Gaza kembali membara, di aksi damai kepulangan akbar Jumat ke 21 (17/8) tepat saat bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke 73 tahun. Aksi yang mengambil tema ” Revolusi untuk Al Quds dan Al-Aqsa” tersebut menyebabkan korban berguguran kembali, Karim Abu Fathir (30 th) telah syahid dan sebanyak 270 orang luka-luka, 60 diantaranya luka karena tembakan Israel dari jarak dekat.
Sejak aksi damai dimulai 30 Maret 2018 lalu sampai dengan hari ini korban syahid telah mencapai 158 orang dan yang luka luka sebanyak 17 ribu orang.
Hal apa saja yang telah menyemangati rakyat Palestina untuk terus turun ke medan juang dan merelakan apa saja yang bisa mereka korbankan walau nyawa sekalipun bahkan dengan resiko mereka dapat mengalami cacat seumur hidup karena amputasi dan harus rela merasakan sakitnya luka karena keterbatasan obat obatan dan alat operasi.
Mereka bertahan melakukan perlawanan, karena Israel dengan negara negara yang mendukungnya mempunyai rencana jahat terkait tanah Palestina, atas nama Deal of Century yang bertujuan untuk :
1. Mendirikan Negara Palestina meliputi Gaza Baru dan beberapa wilayah di Tepi Barat
2. Membangun infrastruktur antara lain dengan membangun bandara, pelabuhan Gaza, perumahan, pertanian, kawasan industri dan kota2 baru, dan dengan didanai oleh negara negara donatur sebesar 10M USD
3. Status Al Quds dan masalah kembalinya pengungsi ditunda untuk negosiasi berikutnya.
Jika poin pertama dan kedua berhasil mereka dapatkan maka poin ketiga keinginan mereka untuk menguasai Al Quds dan tepi barat akan terealisasi dengan sendirinya. Israel dan negara pendukungnya akan mencapai apa yang mereka inginkan maka tidak ada lagi Palestina. Tidak akan ada Palestina tanpa Al Quds dan Al Aqsa.
Maka, kita diingatkan kembali untuk terus menghadirkan semangat dalam membantu warga Palestina yang sedang berjuang sedirian secara fisik dimana aksi tersebut merupakan satu satunya cara untuk menghentikan niat jahat Isarel dan pendukungnya.
Fardu ain bagi kita adalah terus melakukan edukasi kepalestinaan dan menggalang dana semaksimal mungkin dengan apa yang kita bisa lakukan agar perjuangan fisik warga Palestina tidak lagi di bebani memikirkan biaya untuk mereka bertahan. (Nurjanah Adara)