Perempuan Palestina yang dibebaskan dalam pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas mengungkapkan perlakuan buruk yang mereka alami selama penahanan, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Bushra Al-Tawil, salah satu dari 90 tahanan Palestina yang dibebaskan, membagikan pengalamannya kepada Anadolu.
Tawil menceritakan bahwa ia ditangkap saat berada di rumah temannya. “Pasukan Israel menggerebek rumah teman saya, menghancurkan rumah tersebut, dan merusak barang-barangnya. Mereka tidak mengizinkan saya memakai jilbab. Saya dipaksa keluar dari rumah tanpa jilbab dan ditahan selama 14 jam. Itu adalah situasi paling sulit dalam hidup saya,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa seorang petugas intelijen Israel mengejeknya, berkata, “Kamu akan menghabiskan bertahun-tahun untuk memperbaiki rumah ini dan akan berutang kepada temanmu seumur hidup.”
Tawil menanggapi dengan mengatakan kepada petugas tersebut tentang solidaritas di antara warga Palestina. “Saya katakan bahwa kami sedang dalam situasi perang. Semua orang membayar harga dengan cara masing-masing. Tidak ada yang berutang kepada siapa pun dalam komunitas kami. Teman saya tidak akan pernah meminta apa pun dari saya.’”
Selain itu, Tawil menjelaskan bahwa ia ditawan hampir 10 bulan yang lalu tanpa alasan yang jelas, meskipun ia tidak memposting apa pun di media sosialnya. Setelah periode penahanan, ia dijebloskan ke penjara berdasarkan strategi “penahanan administratif” Israel, yang memungkinkan penahanan warga Palestina di Wilayah Pendudukan tanpa tuduhan resmi.
Israel membebaskan 90 tawanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam fase pertama kesepakatan gencatan senjata. Kesepakatan tiga tahap ini mencakup pertukaran tawanan dan penghentian sementara agresi, dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel di Gaza telah membunuh hampir 47.000 warga Palestina—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta melukai lebih dari 110.700 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini