Sekitar 2.000 keluarga Palestina terpaksa mengungsi dari Kamp Pengungsi Jenin akibat serangan militer Israel yang memasuki hari kedua, menurut keterangan pejabat di kota Jenin, Tepi Barat yang Diduduki, kepada Anadolu (22/01).
Di bawah kondisi yang sangat sulit, keluarga-keluarga tersebut menyebar ke desa-desa terdekat, tanpa akses terhadap kebutuhan dasar, ungkap Bashir Matahin, Kepala Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Jenin, kepada Anadolu.
“Gelombang pengungsian besar terjadi hari ini sebelum tentara Israel pada malam harinya melarang penduduk untuk keluar dan meminta mereka mencoba lagi pada Kamis pagi,” ujar Matahin. Ia menambahkan bahwa kondisi kemanusiaan para pengungsi sangat memprihatinkan. Komunitas di desa-desa sekitar mencoba membantu dengan menyediakan kebutuhan dasar, sementara pihak resmi dan lembaga non-pemerintah di Jenin dibatasi pergerakannya.
Sebelumnya, para pengungsi mengungkapkan bahwa tentara Israel mengisolasi kamp pengungsi, memaksa ratusan orang melarikan diri dengan berjalan kaki, termasuk orang sakit dan lanjut usia. Wali Kota Jenin, Mohammad Jarar, memperingatkan bahwa tentara Israel secara paksa mengosongkan seluruh lingkungan di dalam kamp pengungsi, dengan potensi penghancuran menyeluruh di area tersebut.
Saat ini, blokade dan penggerebekan di kota Jenin dan kamp pengungsinya terus berlanjut, dengan kendaraan lapis baja dikerahkan ke wilayah tersebut. Menurut otoritas Palestina, sedikitnya 10 warga Palestina terbunuh dan 40 lainnya terluka akibat serangan militer Israel.
Setidaknya 870 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 6.700 lainnya terluka akibat serangan militer Israel di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini