Kebanyakan ibu hamil tentunya berharap kehamilannya sehat dan tidak disertai komplikasi. Salah satu indikator atau tanda kehamilan yang sehat ditunjukkan dengan berat badan normal ibu hamil. Ketika mengandung, ibu dengan indeks massa tubuh normal (18,5-24,9) sebelum hamil direkomendasikan untuk mencapai kenaikan berat badan sekitar 11,5-16 kilogram. Kenaikan berat badan tidak boleh terlalu banyak maupun kurang dari itu.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan, kenaikan berat badan ibu hamil yang berlebihan berisiko menyebabkan bayi besar sampai hipertensi kehamilan atau preeklamsia. Sedangkan kenaikan berat badan ibu hamil yang terlalu sedikit juga bisa mengganggu tumbuh kembang janin sampai menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Menurut panduan Buku Kesehatan Ibu dan Anak, besarnya berat badan normal ibu hamil tergantung indeks massa tubuh (IMT) sesaat sebelum hamil. Cara menghitung IMT yakni berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter (tinggi badan dikali tinggi badan dalam satuan meter). Berikut kenaikan berat badan normal ibu hamil berdasarkan IMT sesaat sebelum hamil:
- IMT pra-kehamilan kurang dari 18,5: kenaikan berat badan ideal ibu hamil 12,5 sampai 18 kilogram
- IMT pra-kehamilan 10,5 sampai 24,9: kenaikan berat badan ideal ibu hamil 11,5 sampai 16 kilogram
- IMT pra-kehamilan 25 sampai 29,8: kenaikan berat badan ideal ibu hamil 7 sampai 11,5 kilogram
- IMT pra-kehamilan lebih dari 30: kenaikan berat badan ideal ibu hamil 5 sampai 9 kilogram.
Dr Raissa Edwina Djuanda SpGK dalam diskusi media bertajuk “Mencegah Stunting” di Jakarta, Rabu (18/1), mengingatkan kebutuhan gizi calon ibu berbeda dengan sebelum hamil. Hal tersebut disebabkan terdapat peningkatan kebutuhan energi untuk menunjang metabolisme ibu dan janin, pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta ibu, dan simpanan energi untuk pembentukan air susu ibu.
Salah satu nutrisi penting untuk mencegah stunting adalah protein hewani. Protein hewani mengandung asam amino yang lebih lengkap, zat besi, asam folat, kalsium, yodium, dan zink. Nutrisi tersebut memiliki beberapa manfaat untuk kehamilan, yaitu:
- Mendukung pembentukan semua hormon pertumbuhan.
- Mendukung regenerasi sel.
- Mendukung kekebalan tubuh.
- Menambah massa otot.
Sumber protein hewani yang umum dikonsumsi termasuk telur, ikan, susu, ayam, dan daging sapi. Konsep “Isi Piringku” dari Kementerian Indonesia juga dapat dijadikan pedoman porsi makan yang sehat. “Selain komposisi makanan, di sini perlu juga aktivitas fisik rutin, dan perilaku hidup bersih, seperti mencuci tangan,” ucap dr. Raissa.
Ibu hamil, menurut dr. Raissa, juga ada yang mengalami kekurangan energi kronis. Kondisi itu bisa diidentifikasi dengan mengukur lingkar lengan atas calon ibu. “Ibu disebut kekurangan energi kronis jika ukuran lingkar lengan atasnya kurang dari 23,5 cm dan memiliki berat badan sebelum hamil kurang dari 42 kg, tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan pada trimester pertama kurang dari 45 kg, dan menderita anemia,” jelas dr Raissa yang praktik di RS Pondok Indah-Puri Indah, Jakarta.
Calon ibu perlu mengasup makanan ekstra sekitar 180 kilokalori selama trimester pertama kehamilan. Lalu, pada trimester dua dan tiga sekitar 300 kilokalori. Selain itu, pastikan agar calon ibu mengasup setidaknya 90 tablet tambah darah sepanjang kehamilan. Setiap tablet mengandung 60 mg besi elemental dan asam folat 400 mcg. “Ini penting mengingat satu dari dua ibu hamil mengalami anemia,” tutur dr Raissa.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini