Petugas medis di Gaza pada Senin (25/6) mengatakan bahwa mereka berupaya meningkatkan pemeriksaan terhadap anak-anak untuk mengetahui tingkat malnutrisi parah di tengah kekhawatiran bahwa kelaparan akan menyebar saat orang-orang mengungsi ke daerah baru, lapor Reuters .
Kelompok bantuan, International Medical Corps (IMC), dan mitranya berencana untuk menjangkau lebih dari 200.000 anak di bawah usia 5 tahun. Dokter Munawar Said, mengatakan kepada Reuters melalui telepon, “Lokasi pengungsian yang baru tidak memiliki akses terhadap air bersih, juga tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan,” ujarnya. “Kami khawatir ada lebih banyak kasus yang terlewat.”
Selama akhir pekan, banyak keluarga yang datang ke klinik IMC di pusat Kota Deir al-Balah, yang dibuka setelah lembaga tersebut mengatakan mereka harus menutup dua pusat kesehatan di kota selatan Rafah karena ketidakamanan.
Jana Ayad yang berusia lima tahun hanya memiliki berat 9 kilogram ketika dia tiba. Ia menderita diare dan muntah-muntah, kata Petugas Nutrisi, Raghda Ibrahim Qeshta, kepada Reuters sambil dengan hati-hati menggendong anak tersebut.
“Putri saya sekarat di depan mata saya,” kata Nasma Ayad sambil duduk di samping tempat tidur. “Saya tidak tahu harus berbuat apa,” ungkapnya. Berat badan Jana mulai bertambah setelah perawatan, kata petugas medis, namun Ia masih sangat kurus, tulang rusuknya terlihat saat ia terbaring lesu dalam piyama kelincinya. Staf kesehatan dapat mengukur tingkat gizi dengan mengukur lingkar lengan anak. Setidaknya dua pengukuran berada di pita kuning, yang menunjukkan risiko malnutrisi.
Sekelompok lembaga bantuan yang dipimpin PBB memperkirakan bahwa sekitar 7 persen anak-anak Gaza mungkin mengalami kekurangan gizi akut, dibandingkan dengan 0,8 persen sebelum agresi 7 Oktober 2023.
Sampai saat ini, kelaparan terburuk terjadi di wilayah utara. Namun, para pekerja bantuan khawatir wabah ini dapat menyebar ke wilayah tengah dan selatan karena pergolakan di sekitar Rafah yang telah menyebabkan lebih dari 1 juta orang mengungsi dan menghambat aliran pasokan kemanusiaan melalui koridor selatan.
Sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini