Tentara Israel telah menarik diri dari perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, pada Jumat (31/1), sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari. Seiring dengan hal tersebut, evakuasi medis terhadap 50 pasien per hari dijadwalkan dimulai pada Sabtu (01/2).
Koresponden Al Jazeera, Rami Abu Taima, melaporkan bahwa bus akan mengangkut 50 pasien kanker dan jantung menuju perbatasan, kemudian melanjutkan perjalanan ke wilayah Mesir. Abu Taima menambahkan bahwa proses keberangkatan kelompok pertama pasien dilakukan di Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza selatan. Ia juga mencatat bahwa beberapa pendamping pasien tidak mendapatkan izin untuk menemani mereka.
Menurut Radio Tentara Israel, perbatasan tersebut telah diserahkan kepada pasukan internasional dari Uni Eropa (UE) sebelum dibuka kembali. Namun, tentara Israel tetap menempatkan pasukannya di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, khususnya di wilayah yang dikenal sebagai “Koridor Philadelphia,” menurut laporan koresponden radio tersebut yang mengutip sumber keamanan Israel.
200 orang/hari
Perbatasan Rafah, yang telah ditutup sejak Mei 2024 ketika Israel melancarkan serangan darat ke wilayah selatan Gaza, merupakan masuk jalur utama bantuan kemanusiaan ke Gaza. Menurut laporan tersebut, sebanyak 50 warga Palestina yang terluka akan diizinkan melewati perbatasan setiap hari, masing-masing didampingi oleh tiga orang, sehingga totalnya mencapai 200 orang per hari.
Semua proses keberangkatan, baik bagi yang terluka maupun pendamping mereka, harus melalui penilaian awal oleh Shin Bet dan mendapatkan persetujuan dari Mesir.
“Shin Bet menentukan siapa saja yang diizinkan melintas dan siapa yang tidak, serta mengirimkan daftar tersebut ke pihak Mesir untuk disetujui. Setelah Mesir memberikan persetujuan, daftar itu diteruskan kepada petugas di perbatasan,” tambah laporan tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik pengumuman mengenai dimulainya evakuasi medis pada Sabtu. “Ini akan menjadi evakuasi medis pertama sejak gencatan senjata dimulai dan pertama kalinya melalui Rafah sejak perbatasan ditutup pada Mei 2024,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus, di platform X.
Namun, ia menekankan bahwa masih terdapat 12.000 hingga 14.000 orang yang membutuhkan perawatan medis mendesak di luar Gaza. “Kami terus menyerukan peningkatan evakuasi medis melalui semua jalur yang memungkinkan,” tambahnya.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan evakuasi segera bagi 2.500 anak di Gaza yang membutuhkan perawatan medis darurat. Dokter AS yang bertemu dengannya memperingatkan bahwa anak-anak ini berisiko meninggal dalam hitungan pekan, bahkan beberapa sudah sekarat.
Sumber:
https://www.palestinechronicle.com
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini