Diperkirakan 194 juta anak yang lahir antara sekarang dan tahun 2030 akan mengalami hambatan pertumbuhan. Temuan terbaru dari alat visualisasi data terbaru Save the Children, the Child Atlas [childatlas.org], mengungkap konsekuensi buruk dari tidak adanya tindakan global dalam mengatasi meningkatnya tingkat malnutrisi. Jika tren stunting saat ini terus berlanjut maka rata-rata hampir satu bayi baru lahir akan mengalami stunting setiap detiknya selama tujuh tahun ke depan.
Stunting merusak pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang kekurangan gizi dan dapat berdampak buruk seumur hidup. Stunting akan membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi serta merusak perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Negara-negara di Afrika Sub-Sahara akan menanggung beban terberat, dengan diperkirakan mencapai 86 juta kasus stunting pada anak-anak yang lahir antara tahun 2023 dan 2030, diikuti oleh Asia Selatan dengan 67 juta kasus. Kawasan Asia Timur dan Pasifik diperkirakan akan mengalami hampir 22 juta anak-anak yang mengalami stunting. Sementara Timur Tengah dan Afrika Utara bersiap menghadapi 9,6 juta kasus, dan Amerika Latin dan Tengah memperkirakan 6,7 juta anak akan menghadapi pertumbuhan terhambat.
Pakistan dan Republik Demokratik Kongo (DRC) termasuk di antara empat negara teratas yang diperkirakan akan menghadapi tingkat stunting tertinggi dalam tujuh tahun ke depan, dengan lebih dari 25% populasi mereka saat ini mengalami tingkat krisis kelaparan.
Child Atlas juga menemukan bahwa lebih dari separuh proyeksi kasus stunting pada anak-anak yang lahir dalam tujuh tahun ke depan akan terjadi pada anak-anak yang tinggal di 40% rumah tangga termiskin. Hal ini menunjukkan dampak kemiskinan ekstrem terhadap perkembangan anak.
Meskipun angka stunting terus menurun sejak tahun 2000, kemajuan yang dicapai masih jauh dari target yang disepakati secara internasional yaitu 100 juta kasus pada tahun 2025 atau pemberantasan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030.
Sumber:
https://www.savethechildren.net
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها