Euro-Med Human Rights Monitor mengungkap kondisi kesehatan yang tragis dan mengejutkan dari para tawanan Palestina yang dibebaskan dalam gelombang ketujuh pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas.
Dalam pernyataannya pada Kamis (27/2), lembaga tersebut menegaskan bahwa tanda-tanda penyiksaan tampak jelas pada tubuh para tawanan yang lemah, mencerminkan tingkat kejahatan sistematis dan perlakuan tidak manusiawi yang mereka alami. Penyiksaan ini melampaui batas-batas moral dan hukum.
Penyiksaan Sistematis Hingga Detik Terakhir
Laporan Monitor menunjukkan bahwa Israel terus menggunakan penyiksaan sebagai alat untuk mengintimidasi dan menekan para tawanan, dengan tujuan menghancurkan semangat mereka hingga saat-saat terakhir sebelum dibebaskan.
Tim lapangan Monitor mendokumentasikan sejumlah cedera serius yang dialami para tawanan, termasuk amputasi, pembengkakan parah akibat penyiksaan, serta kondisi tubuh yang sangat lemah dan kelelahan. Para tawanan yang dibebaskan juga mengungkapkan bahwa mereka mengalami pemukulan brutal, pelecehan, serta ancaman terus-menerus, meskipun sebagian besar dari mereka tidak dikenai dakwaan resmi.
Kejahatan Perang dan Kejahatan Kemanusiaan
Monitor menekankan bahwa penyiksaan brutal serta kelalaian medis yang disengaja terhadap para tawanan telah mencapai tingkat yang mengejutkan dan tidak dapat diterima secara moral maupun hukum.
Lebih lanjut, lembaga ini menyoroti bahwa tindakan Israel terhadap para tawanan Palestina merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Informasi terpercaya menunjukkan bahwa puluhan tawanan telah meninggal di dalam penjara dan pusat penahanan Israel, sementara Israel terus menyembunyikan data terkait mereka.
Monitor menyerukan kepada negara-negara dan organisasi internasional untuk segera mengambil langkah tegas guna menghentikan kejahatan sistematis ini. Selain itu, diperlukan upaya yang lebih intensif dari media dan kelompok hak asasi manusia untuk menyoroti penderitaan para tawanan Palestina serta menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran yang terjadi.
Kondisi Fisik yang Mengenaskan
Tanda-tanda penyiksaan dan penganiayaan tampak jelas pada tubuh para tawanan yang dibebaskan. Luka bekas penyiksaan terlihat di tangan dan kaki mereka, dengan pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Selain itu, kondisi fisik mereka mengindikasikan bahwa mereka mengalami kelaparan selama masa penahanan. Kesaksian para tawanan menyebutkan bahwa mereka hanya menerima sedikit makanan, bahkan beberapa di antaranya sama sekali tidak diberi makan atau dilarang tidur sebagai bentuk hukuman kejam.
Pembebasan yang Tertunda
Otoritas pendudukan Israel akhirnya membebaskan kelompok ketujuh tawanan dalam kesepakatan gencatan senjata pada Kamis (27/02) dini hari. Pembebasan ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan dengan kelompok perlawanan Palestina di Gaza. Namun, proses pembebasan sempat tertunda hampir satu pekan.
Dalam gelombang ketujuh pertukaran ini, sebanyak 642 tawanan dibebaskan. Di antara mereka, 151 tawanan menjalani hukuman seumur hidup dan hukuman panjang. Rinciannya, 43 tawanan dibebaskan ke Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem), 97 diasingkan ke luar negeri, serta 11 tawanan dari Gaza yang ditangkap sebelum 7 Oktober 2023. Selain itu, 445 tawanan lainnya berasal dari kelompok yang ditangkap setelah 7 Oktober, termasuk 46 perempuan dan anak-anak, menurut laporan Kantor Media Asra.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini