• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Jumat, November 14, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel Sorotan

Pertemuan Pertama Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman

by Adara Relief International
November 5, 2020
in Sorotan
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Pertemuan Pertama Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman
15
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Mengkaji strategi pembebasaan Al Quds oleh Salahuddin Al-Ayyubi memang tidak habis dalam satu kesempatan. Untuk itu, dalam tiga kali pertemuan daring, pembahasan dibagi menjadi tiga tema pula. Diawali dengan “Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman” pada 15 Oktober 2020.

Baca Juga

Tawanan Palestina: Perpindahan dari Balik Jeruji Besi Menuju Penjara Terbesar di Dunia

Empat Gencatan Senjata dalam Dua Tahun Genosida Gaza: Upaya Perdamaian Atau Bagian dari Episode Genosida Berikutnya?

Sebagaimana kita ketahui, Salahuddin dibesarkan di Mesir. Di sana, ia banyak belajar dari beberapa kisah mengenai bagaimana kemenangan bisa tertunda bahkan mengalami kemunduran. Hal itu tentu tidak melecutkan semangatnya. Ia yakin bahwa tantangan itu harus dihadapi. Salahuddin sangat paham bahwa untuk membebaskan Al Aqsa, Kairo di Mesir dan Damaskus di Suriah adalah kuncinya.

Mesir yang saat itu dikuasai oleh Fathimiyah berada dalam kondisi yang buruk. Pemerintahannya dikelola oleh Syiah yang korup. Sementara rakyatnya sebagian besar adalah Sunni yang membuat masyarakat Mesir saat itu banyak berselisih mengenai mahzab.

Di saat yang sama, kaum elit justru memeras rakyat dengan pajak yang sangat tinggi. Sementara personil pengumpul pajak berlaku layaknya perampok.

Mesir memang wilayah yang strategis. Setiap perjalanan haji yang datang dari arah barat akan melewati daerah tersebut. Hal ini menjadi kesempatan bagi kaum elit pemerintahan Syiah Fathimiyah untuk memberikan berbagai jenis pajak.

Namun, dengan kepiawaian Salahuddin dalam administrasi kenegaraan, ia mampu menyelamatkan keuangan pemerintahan. Kekuatan pasukannya juga kemudian mampu merebut wilayah Mesir pada tahun 1173-1174.

Suatu ketika, Salahuddin mendapat kabar bahwa ada yang berniat merebut kekuasaan di Yaman dan mengaku sebagai Imam Mahdi. Meskipun secara geografis, Yaman berada jauh dari Palestina, tetapi Salahuddin tidak ingin masyarakat bertindak gegabah. Hal ini dapat memicu beragam masalah, sehingga persoalan Palestina tidak terselesaikan. Salahuddin berprinsip bahwa dalam perjuangan pembebasan Al Aqsa, tidak bisa diselesaikan dengan terburu-buru (isti’jal).

Agar fokus perjuangan Palestina tidak terganggu, maka diutuslah saudara kandungnya, Syamsuddaulah Al Malik Al Mu’azhim Turansyah. Di Yaman, banyak ulama tinggal di sana dan Salahuddin membutuhkan dukungan banyak pihak, terutama ulama. Ia menganggap kakaknya sangat cocok untuk mengatasi kondisi di sana saat itu.

Alasan lain Salahuddin berusaha menguasai Yaman adalah alasan ekonomi. Yaman merupakan pusat perdagangan. Seluruh akses perdagangan dari timur akan melewati wilayah ini. Maka dalam peperangan, selain menghitung kekuatan militer, kekuatan dana untuk menopangnya pun perlu diperhitungkan.

Syamsuddaulah Al Malik Al Mu’azhim Turansyah memenangkan Yaman atas izin Allah subhanahu wa ta’alla. Ia berhasil mengeksekusi pemberontak. Selain alasan ekonomi, Syamsuddaulah Al Malik Al Mu’azhim Turansyah juga diutus untuk membersihkan faksi-faksi Syiah yang terpecah.

Setelah Yaman, Aswan yang berada di bagian selatan Mesir menjadi target pemecahan masalah selanjutnya. Sekitar 80% penduduk Mesir tinggal di sepanjang aliran sungai Nil. Pada masa itu, Mesir adalah eksportir terbesar gandum di wilayah timur tengah.

Pada saat penaklukan Mesir, Salahuddin benar-benar memastikan bahwa tidak ada satu pun pejabat Syiah di lingkungannya. Bahkan institusi Pendidikan seperti Al Azhar yang dibangun oleh Fathimiyah, benar-benar dipastikan memiliki tenaga pengajar yang bersih, yang Ahlus-Sunnah wal Jama’ah.

Dari wilayah Aswan ini, tersebutlah Al-Kanz, seorang mantan pejabat Mesir Fathimiyah yang melarikan diri ke selatan Mesir. Ia ternyata mengumpulkan kekuatan dan mengatur rencana pemberontakan. Dengan mengumpulkan kekuatan dari Pasukan Sudan yang berani mati, ia mengiming-imingi mereka dengan kekuasaan pembagian kekuasaan. Namun sekali lagi, Salahuddin berhasil melumpuhkan pemberontakan yang ada di sekitarnya.

Salahuddin sangat memahami pentingnya pendidikan bagi generasi penerus. Saat terjadi peperangan, para ulama diungsikan ke wilayah yang lebih aman. Mereka adalah aset yang berharga, yang dapat mendidik generasi baru agar memiliki kekuatan pikiran dan fisik yang handal. Para generasi penerus ini akan maju melakukan pembebasan, yang dipimpin oleh para ulama tersebut.

Selama kurang lebih dua jam pertemuan, peserta yang hadir dalam kajian ini banyak melempar pertanyaan seputar kisah Salahuddin dan strategi-strategi yang digunakannya. Di antaranya, mengenai program wakaf guna mengentaskan permasalahan ekonomi umat, sampai pada masalah pendidikan yang tepat untuk saat ini.

Keingintahuan peserta akan kisah perjuangan Salahuddin Al-Ayyubi kembali digali pada pertemuan sesi, yaitu Konsolidasi Mesir dan Suriah pada Kamis, 22 Oktober 2020.

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar Program Bantuan Adara untuk Palestina.

Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk Palestina.

 

Tags: Kegiatan Adara
ShareTweetSendShare
Previous Post

Adara Gelar Serial Kajian Untuk Meneladani Strategi Salahuddin dalam Pembebasan Al Quds

Next Post

Pertemuan Kedua Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir dan Suriah

Adara Relief International

Related Posts

Peresmian terowongan di “Kota David”, dekat lingkungan Masjid Al-Aqsa (MEE)
Sorotan

Penggalian Masjid Al-Aqsa: Upaya Israel untuk Menghapuskan Identitas Islam di Al-Quds (Yerusalem)

by Adara Relief International
November 11, 2025
0
35

Pada pertengahan September lalu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, meresmikan situs wisata arkeologi kontroversial yang dipimpin oleh kelompok pemukim...

Read moreDetails
Tentara Israel melindungi pemukim ilegal yang membawa senjata di Hebron, Tepi Barat (Al Jazeera)

Luka yang Tersembunyi: Tentang Panen Zaitun yang Kandas dan Ancaman Aneksasi yang Meluas di Tepi Barat

November 5, 2025
24
Tawanan yang dibebaskan di Tepi Barat membuat simbol kebebasan dengan jarinya (The Guardian)

Tawanan Palestina: Perpindahan dari Balik Jeruji Besi Menuju Penjara Terbesar di Dunia

Oktober 30, 2025
41
Penduduk Gaza berjalan di puing-puing kehancuran akibat Genosida (MEE)

Empat Gencatan Senjata dalam Dua Tahun Genosida Gaza: Upaya Perdamaian Atau Bagian dari Episode Genosida Berikutnya?

Oktober 21, 2025
40
Seorang perempuan menangis di samping jasad anak-anak yang menjadi korban serangan Israel (MEE)

Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

Oktober 14, 2025
1.9k
Aktivis memasang bendera Palestina pada kapal yang berpartisipasi dalam Global Sumud Flotilla (MEE)

Global Sumud Flotilla: Misi Maritim Terbesar untuk Mengakhiri Blokade Gaza dan Memecah Keheningan Dunia

Oktober 6, 2025
1k
Next Post
Pertemuan Pertama Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman

Pertemuan Kedua Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir dan Suriah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Tempat Tinggal, 60 Juta Ton Puing Menutupi Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eskalasi dan Agresi; Dalih Israel untuk Mengambil Alih Kendali Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berkah dalam Tiap Suapan untuk 4.000 Warga Deir Balah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630