Pelapor Khusus PBB untuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Perempuan, Reem Alsalem, menegaskan bahwa tentara pendudukan Israel telah menggunakan pembunuhan terhadap perempuan serta penargetan layanan kesehatan reproduksi sebagai alat untuk melancarkan genosida di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan pers pada Ahad (02/2), Alsalem menyatakan bahwa “serangan Israel terhadap perempuan Palestina merupakan bagian dari strategi genosida yang sistematis.” Ia menambahkan bahwa “jika melihat tindakan Israel secara keseluruhan, menjadi jelas bahwa penargetan kapasitas reproduksi warga Palestina merupakan bagian penting dari strategi ini.”
Ia menegaskan bahwa pembunuhan terhadap perempuan Palestina hanya karena jenis kelamin mereka, tergolong sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Lebih lanjut, ia merujuk pada Konvensi PBB tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, yang melarang tindakan genosida yang bertujuan mencegah reproduksi dalam suatu kelompok tertentu.
Alsalem menjelaskan bahwa ketika seluruh tindakan ini dikaitkan, terlihat bahwa penghancuran sistem kesehatan, membiarkan bayi baru lahir menghadapi nasib mereka sendiri, serta menciptakan kondisi yang mengerikan bagi perempuan hamil dan menyusui merupakan instrumen kekerasan genosida Israel yang ditujukan untuk menghancurkan populasi Palestina secara total atau sebagian.
Ia juga menyoroti dampak yang menghancurkan dari serangan ini terhadap perempuan dan anak-anak dengan mengutip data dari Dana Kependudukan PBB (UNFPA). Menurutnya, sebanyak 800.000 perempuan telah dipaksa meninggalkan rumah mereka, sementara sekitar satu juta perempuan dan anak perempuan mengalami krisis pangan yang sangat parah.
Selain itu, Alsalem mengungkapkan bahwa tingkat keguguran meningkat hingga 300% akibat kurangnya perawatan medis yang memadai, trauma psikologis, serta pengeboman yang terus-menerus. Ia menekankan bahwa “ini bukan hanya tentang genosida, tetapi juga mencakup pembunuhan yang disengaja dan penghancuran total terhadap batasan hukum agresi.”
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa situasi di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi dalam sejarah modern, mencerminkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk akibat agresi Israel yang berkelanjutan.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini