israel ketika mereka melakukan perjalanan antara kota-kota Palestina memiliki logo ‘kegubernuran Yudea dan Samaria’, sementara rambu-rambu beberapa jalan dan tempat telah diubah menjadi nama baru tersebut,” catat laporan tersebut. .
Penggunaan istilah “Yudea dan Samaria” oleh Israel tidak diakui oleh komunitas internasional. PBB dan sebagian besar negara, termasuk AS, menyebut daerah itu sebagai “wilayah pendudukan Palestina”. Orang Palestina memandang penggunaan “Yudea dan Samaria” sebagai penolakan ikatan sejarah dan budaya mereka dengan wilayah tersebut dan sebagai upaya untuk melegitimasi pendudukan Israel dan untuk Yahudisasi wilayah tersebut.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini