Virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) ditemukan di peternakan PT Indo Tirta Suaka (ITS) Pulau Bulan, Batam. Imbasnya, pemerintah Singapura mulai menghentikan sementara impor babi hidup dari Indonesia pada April 2023 lalu. Ribuan hewan ternak di Sulawesi Selatan juga mati mendadak akibat penyakit ini. Meski banyak ahli yang menyebut penyakit ini tidak dapat menular ke manusia, masyarakat tentu tetap merasa khawatir. Namun, apa itu flu babi Afrika? Apakah berbeda dengan flu babi?
Mengutip European Food Safety Authority, virus ini tidak berbahaya bagi manusia, tetapi menyebabkan gangguan sosial ekonomi yang signifikan di banyak negara. Penyakit ini membutuhkan waktu beberapa tahun untuk diberantas. Tidak ada vaksin maupun obatnya. Tanda-tanda khas flu babi Afrika termasuk demam, aborsi, pendarahan, dan kematian mendadak.
“African swine fever merupakan flu babi Afrika, disebabkan virus asfarviridae family (bukan virus influenza),” tegas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, Senin (15/5). dr Nadia menyebut flu babi Afrika sejauh ini tidak menular ke manusia, tetapi tetap wajib diwaspadai lantaran bisa ‘bertahan’ pada permukaan termasuk daging olahan. Menurutnya, lebih aman jika masyarakat memasak lebih dulu daging yang dibeli.
Kemenkes menegaskan bahwa ASF atau flu babi Afrika adalah hal yang berbeda dengan swine flu atau flu babi (H1N1). “ASF ini adalah African Swine Fever. Jadi ini adalah penyakit pada babi. Kalau swine flu juga sebenarnya penyakit influenza pada babi,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Antara.
“Flu babi Afrika menular dari hewan sakit ke hewan lainnya dan belum pernah terbukti menular ke manusia, sedangkan flu babi terbukti menginfeksi babi dan manusia yang ditandai dengan demam, depresi, dan mengeluarkan cairan pada mata dan hidung.” Siti Nadia menambahkan bahwa H1N1 merupakan penyakit infeksi pada babi yang menyerang saluran napas, tapi flu babi Afrika menyerang saluran cerna.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini