Seorang pemukim Israel pada Rabu sore (18/1) berusaha untuk menabrak anak-anak Palestina di Masafer Yatta di selatan Tepi Barat, menurut seorang penduduk setempat. Mamdouh Abu Tabikh, seorang penduduk, mengatakan kepada WAFA bahwa seorang pemukim yang mengendarai traktor melaju ke arah empat anak berusia antara satu dan tujuh tahun di daerah Ein al-Biyda dalam upaya untuk menabrak mereka, tetapi gagal.
Abu Tabikh mengatakan bahwa dia berhasil menyelamatkan anak-anak itu dari jalan pada saat-saat terakhir. Dia mengatakan bahwa anak-anak tersebut sangat ketakutan dengan apa yang telah terjadi. Pada pekan lalu, Abu Tabikh juga telah menerima perintah pembongkaran terhadap rumahnya, bangunan seluas 170 meter persegi yang menampung dia dan tujuh orang keluarganya.
Setelah gagal menabrak anak-anak Palestina, para pemukim menyerang dan melukai seorang ayah Palestina bersama putranya di Masafer Yatta, selatan Kota Hebron di Tepi Barat. Fuad al-‘Amour, aktivis setempat, mengatakan bahwa sekelompok pemukim menyerang seorang pria Palestina dan keluarganya secara brutal di wilayah Beir al-‘Ad. Pemukim memukuli dan melemparkan batu ke arah mereka, menimbulkan luka dan memar di sekujur tubuhnya serta putranya. Kedua korban dievakuasi ke rumah sakit, dan kondisi mereka digambarkan sedang.
Para penyerang dilaporkan berasal dari permukiman ilegal Mitzpe Yair, yang terletak di sebelah timur Yatta. Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina dan properti mereka rutin terjadi di Tepi Barat dan jarang dituntut oleh otoritas Israel. Kekerasan pemukim antara lain meliputi pembakaran properti dan masjid, pelemparan batu, pencabutan tanaman dan pohon zaitun, serta penyerangan terhadap rumah-rumah yang rentan.
Pada hari yang sama juga, Pengadilan Israel menguatkan keputusan untuk menghancurkan Sekolah Dasar Khashm al-Karm di hutan belantara Badawiya di Masafer Yatta, selatan Kota Hebron, Tepi Barat, setelah menolak petisi untuk menghentikan pembongkaran, dan memberikan waktu 10 hari kepada otoritas pendudukan militer untuk melakukan pembongkaran.
Kepala dewan desa al-Masafer, Nidal Younis, mengatakan kepada WAFA bahwa pengadilan menolak petisi yang menentang pembongkaran dan membatalkan perintah sebelumnya untuk menghentikan pembongkaran sekolah. Dia menunjukkan bahwa sekolah seluas 140 meter persegi tersebut dibangun dengan dana dari Uni Eropa pada tahun 2022 melalui Yayasan Aksi Melawan Kelaparan, dan melayani sejumlah komunitas Badui di daerah itu dengan 50 siswa yang hadir.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini