• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Senin, Februari 6, 2023
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Ketahui Penyebabnya, Cegah Stunting, Wasting, dan Underweight

by Adara Relief International
Januari 19, 2023
in Artikel, Sorotan
Reading Time: 6 mins read
0 0
0
Ketahui Penyebabnya, Cegah Stunting, Wasting, dan Underweight
61
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Sejak pandemi virus Covid-19, sistem ketahanan pangan dan sistem kesehatan Indonesia melemah sehingga menyebabkan semakin melebarnya ketimpangan akses dan menurunnya kualitas layanan kesehatan dan gizi. Pada Laporan Tahunan UNICEF 2021 Terdapat sekitar 45% rumah tangga dengan anak yang porsi dan nilai gizi makanan yang tersedia di rumah berkurang sepanjang 2021.[1] Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Di samping itu, terdapat wasting dan underweight yang ikut menggambarkan status kekurangan gizi di Indonesia.

Baca Juga

Palestina dalam Gambar, Januari 2023

Bahaya, Stunting Berdampak pada Kemunduran Bangsa!

Stunting merupakan tinggi badan yang rendah menurut usia anak atau gangguan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya, dan infeksi yang persisten sehingga anak menjadi pendek atau sangat pendek. Anak yang stunting tidak selalu tampak kurus karena anak bisa saja terlihat gemuk atau berat badannya normal, hanya tinggi badannya lebih pendek daripada ukuran yang seharusnya pada usia tersebut (TB/U).

Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan. Seorang anak bisa memiliki tinggi badan yang cukup tetapi berat badannya rendah (kurus), dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah. Anak yang menderita stunting akibat kekurangan zat gizi protein secara kronis atau anak yang mengalami wasting akibat kehilangan berat badan secara akut dapat dimasukkan ke dalam kriteria anak dengan gizi kurang atau underweight.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia yang dilaksanakan pada 2021 mengungkapkan prevalensi bahwa 24,4% anak mengalami tubuh pendek (stunting) dan 7,1% mengalami tubuh kurus (wasting).[2] Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas toleransi stunting suatu negara hanya 20% yang berarti masalah kesehatan masyarakat Indonesia dianggap kronis.

Stunting terjadi ketika 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau periode emas dari seorang tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai untuk mendukung tumbuh kembangnya. Pemenuhan gizi pada 1.000 HPK bayi sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak selanjutnya. Kekurangan angka kecukupan gizi pada 1.000 HPK berhubungan dengan rendahnya kemampuan kognitif dan perkembangan motorik saat anak memasuki usia sekolah (9 tahun) dan (8–11 tahun), bahkan gangguan kognitif tersebut bersifat permanen. Selain itu, terganggunya pertumbuhan anak karena kekurangan gizi pada dua tahun pertama berisiko terhadap gangguan emosi dan perilaku buruk pada masa remajanya, termasuk peningkatan gejala cemas dan depresi.[3]

Infografis angka kecukupan gizi
Sumber: mediaindonesia.com

Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami, baik oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 HPK dari anak balita.[4] Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting yaitu:

  • Praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0–6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, dan 2 dari 3 anak usia 0–24 bulan tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang bergizi.
  • Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk pelayanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post-Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
  • Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. Menurut beberapa sumber (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS), komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengan di New Delhi, India. Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal daripada di Singapura. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.
  • Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

Stunting dan permasalahan kekurangan gizi lain yang terjadi pada balita erat kaitannya dengan kemiskinan. Stunting umumnya terjadi akibat balita kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati serta zat besi. Pada daerah-daerah dengan kemiskinan tinggi, seringkali ditemukan balita kekurangan gizi akibat ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan primer rumah tangga. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan, permasalahan kemiskinan ekstrem dan stunting saling beririsan hingga mencapai angka 60%. Meskipun demikian, stunting juga banyak ditemukan di kalangan penduduk berpenghasilan lebih tinggi. Data Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa 25% anak dari desil kesejahteraan tertinggi mengalami stunting, dibanding 43% anak dari desil termiskin.[5]

Stunting merupakan masalah yang serius bagi suatu negara karena akan menyebabkan turunnya produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) negara pada masa mendatang. Pemberian gizi seimbang merupakan upaya dalam penanggulangan stunting yang terjadi pada anak. Tanpa gizi yang baik anak-anak akan kehilangan kemampuan untuk mencapai potensi penuh mereka. Namun, stunting bukan hanya disebabkan kurangnya akses pangan (kasus rumah tangga miskin), melainkan juga oleh faktor-faktor sosial-ekonomi, kesehatan, perilaku, pola asuh, dan kognitif lain, seperti pemberian air susu ibu (ASI) non-eksklusif dan pendidikan orang tua. Persoalan Indonesia dengan prevalensi stunting yang masih sangat tinggi ini harus segera ditindaklanjuti. Penurunan stunting merupakan Prioritas Nasional yang membutuhkan peran pemerintah pusat dan daerah melalui kerjasama multisektor, serta tidak terlepas dari kesadaran masyarakat Indonesia untuk hidup sehat.

 

Vannisa Najchati Silma, S. Hum

Penulis merupakan Relawan Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana jurusan Sastra Arab, FIB UI.

 

Sumber:

Bappenas, Penetapan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2021-2024, https://jdih.bappenas.go.id/data/abstrak/2021-KEPMEN-PPN-124-Rencana_Aksi_Nasional_Pangan_dan_Gizi_tahun_2021-2024.pdf

https://p2ptm.kemkes.go.id/post/stunting-ancaman-generasi-masa-depan-indonesia

https://www.republika.id/posts/36430/mengeroyok-kemiskinan-dan-stunting

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). https://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf

UNICEF, Laporan Tahunan 2021, https://www.unicef.org/indonesia/media/13816/file/Laporan%20Tahunan%202021%20-%20Single%20page.pdf

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1673/stunting-vs-wasting-pada-anak

  1. UNICEF, Laporan Tahunan 2021, https://www.unicef.org/indonesia/media/13816/file/Laporan%20Tahunan%202021%20-%20Single%20page.pdf hlm. 5. ↑
  2. UNICEF, Laporan Tahunan 2021, https://www.unicef.org/indonesia/media/13816/file/Laporan%20Tahunan%202021%20-%20Single%20page.pdf hlm. 5. ↑
  3. Bappenas, Penetapan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2021-2024, https://jdih.bappenas.go.id/data/abstrak/2021-KEPMEN-PPN-124-Rencana_Aksi_Nasional_Pangan_dan_Gizi_tahun_2021-2024.pdf hlm. 1. ↑
  4. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017, 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting), https://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf hlm. 7. ↑
  5. Bappenas, Penetapan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2021-2024, https://jdih.bappenas.go.id/data/abstrak/2021-KEPMEN-PPN-124-Rencana_Aksi_Nasional_Pangan_dan_Gizi_tahun_2021-2024.pdf ↑

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Free Email Updates
We respect your privacy.

Tags: Kesehatan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pemukim Israel Sengaja Serang Anak-anak di Masafer Yatta, Palestina

Next Post

Adara Jalin Silaturahmi dengan PW Wanita Islam Nusa Tenggara Timur

Adara Relief International

Adara Relief International

Related Posts

Damascus photos | IMAGO
Artikel

Palestina dalam Gambar, Januari 2023

by Adara Relief International
Februari 6, 2023
0

Ahmad Taqash (76) telah berjualan manisan lebih dari 40 tahun di Gerbang Damaskus di Kota Tua Al-Quds (1/1). Selama bertahun-tahun,...

Read more
Bahaya, Stunting Berdampak pada Kemunduran Bangsa!

Bahaya, Stunting Berdampak pada Kemunduran Bangsa!

Februari 6, 2023
kebun

Wakaf Mukhayriq, Wakaf Produktif Pertama dalam Sejarah

Februari 3, 2023
Wakaf Di Balik Masjid Nabi (Nabawi)

Wakaf Di Balik Masjid Nabi (Nabawi)

Februari 3, 2023
Masjid Quba, Wakaf Masjid Pertama Rasulullah SAW

Masjid Quba, Wakaf Masjid Pertama Rasulullah SAW

Februari 3, 2023
Pembangunan Tembok Apartheid: Matriks Kontrol dan Penindasan atas Rakyat Palestina

Pembangunan Tembok Apartheid: Matriks Kontrol dan Penindasan atas Rakyat Palestina

Januari 25, 2023
Next Post
Adara Jalin Silaturahmi dengan PW Wanita Islam Nusa Tenggara Timur

Adara Jalin Silaturahmi dengan PW Wanita Islam Nusa Tenggara Timur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • 835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

    835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Darurat Stunting: Angka Stunting Melebihi Batas Prevalensi Stunting Dunia dan Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Anak Yatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 52 Tahun Peristiwa Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Masjid Al Qibli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Company Profile - Adara Relief International

Company Profile - Adara Relief International

00:03:01

“Wonderful Children for Wonderful Family”

00:00:46

Bantuan Halaqah Tatsbit Al-Quran untuk Pengungsian Palestina

00:02:04

Bantuan Halaqah Tahfidz Al-Quran di Pengungsian Palestina

00:01:10

STRONG 'WHY' TO LIGHT UP AL-AQSA

02:04:05
Telegram Instagram Facebook Twitter Youtube Whatsapp

Klik untuk dapatkan update info terbaru

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sosial Media
  • Donasi

Yayasan Adara Relief Internasional


GrahaQu Lt.2,
Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No.1,
Desa/Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12740
Indonesia

© 2022 Adara Relief International

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
Donasi Sekarang

© 2022 Adara Relief International

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist