• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, November 13, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel Sorotan

Pertemuan Kedua Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir dan Suriah

by Adara Relief International
November 5, 2020
in Sorotan
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Pertemuan Pertama Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman
11
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Antusiasme peserta kajian dalam pertemuan kedua juga tak kalah banyaknya. Mengangkat tema “Konsolidasi Mesir dan Suriah”, Agung Waspodo mengupas kisah Salahuddin sejak awal kelahirannya. Nama kecil Salahuddin adalah Yusuf bin Ayub. Lahir di Tikrit daerah Kurdi pada 532 H/1138 M. Ia dan keluarganya lalu pindah ke Mosul, kemudian mengabdi di bawah pemerintahan Imaduddin Zanki. Pada 549 H/1154 M, Ayub (ayah Salahuddin) dan Asaduddin Syirkuh (paman Salahuddin) bertugas ke Damaskus. Di sanalah Salahuddin memperdalam ilmu administrasi.

Paman Salahuddin diperintah Nuruddin Zanki (Sultan) pergi ke Mesir (559 H/1164 M) untuk merebut Mesir dari Daulah Syiah Fathimiyah. Salahuddin dipaksa untuk menemani, sebab pamannya melihat ada potensi militer pada diri ponakannya itu. Meskipun Salahuddin sendiri sebenarnya masih ingin memperdalam ilmu administrasi. Namun dalam melakukan suatu kebaikan, terkadang kita perlu dipaksa terlebih dulu. Ternyata benar, Allah subhanahu wa ta’alla memiliki rencana besar yang bermula dari sini.

Kekhawatiran Sultan akan jatuhnya Mesir ke tangan kaum kafir akan berakibat pada jatuhnya daerah di sekitarnya. Inilah yang menjadi alasan ia memberangkatkan bala tentara guna menjaga stabilitas Mesir.

Pada 562H/1167, Salahuddin berhasil mempertahankan Iskandariyah dari serangan gabungan Syiah dan Pasukan Salib. Dua tahun kemudian Syirkuh wafat dan pasukannya diserahkan kepada Salahuddin.

Salahuddin dibesarkan dari keluarga pejuang. Ini menjadi pesan untuk kita kaum mukmin bahwa ketika kita berjuang di jalan Allah subhanahu wa ta’alla, kita harus dapat mewariskan perjuangan tersebut kepada generasi selanjutnya. Meskipun tidak dipungkiri bahwa membentuk pribadi Salahuddin bukanlah perkara mudah. Maka mulailah dari diri masing-masing.

Pada 567 H/1171 M, Salahuddin diangkat menjadi Gubernur Mesir saat berusia 36 tahun. Ia pun langsung berkoordinasi dengan Sultan. Tercatat dalam sejarah bahawa Pasukan Salahuddin berhasil menguasai pemberontakan di Nubia pada 569-571H/1173-1175 M.

Nuruddin Zanki wafat pada 570 H/1175 Mm meninggalkan pewaris tahta berusia 10 tahun bernama Ismail. Saat itu, Salahudding dalam kondisi yang dilematis. Bila masalah di Mesir tidak segera diatasi, maka hal ini akan berpengaruh pada wilayah Syam.

Baca Juga

Tawanan Palestina: Perpindahan dari Balik Jeruji Besi Menuju Penjara Terbesar di Dunia

Empat Gencatan Senjata dalam Dua Tahun Genosida Gaza: Upaya Perdamaian Atau Bagian dari Episode Genosida Berikutnya?

Ia teringat pesan ayahanda, ketika takdir membuka peluang untuk melakukan suatu kebaikan, ambillah walaupun terasa berat. Jangan ragu-ragu.

Salahuddin segera berangkat ke Damaskus untuk melakukan konsolidasi dan bertemu dengan banyak orang menginginkan posisi sultan. Sebelum berangkat, ia berkonsultasi terlebih dulu dengan para ulama, dan kemudian ia membawa misi bahwa ia akan bertanggung jawab atas pendidikan Al Malikus Shalih Ismail yang menjadi haknya dan menegakkan misi kedamaian agar tidak ada lagi orang yang berebut kekuasaan.

Keberangkatannya ke Damaskus untuk menyelesaikan masalah ini bersamaan dengan diutusnya Turansyah (kakaknya) untuk mengatasi pemberontakan di Yaman (lihat ceritanya di bagian pertama). Salahuddin memang terbiasa untuk memikirkan banyak persoalan umat pada waktu yang bersamaan.

Angkatan Laut yang Dimiliki Salahuddin

Bangsa Franc yang selalu memantau perkembangan muslim mengetahui bahwa tengah terjadi perpecahan akibat adanya pemberontakan. Inilah yang memunculkan semangat untuk mengambil alih Mesir. Franc mengerahkan bala tentara melalui jalur laut, yang mana Pasukan Salib memang terkenal dengan kehandalan pasukan lautnya.

Inilah strategi jitu yang dimiliki oleh Salahuddin. Meskipun ia memerintah di kota yang jauh berada di atas bukit, ia mampu mengantisipasi dan memperhitungkan jika hal seperti ini terjadi.

Sungai Nil memiliki dua cabang besar yang dapat dilalui kapal, yaitu sebelah timur bermuara di Dumyah dan barat di Iskandariyah. Kedua cabang ini akan bertemu di Manshurah. Tempat inilah yang dijadikan tempat pertahanan oleh Salahuddin dengan pasukan yang bermobilitas tinggi. Ini adalah strategi yang jenius karena ia tau persis tempat yang harus dipertahankan.

Allah subhanahu wa ta’alla menakdirkan kemenangan pada Pasukan Muslim (570H/1174), dengan menyelipkan ketakutan dalam hati musuh. Mereka melihat Pasukan Muslim sangat kuat, memiliki mobilitas yang tinggi, dan mereka sadar bila tidak mampu menandinginya. Bangsa Franc mundur ke perbatasan dalam kondisi gagal dan merasa rugi. Bahkan mereka meninggalkan peralatan perangnya.

Inilah efek kesalehan Salahuddin dan pasukannya yang mampu menggetarkan musuh-musuhnya. Mengapa demikian? Sebab tidak mungkin semangat jihad bercampur dengan semangat maksiat.

Dalam pertemua kedua ini, Agung Waspodo juga berpesan, bila saat ini terasa rumit utnuk membantu perjuangan Palestina, percayalah bahwa tantangan ini tidak berubah. Bersyukurlah kita memiliki kesempatan untuk mencatatkan diri dalam perjuangan agar mereka mampu bertahan hingga saat ini.

Membela Palestina akan menghabiskan energi kita. Sungguh perjuangan ini menguras dana, air mata, tenaga, pemikiran, waktu, dan doa-doa kita. Maka ambillah kesempatan untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari perjuangan hidup kita.

Keingintahuan peserta akan kisah perjuangan Salahuddin Al-Ayyubi kembali digali pada pertemuan sesi terkahir, yaitu Pertempuran Hittin hingga Fathul Quds Kamis, 29 Oktober 2020.

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar Program Bantuan Adara untuk Palestina.

Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk Palestina.

Tags: Kegiatan Adara
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pertemuan Pertama Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman

Next Post

Pertemuan Ketiga Serial Kajian Adara: Pertempuran Hittin hingga Fathul Quds

Adara Relief International

Related Posts

Peresmian terowongan di “Kota David”, dekat lingkungan Masjid Al-Aqsa (MEE)
Sorotan

Penggalian Masjid Al-Aqsa: Upaya Israel untuk Menghapuskan Identitas Islam di Al-Quds (Yerusalem)

by Adara Relief International
November 11, 2025
0
34

Pada pertengahan September lalu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, meresmikan situs wisata arkeologi kontroversial yang dipimpin oleh kelompok pemukim...

Read moreDetails
Tentara Israel melindungi pemukim ilegal yang membawa senjata di Hebron, Tepi Barat (Al Jazeera)

Luka yang Tersembunyi: Tentang Panen Zaitun yang Kandas dan Ancaman Aneksasi yang Meluas di Tepi Barat

November 5, 2025
24
Tawanan yang dibebaskan di Tepi Barat membuat simbol kebebasan dengan jarinya (The Guardian)

Tawanan Palestina: Perpindahan dari Balik Jeruji Besi Menuju Penjara Terbesar di Dunia

Oktober 30, 2025
41
Penduduk Gaza berjalan di puing-puing kehancuran akibat Genosida (MEE)

Empat Gencatan Senjata dalam Dua Tahun Genosida Gaza: Upaya Perdamaian Atau Bagian dari Episode Genosida Berikutnya?

Oktober 21, 2025
40
Seorang perempuan menangis di samping jasad anak-anak yang menjadi korban serangan Israel (MEE)

Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

Oktober 14, 2025
1.9k
Aktivis memasang bendera Palestina pada kapal yang berpartisipasi dalam Global Sumud Flotilla (MEE)

Global Sumud Flotilla: Misi Maritim Terbesar untuk Mengakhiri Blokade Gaza dan Memecah Keheningan Dunia

Oktober 6, 2025
1k
Next Post
Pertemuan Pertama Serial Kajian Adara: Konsolidasi Mesir, Nubia, Afrika Utara, dan Yaman

Pertemuan Ketiga Serial Kajian Adara: Pertempuran Hittin hingga Fathul Quds

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Tempat Tinggal, 60 Juta Ton Puing Menutupi Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eskalasi dan Agresi; Dalih Israel untuk Mengambil Alih Kendali Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berkah dalam Tiap Suapan untuk 4.000 Warga Deir Balah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630