Membuka Agustus (1/8), Buldoser pendudukan Israel merobohkan bangunan komersial seluas 200 meter persegi milik warga Palestina Ahmed Khalil Abdullah di Kota Deir Ballut, sebelah barat Salfit. (DoP)
Seorang wanita Palestina berjalan melewati kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran sengit antara dua faksi Palestina di dalam kamp pengungsi Ein al-Hilweh di kota pelabuhan Sidon, Lebanon selatan (2/8). (Foto: Stringer/DPA)
Nagham Al Ghattas membuat produk kosmetik dari jamur di kota Gaza (3/8). Ia mengekstraksi protein dari jamur dan menggunakannya untuk pembuatan kosmetik dan produk kesehatan alami. Melalui jamur, Al Ghattas telah menyediakan lapangan kerja bagi banyak perempuan. (APA Images/Jinha Agency)
Suasana duka terpancar dari keluarga Mahmoud Abu Saan, 17, saat pemakaman Abu Saan di kota Tulkarm, Tepi Barat (4/8). Kepalanya ditembak dalam konfrontasi dengan pasukan Israel yang menyerbu Kamp Pengungsian Nur Shams di timur Tulkarm. (MEE, TRT, Daily Sabah)
Pemukim kolonial, Elisha Yarad membunuh remaja Palestina Qusai Mu’tan di Desa Burqa, sebelah timur Ramallah (4/8). Ia menjabat sebagai juru bicara anggota parlemen Israel Limor Son-Har Melech dari partai sayap kanan Otzma Yehudit, dan merupakan salah seorang yang menyuarakan untuk “memusnahkan” kota Huwara di Palestina pada musim semi lalu. Ia ditangkap dan diadili untuk kemudian dibebaskan dua pekan kemudian. (Al-Jazeera, Haaretz)
Musim panen mangga telah tiba di Jalur Gaza yang diblokade (5/8). Ini merupakan momen istimewa bagi keluarga yang sangat bergantung pada sektor ini untuk mata pencaharian mereka. Ada berbagai jenis mangga yang siap dipanen, dengan harga berkisar antara 1,5—2,3 dolar per kilogram. (Palinfo)
Pada Sabtu (5/8), petugas bangunan melakukan pemeliharaan dan perbaikan Dome of Chain (Kubah Rantai), salah satu landmark paling terkenal di halaman Masjid Al-Aqsa, Al-Quds (Al-Qastal).
Anak laki-laki Palestina, Jibril Sawarka yang berusia empat tahun berada dalam kondisi kritis (6/8), setelah ditabrak oleh pemukim ilegal Israel di Desa Kisan, selatan Betlehem. Pelaku melarikan diri dari TKP. Dua hari sebelumnya, pemukim Israel lainnya menabrak seorang anak Palestina berusia 4 tahun di Hebron (AL-Khalil), Tepi Barat. (WAFA, MEMO, Palestine Chronicle)
Departemen Luar Negeri AS untuk pertama kalinya menggunakan kata “teror” dalam menggambarkan serangan pemukim Israel yang menewaskan seorang pemuda Palestina (6/8). Israel menolak label teror tersebut bahkan mengatakan bahwa pelaku pembunuhan sebagai pahlawan. (Al-Monitor, AL-Jazeera, MEE)
Pada 3—6 Agustus , lebih dari 300 pengendara sepeda melakukan pawai dari Swansea ke Bristol untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan rakyat Palestina yang hidup di bawah rezim apartheid Israel. (The Big Ride 4 Palestine, MEMO)
Ketika suhu melonjak pada musim panas (7/8), warga Palestina menyegarkan diri dengan berenang di mata air kuno di Desa Battir, Tepi Barat. (Mamoun Wazwaz/APA)
Australia akan kembali menyebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza sebagai “Wilayah Penjajahan Palestina,” setelah istilah tersebut tidak lagi digunakan selama dekade terakhir. Pada konferensi kaukus Partai Buruh (8/8), Menlu Australia Penny Wong mengatakan pemerintah memperkuat penolakannya terhadap permukiman Israel di Tepi Barat dengan menegaskan bahwa permukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional dan merupakan hambatan signifikan bagi perdamaian.
Sementara itu, Alon Liel, diplomat senior Israel, mendesak Australia untuk mengakui negara Palestina, sebab hanya dengan memberikan peningkatan legitimasi internasional kepada negara Palestina, perjuangan menuju demokrasi dan perdamaian bagi semua orang dapat terwujud. (JTA/Guardian)
Ana Povrzenic, Direktur Dewan Pengungsi Norwegia mengatakan dalam sebuah laporan (10/8) bahwa kekerasan pemukim Israel dan pengambilalihan tanah Palestina secara ilegal telah memindahkan secara paksa hampir 500 warga Palestina dari tujuh komunitas selama 20 bulan terakhir. (WAFA, MEE)
Warga Palestina berdebat dengan pasukan Israel selama protes terhadap pendirian pos-pos permukiman Israel di Beit Dajan (11/8), timur Kota Nablus, Tepi Barat. (Mohammed Nasser/APA)
Di Tepi Barat, warga Palestina dan pemukim Israel memiliki akses yang sangat berbeda terhadap sumber daya air – bahkan ketika mereka tinggal di bukit yang sama. Bagi sekelompok desa di Perbukitan Hebron Selatan di Tepi Barat, pembatasan yang dilakukan tentara Israel telah menciptakan krisis air hingga menyebabkan kekurangan air untuk minum, mandi, dan pertanian (13/8). Akibatnya, warga Palestina terpaksa menampung air hujan atau membeli kontainer air dengan harga selangit. (+972 Magz)
Warga Palestina berkumpul untuk melakukan protes di depan kantor Palang Merah (14/8) untuk menyatakan solidaritas terhadap tawanan Palestina di penjara-penjara Israel. Berdasarkan data dari Lembaga HAM Addameer, terdapat sekitar 4900 tawanan Palestina di penjara Israel, termasuk 155 anak dan 32 perempuan (Palinfo)
Abdallah al-Shaboul, mantan prajurit Angkatan Bersenjata Yordania yang ikut serta dalam Perang Arab-Israel pada tahun 1967, meninggal pada usia 89 tahun (14/8). Pada 1967 Al-Shaboul bersumpah untuk tidak minum teh sampai Al-Quds (Yerusalem) bebas dari pendudukan Israel. Hingga hari kematiannya, ia belum lagi menikmati minuman kesukaannya itu. (QNN)
Sebanyak 1.471 warga Palestina di Jalur Gaza tuntas mengaji dalam satu sesi (15/8). Kegiatan ini sebagai wadah untuk memperkuat prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an, yang juga menjadi pedoman falsafah bangsa. ( MEMO, ILKHA, PalpostN )
Pasukan besar tentara Israel disertai dengan buldoser militer menyerbu Kamp Pengungsi Balata, memaksa keluarga Shallal untuk keluar dari tempat tinggal mereka. Pasukan Israel kemudian meledakkan Gedung tersebut sekitar pukul 3 pagi (16/8). “Kami diusir secara paksa, dan kami tidak boleh membawa apa pun ke luar rumah, bahkan kartu identitas dan tas sekolah,” kata Shallal, ayah tujuh anak berusia 40 tahun. “Kami sekarang menjadi tunawisma; istri saya dan anak-anak kami, yang tertua berusia 12 tahun dan yang termuda berusia satu setengah tahun.” (Al-Jazeera)
Komite Tinggi Kepresidenan untuk Urusan Gereja pada Rabu (16/8) mengutuk serangan Israel terhadap para biarawan, ulama, dan jemaat Kristen lainnya yang berpartisipasi dalam perayaan Sabtu Suci di Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki. “Selama berhari-hari, polisi Israel mengancam akan menutup Kota Suci, dan meminta gereja-gereja untuk mengurangi jumlah peserta yang diizinkan memasuki Gereja Makam Suci,” kata Ramzi Khoury. (MEMO, Arab News)
Para pelayat mengambil bagian dalam prosesi pemakaman Mustafa Kastouni, warga Palestina berusia 32 tahun, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel dalam serangan di Jenin (17/8). Militer Israel juga meledakkan rumah Kastouni dan menahan setidaknya dua warga Palestina lainnya. (MEE, WAFA)
Pengunjuk rasa Palestina melempar batu melawan pasukan pendudukan Israel di Kota Kafr Qaddum (18/8). Belasan warga Palestina menderita luka-luka akibat peluru berlapis karet, sementara puluhan lainnya menderita sesak napas. (WAFA)
Pasukan Israel menggeledah kendaraan warga Palestina di pos pemeriksaan Huwwara, selatan Nablus (19/8). Pasukan Israel juga menyerbu Beita, kota terdekat, hingga menyebabkan konfrontasi dengan warga Palestina. Tentara menembakkan peluru karet, gas air mata, dan bom suara ke arah warga, melukai lebih dari 100 orang, sebagian besar menderita sesak napas karena menghirup asap. (APA/ MEE)
Sekolah Khallet Al-Dabea, di wilayah Masafer Yatta, memulai tahun ajaran baru (19/8). Namun, sekolah ini, bersama 53 sekolah lainnya, menghadapi ancaman pembongkaran oleh Israel. Juru bicara Kementerian Pendidikan Palestina, Sadiq Al-Khadour, menyatakan bahwa pendudukan Israel mengancam akan menghancurkan setidaknya 53 sekolah di wilayah yang diklasifikasikan Area (C) di Tepi Barat, yang membahayakan masa depan lebih dari seribu siswa Palestina. (Jordan News/MEE/QNN)
Warga lingkungan Ad-Duyuk di Kota Jericho, Tepi Barat yang diduduki, terbangun karena tentara Israel dan alat berat menyerbu lingkungan tersebut untuk melakukan pembongkaran rumah (21/8). Penggerebekan tersebut mengakibatkan tiga rumah dibongkar dengan dalih tidak memiliki izin Israel untuk mendirikan bangunan. (QNN)
Pasukan pendudukan Israel menembakkan bom gas ke arah pengunjuk rasa damai Palestina yang berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza untuk memperingati 54 tahun pembakaran Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Yerusalem) oleh Denis Michael Rohan, seorang warga Australia. (Foto: Husni Aslih)
Nelayan Nafez al-Sheikh mengatakan mimpinya adalah bisa “menangkap ikan dengan bebas” di perairan lepas pantai Gaza. Lebih dari 200 nelayan berdiri bersama di dermaga pelabuhan Gaza (22/8) untuk menyuarakan kemarahan mereka atas berlanjutnya pelanggaran Israel terhadap mereka dan menuntut intervensi internasional. (Al-Jazeera)
Pasukan Israel membunuh Othman Abu Kharj, remaja Palestina berusia 17 tahun di Tepi Barat yang diduduki (22/8). Para pelayat Palestina mengambil bagian dalam prosesi pemakaman Abu Kharj yang dibunuh oleh pasukan Israel dalam serangan militer ke Kota Al-Zababdeh di Jenin saat fajar hari ini.
(Al-Jazeera, MEE, Haaretz)
Pasien kanker Palestina di Kota Gaza melakukan protes (24/8). Mereka menuntut hak atas pengobatan penyakit sekaligus menentang blokade Israel atas Gaza yang telah berlangsung selama hampir 17 tahun. (Palinfo)
Seorang pria Palestina mengibarkan bendera saat konfrontasi dengan pasukan Israel (25/8), setelah demonstrasi menentang permukiman di Desa Kafr Qadoum, dekat Nablus, Tepi Barat. (Alaa Badarneh/EFE)
Seorang pemandu menunjukkan peta Al-Quds (Yerusalem) dalam rangkaian acara kamp untuk pemuda. Peta tersebut digunakan dalam tur perkenalan Kota Tua Al-Quds (Yerusalem). (QNN)
Seorang ayah tengah menemani putrinya berjalan menuju sekolahnya di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada hari pertama tahun ajaran baru (26/8). Lebih dari 625.000 pelajar Palestina laki-laki dan perempuan di Jalur Gaza kembali bersekolah pada tahun ajaran 2023—2024.
Warga Brighton, juga ribuan orang di berbagai negara, mengambil bagian dalam kampanye “Berenang bersama Gaza” untuk menunjukkan solidaritas terhadap Jalur Gaza yang telah dikepung ketat oleh ‘Israel’ (27/8). “Kami tahu pantai adalah salah satu dari sedikit tempat yang digunakan warga Gaza untuk melepaskan diri dari himpitan kehidupan sehari-hari,” kata salah seorang juru bicara. (Anadolu)
Sebuah laporan Human Rights Watch (HRW) yang diterbitkan pada 28 Agustus mengungkapkan peningkatan besar dalam pembunuhan anak-anak Palestina oleh Israel di Tepi Barat yang diduduki. Direktur hak-hak anak di HRW, Bill Van Esveld mengatakan, “Pasukan Israel semakin sering menembaki anak-anak Palestina yang hidup di bawah penjajahan.” Dia memperingatkan bahwa “jika sekutu Israel, khususnya Amerika Serikat tidak menekan Israel untuk mengubah perilakunya, maka akan lebih banyak lagi anak-anak Palestina yang terbunuh.” (HRW, MEMO, WAFA)
Di depan kantor Komite Palang Merah Internasional di Kota Gaza (28/8) dan Ramallah, Tepi Barat (29/8), warga Palestina menuntut pengembalian jenazah yang ditahan oleh pasukan Israel. Pihak berwenang Israel telah meningkatkan strategi menahan jenazah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan atau pemukim Israel. (Omar Ashtawy/APA)
Tiga puluh enam tahun telah berlalu sejak pembunuhan Naji al-Ali, seorang kartunis Palestina yang dikenal sebagai pencipta karakter Handala, sebuah ikon perlawanan Palestina. Ali ditembak dan terluka parah di jalanan London pada 22 Juli 1987, dan tetap koma sampai kematiannya pada tanggal 29 Agustus. (QNN)
Warga Israel berkerumunan warga Israel di lokasi dugaan serangan penikaman di Al-Quds Timur yang menewaskan Khaled Samer Fadel al-Zaanin, anak Palestina berusia 14 tahun (30/8). Video menunjukkan ia terbaring di tanah, mengangkat tangannya ke udara, dan tidak menimbulkan ancaman apa pun, ketika seorang tentara Israel berdiri dan menodongkan pistol ke arahnya. Ia kemudian ditembak, sementara warga Israel bersorak ketika tubuh anak yang terbunuh itu tergeletak. Setidaknya satu orang terdengar jelas meneriakkan “kematian bagi orang-orang Arab” dalam bahasa Ibrani. (Atef Safadi/EFE)
Warga Palestina di Jalur Gaza mengambil bagian dalam aksi untuk menyatakan dukungan mereka kepada rakyat Libya yang bangkit melawan normalisasi penjajahan Israel (31/8). Sebelumnya, tersebar gambar Menlu Libya Najla Mangoush melakukan pertemuan dengan Menlu Israel Eli Cohen. Hal itu memantik protes luas di Libya, hingga menyebabkan Mangoush dinonaktifkan dari posisi Menlu. (Yt News, The Jerusalem Post)
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Bersama_dalam_solidaritas
#Palestina_dengan_kompas_saya
#Bersama_kita_menang_her