Anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Megido Israel mengalami kondisi brutal, termasuk pemukulan, kelaparan, dan penolakan perawatan medis, lapor Komisi Urusan Tawanan pada Selasa (27/05).
Badan tersebut pemerintah merinci pelanggaran yang sedang berlangsung, mengutip tindakan pembalasan oleh otoritas penjara, tindakan keras yang intensif, kualitas makanan yang buruk, dan kurangnya kebijakan kemanusiaan.
Komisi tersebut menyoroti kasus Jihad Maher Hajjaj, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dari Al-Mazra’a Al-Sharqiya di Ramallah timur, yang menderita sakit dada parah dan patah tulang rusuk yang dicurigai setelah seorang sipir penjara memukulinya sekitar sebulan yang lalu.
“Pukulan itu sangat keras sehingga tulang saya terasa patah. Saya tidak menerima perawatan atau kejelasan mengenai cedera yang saya alami,” kata Hajjaj, yang menahan sakitnya sejak Februari 2024, kepada pengacara komisi itu.
Aws Mohammed Taher Dheib, 19, dari Silwad, juga di Ramallah timur, kehilangan berat badan lebih dari 30 kilogram karena kelaparan di penjara sejak penahanannya pada September 2024. Dia didiagnosis terkena kudis tetapi tidak menerima perawatan medis apa pun, kata komisi itu.
Ali Dhiab, 18, dari Kafr Aqab di Al-Quds (Yerusalem) bagian utara, mengatakan kepada pengacara komisi bahwa makanan sangat langka dan tidak mencukupi. Hal ini memaksa tawanan untuk melewatkan waktu makan dan menggabungkan jatah makanan mereka untuk satu kali makan. “Semua tawanan telah kehilangan puluhan kilogram,” kata Dhiab kepada komisi itu.
Organisasi Palestina, termasuk Komisi Urusan Tawanan, Yayasan Al-Addameer untuk Dukungan Tawanan, dan Masyarakat Tawanan Palestina, mengimbau Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus agar mendesak “intervensi internasional segera” untuk mengatasi krisis kesehatan yang meningkat di antara para tawanan.
Sejak genosida militer Israel di Jalur Gaza dimulai pada akhir 2023, setidaknya 69 tawanan Palestina yang diidentifikasi telah meninggal, sementara masih terdapat puluhan korban meninggal dari Gaza yang identitasnya tetap tersembunyi.
Selain itu setidaknya 970 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 7.000 terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Mahkamah Internasional menyatakan pada Juli lalu bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Al-Quds bagian timur (Yerusalem Timur).
Sumber: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/palestinian-children-endure-beatings-starvation-in-israeli-prisons-reports-prisoner-rights-group/3581355