Rabu, 29 Mei 2024 Adara mengadakan webinar “All Eyes on Rafah” pasca serangan bom dan rudal Zionis ke kamp pengungsian di wilayah Rafah pada Ahad (26/05) lalu.
Mengundang Fayiz Al Ghoul, seorang syekh asal Gaza, untuk memberikan gambaran terkait kabar terbaru di Rafah saat ini. Dalam webinar yang diadakan pada pukul 19.30 tersebut, Fayiz menuturkan bahwa sudah tidak ada lagi tempat aman di Rafah.
“Jika seorang lelaki (Gaza) menangis maka kesedihannya sudah setinggi gunung,” ucapnya pada webinar All Eyes on Rafah malam itu.
Menurut kesaksian Fayiz, para laki-laki di Gaza tidak dapat memberikan makan ataupun minum ke anak dan istri mereka. Satu doa yang dapat mereka lantunkan hanyalah “Hasbiyallah wa nikmal wakiil.”
“Zionis membunuh anak-anak di Gaza, melaparkan mereka, dan tidak ada yang selamat dari sasaran Zionis, baik itu wanita, anak-anak, maupun orang tua,” kelakar Fayiz.
Menurut Fayiz, orang-orang Gaza adalah kaum yang kuat. Semakin besar serangan yang mereka hadapi, semakin besar pula keyakinan mereka bahwa pertolongan Allah SWT semakin dekat.
Namun, pada malam itu Fayiz menuturkan kesedihannya bahwa sebuah fakta yang sangat menampar, menurutnya, adalah diamnya bangsa Arab saat keluarganya di Gaza menghadapi serangan besar-besaran dari Pasukan Zionis.
“Dunia hanya diam saat anak kecil Gaza yang luka kakinya tanpa pengobatan terus bertahan tapi akhirnya syahid karena kelaparan,” ucap Fayiz bersedih.
Meski kesedihan mendalam dirasakan Fayiz, ia tetap percaya bahwa sebentar lagi bangsanya akan merdeka di tanah airnya, “In syaa Allah sebentar lagi Palestina akan merdeka. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan bantuan yang kita kirimkan.”
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Adara Relief International Maryam Rachmayani juga membagikan pengalamannya saat menghadiri Konferensi Internasional Aktivis Palestina di Qatar pada 11 Mei 2024.
Maryam menuturkan bahwa 11 Mei lalu, pemerintah Qatar mengadakan konferensi yang dihadiri tokoh-tokoh, pakar hukum, dan influencer aktivis Palestina. Adara hadir bersama KPIPA dalam konferensi tersebut untuk mewakili Indonesia.
“Saat ini, Qatar menampung 900 warga Gaza yang terluka,” ucap Maryam menjelaskan.
Dalam perjalanan konferensi tersebut, Maryam bercerita bahwa ia bertemu dengan orang-orang Gaza yang berobat disana. Salah satunya, seorang ayah dengan anaknya yang masih koma karena tertimpa bangunan.