- Menlu Indonesia Sugiono menyerukan Israel untuk bertanggung jawab atas genosida di Gaza. Dalam konferensi pers di Jakarta, ia menegaskan pentingnya menaati hukum internasional tanpa standar ganda dan menekankan dukungan penuh Indonesia untuk Palestina. “Setiap angka korban adalah nyawa manusia,” tegas Sugiono. Ia mengkritik agresi Israel yang telah membunuh dan melukai lebih dari 156.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, selama lebih dari 460 hari. Ia menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza sebagai salah satu yang terburuk di dunia.
- Puluhan juta ton puing menumpuk di Gaza akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. Namun, pembersihan puing dan rekonstruksi terhambat karena kerusakan alat berat akibat serangan Israel. Hingga kini, 161.600 rumah hancur total, 194.000 rusak sebagian, dan 82.000 tidak layak huni, dengan tingkat kehancuran mencapai 88% wilayah Gaza dan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai 37 miliar dolar AS.
- Pada Senin (13/1), sebanyak 233 pemukim Israel, dengan pengawalan polisi pendudukan, memasuki halaman Masjid Al-Aqsa. Sumber setempat melaporkan bahwa para pemukim berkeliling di area tersebut dan melakukan ritual Talmud di situs suci umat Islam itu. Sementara itu, pasukan pendudukan Israel memberlakukan pengamanan ketat di sekitar Kota Tua dan gerbang Masjid Al-Aqsa untuk membatasi akses bagi jamaah Muslim.
- Para pemukim ilegal Israel menebang 200 pohon zaitun di Ain Faris, Nahalin, Betlehem, dan merampas tanah milik warga Palestina. Mereka juga mendirikan pos dan kandang besar untuk ternak yang memperparah kerusakan akibat pembuangan limbah dari permukiman ilegal Beitar Illit. Pada tahun lalu, pemukim membunuh 10 warga Palestina, memicu 373 kebakaran, dan merusak 14.212 pohon, termasuk 10.459 pohon zaitun. Betlehem merupakan salah satu area yang terdampak parah, dengan mencatat 3.791 pohon telah dirusak.
- Genosida Israel di Gaza telah membunuh sedikitnya 46.584 warga Palestina dan melukai 109.731 orang sejak 7 Oktober 2023.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini