Keistimewaan bulan Sya’ban
Ramadan telah berada di pelupuk mata. Namun, sebelum Ramadan benar-benar datang, Allah menghadirkan bulan Sya’ban untuk mempersiapkan diri kita dalam menyambut Ramadan. Sya’ban memiliki banyak keutamaan dan banyak pula peristiwa penting yang terjadi pada bulan tersebut, seperti peralihan kiblat dari Masjid Al-Aqsa ke Ka’bah. Di antara keutamaan lain bulan Sya’ban adalah:
1. Bulan diangkatnya amal
Rasulullah saw. bersabda:
ذاك شهرٌ يغفَلُ النَّاسُ عنه بين رجب ورمضانَ، وهو شهرٌ تُرفعُ فيه الأعمالُ إلى ربِّ العالمين، وأُحِبُّ أن يُرفعَ عملي وأنا صائمٌ
“Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, yakni bulan antara Rajab dan Ramadan. Ia adalah bulan yang amalan-amalan diangkat kepada Rabbul ’aalamin. Maka, aku suka amalanku diangkat dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR. Ahmad dan An Nasai, dihasankan oleh Al-Albani)
2. Bulan shalawat, karena pada bulan itu turun sebuah ayat:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُو صَلُّو عَلَيْهِ وَسَلِّمُو تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS.Al-Ahzab: 56)
3. Bulan pembaca Al-Quran
Sahabat Rasulullah Anas bin Malik ra. menceritakan bahwa:
كان المسلمون إذا دخل شعبان، انكبوا على المصاحف فقرأوها، وأخرجوا زكاة أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان
“Dahulu apabila kaum muslimin telah memasuki bulan Sya’ban maka mereka pun tersibukkan dengan dengan mushaf dan mereka pun membacanya, mereka juga mengeluarkan zakat maal sebagai bentuk dukungan terhadap orang lemah dan orang miskin untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan.”
4. Terdapat malam nishfu Sya’ban
Rasulullah saw bersabda:
إنَّ اللهَ تعالى لَيَطَّلِعُ في ليلةِ النِّصْفِ مِن شَعْبانَ فيَغفِرُ لجميعِ خَلْقِه، إلَّا لمُشرِكٍ أو مُشاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah melihat (makhluk-Nya) pada malam nishfu (pertengahan) Sya’ban lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bertikai.” (HR. Ibnu Majah, dihasankan oleh Al-Albani )
Sayangnya, keutamaan-keutamaan tersebut tidak lantas menjadikan umat Islam mengambil kesempatan untuk membiasakan diri dalam beribadah secara sungguh-sungguh sebelum Ramadan tiba. Bahkan, ada beberapa kesalahan yang dilakukan umat Islam, di antaranya:
- Mengabaikan bulan Sya’ban dan tidak memanfaatkannya untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadan.
- Tidak mempersiapkan hati dan jiwa untuk menyambut Ramadan.
- Terlalu sibuk menghitung ibadah tanpa memperhatikan pengaruh ibadah tersebut terhadap jiwa.
Rasulullah saw. mengisi bulan Sya’ban dengan memperbanyak puasa. Ini dilakukan untuk mengondisikan hati agar menjadi lembut serta membuka sekat yang menyumbatnya, membuka kunci yang menghalanginya dari hidayah Al- Qur’an, dan mendapatkan manfaat dari ibadah di bulan Ramadan. Kita tidak akan bisa mendapatkan keuntungan dan kemenangan pada Ramadan, kecuali jika kita membuka, membersihkan, dan memperbaiki hati kita pada bulan Sya’ban.
Faktor-faktor pembuka hati sebelum Ramadan
Ada berbagai hal yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadan, sehingga ketika Ramadan tiba, kita tidak memulainya dari angka nol. Namun, untuk merasakan kenikmatan dalam menyambut Ramadan, sebaiknya kita membuka hati terlebih dahulu dengan cara melakukan hal-hal berikut:
- Kembali kepada Al-Qur’an.
Allah memuliakan Ramadan dengan menurunkan Al-Qur’an pada bulan ini.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah: 185)
Para ulama salaf memperbanyak membaca Al-Qur’an pada bulan Sya’ban, terlebih lagi mereka menamakan bulan Sya’ban sebagai bulan Qurro’ (pembaca Al-Qur’an). Ketika masuk bulan Sya’ban, Amr bin Qais Al-Mala’i menutup tokonya dan mengerahkan waktunya untuk membaca Al-Qur’an. Kebiasaan ini dapat kita contoh karena kita sering lalai bahkan mungkin tidak berhubungan dengan Al-Qur’an sepanjang tahun ini.
Sebagian dari kita mungkin tidak memedulikan Al-Qur’an kecuali pada Ramadan. Namun, jika kita baru kembali kepada Al-Qu’ran secara tiba-tiba pada bulan Ramadan, peluang kita untuk mendapatkan manfaat dari Al-Qur’an menjadi tidak maksimal. Demikian halnya dengan pengaruhnya terhadap hati dan penambahan iman kita. Mengenai hal ini, Allah Swt berfirman:
وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِۦٓ إِيمَٰنًا ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُو فَزَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah: 124)
Oleh karena itu, hendaklah kita memperbaiki hubungan kita dan keluarga dengan Al-Qur’an pada bulan Sya’ban ini.
- Saling mengampuni dan memaafkan serta melepaskan diri dari dendam dan dengki.
Di antara keutamaan bulan Sya’ban adalah Allah memandang semua makhluk-Nya pada malam nishfu Sya’ban. Allah mengampuni semua manusia kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan. Allah menggandengkan kata “kemusyrikan” dan “permusuhan” disebabkan besarnya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh keduanya.
Islam mengajak umat manusia untuk mewujudkan masyarakat yang solid, saling mengasihi, dan saling mencintai, serta terbebas dari kebencian dan permusuhan. Ada keterkaitan yang erat antara kebersihan hati dan jiwa dari permusuhan sebelum Ramadan, dengan ibadah-ibadah Ramadan.
Diterimanya amal ibadah dan terbitnya semangat dalam menyambut Ramadan, timbul dari jiwa yang mencintai orang-orang yang beriman, serta tidak dikotori oleh kedengkian dan amarah. Kedengkian kepada orang-orang beriman dan Permasalahan dalam ukhuwah akan menghalangi datangnya hidayah Al-Qur’an dan cahayanya.
- Zikir lisan dan hati
Salah satu cara terpenting untuk melembutkan hati dan memecah kebuntuan hati yang disebabkan oleh dosa-dosa adalah dengan zikrullah.
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka… (QS. Al-Anfal: 2)
Kata zikir dalam Al-Qur’an biasanya disertai kata “banyak”, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُو ٱذْكُرُو ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab :41)
Banyak berzikir akan mengeluarkan kita dari kondisi lalai pada bulan Sya’ban. Allah mengancam orang yang hatinya keras dan tidak terpengaruh oleh zikir yang dia ucapkan, apalagi orang yang tidak berzikir sama sekali. Allah berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُلَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az-Zumar: 22)
Zikir hati tidak akan terwujud melainkan setelah memperbanyak zikir lisan. Kita perlu menghidupkan ibadah zikir ini karena saat ini yang menjadi penyebab kelalaian sangat bervariasi. Oleh sebab itu, mari kita basahi lisan kita dengan zikir dan shalawat pada bulan Sya’ban ini.
- Menolak kemungkaran.
Jika kita melihat kemungkaran, tetapi tidak menolaknya sesuai dengan pemahaman dan kapasitas diri, hal ini dapat mengeraskan hati bahkan terancam hukuman massal.
إن الناسَ إذا رأوا المنكرَ فلم يُغيِّروه أوشك أن يعمَّهم اللهُ بعقابِه
”sesungguhnya manusia jika mereka melihat kemungkaran kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” (HR. Abu Daud dan Ahmad dengan sanad sahih)
Meninggalkan amar maruf nahi munkar akan menghalangi umat ini dari keberkahan wahyu dan cahayanya, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
إِذَا عَظَّمَتْ أُمَّتِي الدُّنْيَا نُزِعَتْ مِنْهَا هَيْبَةُ الإِسْلَامِ، وَإِذَا تَرَكَتِ الأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ حُرِمَتْ بَرَكَةَ الْوَحْيِ
Apabila umatku terlampau mengagumi dunia, niscaya akan dicabut oleh Allah kewibawaan Islamnya. Apabila mereka sudah meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, niscaya akan diharamkan oleh Allah keberkahan wahyu-Nya. (HR. Tirmidzi dengan sanad lemah)
Jika dikaitkan dengan situasi pada saat ini, tidak ada kemungkaran yang lebih besar daripada propaganda seorang presiden negara terbesar di dunia, yang mengaku sebagai penjaga demokrasi dan HAM, untuk melakukan pembersihan etnis di Gaza. Ia Memaksa penduduk meninggalkan tanah air Palestina.
Propaganda yang dilakukan seolah mengembalikan peradaban kita kepada hukum rimba. Hukum Internasional sudah lenyap. Ia tidak memedulikan penolakan dunia terhadap propaganda ini. Wacana populer yang meningkat saat ini menunjukkan kegagalan politik dan ketidakmampuannya untuk memberikan solusi yang realistis dalam menghadapi krisis ekonomi dan sosial di negara tersebut.
Dengan demikian, sudah seharusnya umat Islam dan para pendukung kebenaran menolak kemungkaran ini, melawan berbagai propaganda dengan cara damai agar generasi mendatang tidak mengutuk kita. Sejarah tidak akan menoleransi pengabaian kita, dan jika kita tidak membantu orang-orang yang terzalimi, perhatikanlah sabda Rasulullah saw. berikut ini:
إِذَا رَأَيْتَ أُمَّتِي تَهَابُ الظَّالِمَ أَنْ تَقُولَ لَهُ أَنْتَ ظَالِمٌ فَقَدْ تُوُدِّعَ مِنْهُمْ
Jika engkau melihat umatku takut kepada orang zalim untuk berkata kepadanya “ENGKAU ZHALIM”, maka mereka telah ditinggalkan/dibiarkan. (HR. Ahmad dinyatakan sahih oleh Hakim)
Artinya, Allah akan membiarkan mereka dan keberadaan mereka Allah anggap tidak ada. Situasi ini merupakan bentuk “khudzlan” atau penghinaan Allah kepada kita selaku umat Islam, jika tidak mampu melakukan amar maruf nahi munkar.
Wallahu ‘alam.
Diterjemahkan dan disadur dari tulisan DR Khalid Muhammad Hanafi oleh Hasanah Ubaidillah Aziz.
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini