• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Sabtu, Oktober 4, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Palestina dalam Gambar, November 2023

by Adara Relief International
Desember 20, 2023
in Artikel, Palestina dalam Gambar
Reading Time: 11 mins read
0 0
0
Palestina dalam Gambar, November 2023
38
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dengan Jalur Gaza dibuka sementara waktu untuk pertama kalinya pada Rabu (1/11). Hal ini memungkinkan sekitar 500 orang yang terluka parah dan warga negara asing untuk keluar, sementara pasukan Israel terus melakukan serangan darat dan udara di Gaza (Al Jazeera)

Baca Juga

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Serangan udara Israel menargetkan Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, untuk kedua kalinya pada Rabu (1/11). Belum ada konfirmasi mengenai jumlah korban pada hari kedua serangan, tetapi pada serangan pertama yang diluncurkan sehari sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 50 orang terbunuh. Menurut PBB, ada sekitar 116.000 pengungsi terdaftar di kamp tersebut. (Al Jazeera)

Pada Kamis malam (2/11), pasukan Israel mengebom sebuah rumah yang berdekatan dengan Toko Roti Al-Sharq di lingkungan Al-Nasr di Kota Gaza, saat banyak warga yang menunggu untuk membeli roti. Ledakan itu membunuh dan melukai puluhan orang, sebagaimana dikonfirmasi oleh Kantor Media Pemerintah Gaza. Hingga Kamis, tercatat 11 toko roti di Gaza menjadi target pengeboman Israel. (WAFA, Palestine Chronicle, Al Jazeera)

Melalui Penyeberangan Karem Abu Salem, Israel mengirim ribuan warga Palestina kembali ke Gaza pada Jumat (3/11), setelah melakukan tindakan keras terhadap pekerja dan buruh dari Gaza yang sebelumnya telah diberi izin untuk bekerja di Israel dan Tepi Barat yang diduduki. Mereka mengakui bahwa selama ditahan Israel, mereka disiksa dan dipermalukan. (Reuters, Al Jazeera, The Guardian)

Penjajah Israel mengintensifkan pengeboman di Jalur Gaza pada Sabtu (4/11), menghantam sekolah, masjid dan lebih banyak rumah sakit, sehari setelah menyerang konvoi ambulans yang mengangkut pasien yang terluka parah dari Rumah Sakit al-Shifa ke perbatasan Rafah. Setidaknya 231 orang terbunuh di Gaza akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir , kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra. Hal ini menjadikan jumlah syuhada Gaza secara keseluruhan sejak 7 Oktober menjadi 9.488, termasuk 3.900 anak-anak. (Al Jazeera)

Layanan komunikasi perlahan-lahan kembali beroperasi di beberapa wilayah Gaza setelah terputus di seluruh wilayah kantong Palestina, menurut penyedia layanan lokal. “Kami ingin mengumumkan kembalinya layanan komunikasi (telepon tetap, seluler, dan internet) secara bertahap di berbagai wilayah Jalur Gaza, setelah diputus pihak Israel,” kata perusahaan telekomunikasi Palestina PalTel pada Senin (6/11). Operator telekomunikasi lainnya, termasuk Jawwal dan Ooredoo Palestine, memposting pembaruan serupa di Facebook. (CNN)

Kompleks Medis Nasser, yang memiliki empat rumah sakit, mengalami serangan tidak langsung dan langsung dari rudal Israel (7/11). Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya delapan warga Palestina terbunuh dalam serangan itu dan puluhan lainnya luka-luka. Kompleks medis tersebut berisi Rumah Sakit Anak Al-Nasser, Rumah Sakit Khusus Rantisi, Rumah Sakit Mata, dan Rumah Sakit Jiwa. (Al-Arabiya, Al Jazeera)

Orang-orang Palestina berduka di antara jenazah anggota keluarga mereka yang terbunuh dalam serangan Israel (7/11). Jenazah tersebut dikeluarkan dari Rumah Sakit al-Najjar, Rafah untuk dimakamkan. (Abed Rahim Khatib/AP)

Warga Palestina memeriksa puing-puing Masjid Khaled Ibn Al-Walid setelah terkena pengeboman Israel di Khan Younis (8/11). Israel terus menjadikan rumah ibadah sebagai target serangan sekalipun hal tersebut bertentangan dengan hukum. (Mahmoud Hams/AFP)

Seorang perawat Palestina di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza, berduka setelah menerima berita bahwa saudaranya terbunuh oleh serangan Israel (9/11). Dalam sejumlah kasus, para pekerja medis menemukan orang yang mereka cintai berada di antara mereka yang terluka atau terbunuh, sehingga menambah kekhawatiran dan kecemasan yang sudah mereka alami selama melayani di RS. (Abed Zagout/Anadolu)

Ledakan Bola api terlihat saat Israel membombardir Gaza pada Kamis (9/11). Serangan mengerikan tersebut terlihat dari Israel atau wilayah Palestina yang dijajah. (Kenzou Tribouillard/AFP/CNN)

Israel mengintensifkan penyerbuan di Tepi Barat dengan tembakan dan drone sejak Kamis dini hari (9/11). Menurut Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya 10 warga Palestina terbunuh dan 20 lainnya terluka dalam serangan pasukan Israel di kota Jenin dan kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat yang diduduki. Militer Israel masuk dan meninggalkan pasukan khusus untuk mencari pejuang Palestina. (Majdi Mohammad/AP/Al Jazeera)

Warga Palestina mengungsi ke Gaza selatan melalui Jalan Salah al-Din di Bureij, Gaza (10/11). Gelombang pengungsi dari utara ke selatan Jalur Gaza terus memadati jalan penghubung seiring dengan ancaman Israel yang mengintensifkan serangan di utara. (Fatima Shbair/AP)

Demonstran di Pamplona, Spanyol, mengibarkan bendera Palestina saat mereka memprotes pengeboman Israel di Gaza. Para pengunjuk rasa di kota-kota besar, termasuk New York, London, Paris, Bagdad, Karachi, Berlin, dan Edinburgh, menyaksikan demonstrasi besar-besaran pada Sabtu (11/11), sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, mengutuk tingginya angka korban sipil dalam serangan Israel, dan menyerukan gencatan senjata segera. Serangan tanpa henti Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 11.000 orang dalam 34 hari, termasuk lebih dari 4.500 anak-anak. (Alvaro Barrientos/AP Photo/ Al Jazeera)

Bayi-bayi yang baru lahir ini ditempatkan di tempat tidur setelah dikeluarkan dari inkubator Rumah Sakit Al-Shifa Gaza akibat listrik padam di Kota Gaza (12/11). Selain memutus listrik, Israel juga melarang bahan bakar untuk memasuki Gaza, selain juga merusak generator dan panel surya. (Reuters)

Seorang anak Palestina menangis di samping ibunya setelah mereka dilarikan ke Rumah Sakit Nasser, menyusul serangan Israel, di Khan Younis, Gaza, pada Senin (13/11) . (Mohammed Salem/Reuters)

Warga Palestina menghadapi kekurangan pangan dan air di Gaza selatan. Mereka harus mengantre panjang untuk mendapatkan makanan, disebabkan dua pertiga penduduk Gaza telah mengungsi ke selatan (13/11). Israel memutus pasokan air, listrik, bahan bakar dan makanan ke wilayah berpenduduk 2,4 juta jiwa itu dan menyebabkan krisis kemanusiaan. Hanya puluhan truk bantuan yang diizinkan masuk dari Mesir melalui perbatasan Rafah, dan jumlah ini sangat tidak mencukupi bantuan yang dibutuhkan. (Hatem Ali/AP Photo/Al Jazeera)

Keluarga Amal al-Robayaa adalah gambaran warga Palestina berjuang untuk bertahan hidup di Gaza. Saat terbangun, hal yang terlintas dalam benaknya adalah apa yang dapat keluargaku makan pada hari ini? hingga kapan kami dapat bertahan hidup? Amal dan anak-anaknya, bertahan di tengah reruntuhan rumah keluarganya yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Gaza selatan. [Kata Khatib/AFP/Al Jazeera]

Hujan deras dan banjir di Gaza yang terjadi setelah perang selama enam pekan telah membawa kekhawatiran dan tantangan baru bagi ribuan warga Palestina yang kehilangan rumah, dan terpaksa tinggal di tenda-tenda tipis atau mengungsi ke selatan untuk menghindari pengeboman militer Israel (14/11). Dengan sistem pembuangan limbah yang rusak, wabah penyakit diperkirakan menyebar dengan cepat. WHO telah mencatat lebih dari 30.000 kasus, padahal biasanya hanya terdapat 2.000 kasus dalam periode yang sama. (Mahmud Hams/AFP/ Al Jazeera)

Seorang anak Palestina melihat melalui jendela pecah di bangunan yang hancur, di Rafah, Gaza (15/11). (Abed Rahim Khatib/Anadolu)

Setelah mengepung dengan tank militer dan buldoser, pasukan penjajah Israel menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, untuk kedua kalinya (16/11). Buldoser dan tank Israel dilaporkan memasuki kompleks rumah sakit, merusak dinding, serta menginterogasi dokter dan pekerja medis lainnya. (WAFA, Al-Jazeera, Al Arabiya)

Rumah sakit Indonesia di Beit Lahiya, utara Gaza, menjadi ‘tidak dapat berfungsi sama sekali’ karena kurangnya pasokan dan banyaknya pasien di tengah serangan Israel di wilayah Gaza, kata Direktur Rumah Sakit, Atef al-Kahlout (16/11). Ada banyak warga Palestina yang terluka terpaksa dibaringkan di lorong-lorong fasilitas tersebut, di tengah genangan darah. Ini terjadi karena korban luka berdatangan tanpa henti, ditambah habisnya obat-obatan yang diperlukan, serta larangan masuknya bahan bakar. (Al Jazeera)

Warga Palestina mencari korban selamat setelah serangan Israel di Rafah, Gaza, pada Jumat, 17 November. (Hatem Ali/AP)

Puluhan ribu orang yang dipimpin oleh keluarga sandera Israel berjalan di sepanjang Rute 1 untuk memasuki Al-Quds (Yerusalem) pada hari kelima Pawai Para Sandera (18/11). “Kami punya pesan untuk kabinet perang Israel – Anda tidak bisa mengambil keputusan tanpa duduk bersama kami dan menatap mata kami. Tatap mata kami!” kata salah satu keluarga sandera. (Christopher Furlong/CNN/Times of Israel)

Kamp pengungsian darurat ini disediakan PBB untuk warga Palestina yang mengungsi akibat pengeboman Israel di Khan Gaza di Khan Younis, Gaza, pada 19 November. (Fatima Shbair/AP)

Sebanyak 28 bayi prematur telah dievakuasi dari Rumah Sakit al-Shifa di Jalur Gaza yang terkepung dan dibawa ke Mesir untuk perawatan segera (20/11). Hal ini dilakukan setelah beberapa bayi lainnya meninggal akibat inkubator mereka yang berhenti berfungsi karena kekurangan bahan bakar ketika layanan medis RS al-Shifa runtuh akibat serangan darat dan udara militer Israel di Kota Gaza. Sehari sebelumnya (19/11), bayi-bayi tersebut dibawa ke Rafah untuk mendapat perawatan di RS Emirati, Rafah, Gaza. (Anadolu, CNN, Al-Arabiya, Al Jazeera)

Inshirah Salem al-Aqra (53), ibu dari 10 anak, bersumpah bahwa makanan yang dimasak di taboon (oven tanah liat) dengan kayu bakar jauh lebih kaya rasa (21/11). Taboon terbuat dari tanah liat, kotoran hewan, dan jerami, kemudian dibentuk dengan tangan dan dijemur. “Dalam perang ini, semuanya sangat sulit. Orang-orang harus memutar otak bahkan untuk membuat kopi atau teh,” tambahnya. Al-Aqra juga menjual taboon yang ia buat, ukuran terkecil serharga 80 shekel ($21) dan yang terbesar seharga 150 ($40). (Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

Puluhan jenazah dimakamkan bersama di kuburan massal yang baru digali (22/11). Mereka adalah warga Palestina tak beridentitas yang terbunuh dalam serangan Israel, tubuh mereka hangus hingga tidak bisa dikenali lagi atau terkoyak. Namun tim di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa melakukan yang terbaik untuk melakukan penguburan Islami yang benar kepada jenazah. (Atia Darwish/Al Jazeera)

Pasukan Israel terus menyerbu kota-kota di Tepi Barat yang diduduki (23/11). Dalam salah satu serbuan tersebut, enam warga Palestina ditembak mati di Tulkarem, utara Tepi Barat, kata Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina. [Zain Jaafar/AFP]

Puluhan warga Palestina terbunuh dan ratusan lainnya luka-luka ketika pasukan Israel meningkatkan serangan di Gaza menjelang gencatan senjata yang mulai berlaku pada Jumat pagi. Penjajah melakukan serangan di Sekolah Abu Hussein milik UNRWA, di utara Gaza pada Kamis (23/11). Pasukan Israel juga melancarkan serangan baru terhadap Rumah Sakit Indonesia, menargetkan pintu masuk utama dan generator listrik. Sehari sebelum gencatan senjata, warga Palestina yang terbunuh akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 14.854 orang. (Abed Rahim Khatib/ Anadolu/ Al Jazeera)

Ribuan pengungsi Palestina di Gaza kembali ke rumah mereka ketika gencatan senjata empat hari Israel-Hamas dimulai pada Jumat (24/11), setelah agresi berlangsung selama tujuh pekan. Hiruk pikuk perang digantikan dengan bunyi klakson kemacetan lalu lintas dan sirene ambulans yang menerobos kerumunan orang yang keluar dari rumah sakit dan sekolah tempat mereka mengungsi. Sekitar 1,7 juta dari 2,4 juta penduduk wilayah ini diperkirakan telah mengungsi, dan lebih dari separuh rumah rusak atau hancur, kata PBB. (Mahmud Hams/AFP/ Al Jazeera)

Hanya beberapa ribu jamaah yang dapat melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa (24/11) karena pembatasan penjajah terhadap jamaah selama tujuh minggu berturut-turut. Israel menutup Gerbang Kota Tua dan Gerbang Masjid Al-Aqsa dengan penghalang besi. Mereka melarang jamaah dari segala usia memasuki Kota Tua Al-Quds (Yerusalem) yang dijajah, menangkap ratusan jamaah, memeriksa identitas mereka, dan hanya mengizinkan penduduk Kota Tua untuk masuk, itu pun hanya kalangan Lansia. (MEMO, WAFA)

Mobil Palang Merah Internasional mengangkut para sandera yang dibebaskan melalui perbatasan Rafah di Gaza (24/11). Sebanyak 24 orang yang disandera selama hampir tujuh minggu di Jalur Gaza dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tawanan sebagai bagian dari gencatan senjata. Kelompok tersebut termasuk 10 warga negara Thailand, 13 warga Israel dan satu warga negara Filipina, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari. (Mustafa Hassona/Anadolu/CNN)

Kembang api melintas di langit saat tawanan Palestina yang dibebaskan dari Penjara Ofer Israel, diarak di Beitunia, Tepi Barat yang dijajah (24/11). Penduduk Tepi Barat menyambut dengan meriah tawanan Palestina yang dibebaskan. (Jaafar Ashtiyeh/AFP/CNN/ Al Jazeera)

Asil al-Titi, perempuan tawanan berusia 23 tahun dari Tepi Barat yang dijajah, termasuk dalam daftar tawanan yang dibebaskan. Ia duduk di antara kedua saudara laki-lakinya di rumah keluarga di Kamp Pengungsi Balata (25/11), satu hari setelah dia dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan. (Zain Jaafar/AFP/ NRP)

Dalam putaran kedua pertukaran sandera-tawanan yang terjadi pada Sabtu (25/11), Hamas membebaskan 17 sandera dan Israel membebaskan 39 tawanan Palestina. Selain itu, PBB mengatakan lebih dari 250 truk pasokan memasuki Gaza – enam puluh di antaranya mencapai Gaza utara. Ambulans juga berhasil mencapai rumah sakit Al Shifa. Israel mengatakan perang melawan Palestina akan berlanjut setelah berakhirnya gencatan senjata sementara ini. (Ibraheem Abu

Mustafa/ Reuters/ NRP)

Israa Jaabis, seorang tawanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel, dipeluk oleh kerabatnya saat dia tiba di rumahnya di lingkungan Jabel Mukaber di Al-Quds (Yerusalem) timur, Ahad dini hari (26/11). Ia ditangkap pada 2015 dalam kondisi luka bakar yang parah dan mengalami pengabaian medis selama berada di penjara Israel. (Mahmoud Illean/ AP/ NRP)

Pasien di Rumah Sakit Al-Shifa bersiap untuk evakuasi pada Ahad (26/11). RS tersebut telah menjadi fokus utama serangan darat Israel di Gaza utara, dan WHO menyebutnya sebagai “zona kematian”. Pasukan Israel menyerang, menggerebek, dan merusak RS setelah menuduh ada terowongan Hamas di bawahnya, meskipun klaim itu telah berulang kali dibantah oleh Hamas dan pejabat rumah sakit. Israel juga menahan Muhammad Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit al-Shifa. [Fadi Alwhidi/ Anadolu/ Al Jazeera]

Pengungsi Palestina yang tinggal di kota Deir el-Balah memanfaatkan jeda pengeboman Israel dengan pergi ke Laut Mediterania untuk meredakan ketegangan dan stres (27/11). Selama lebih dari 50 hari, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 14.800 orang, termasuk 6.150 anak-anak. Menurut Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah di Gaza, Israel menjatuhkan 40.000 ton bahan peledak di jalur tersebut. (Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

Helikopter Israel yang mengangkut sandera yang dibebaskan oleh Hamas bersiap untuk mendarat di Pusat Medis Sourasky di Tel Aviv di Tel Aviv (28/11). (Jack Guez/AFP)

Dalam jeda agresi ini, warga Gaza berbondong-bondong kembali ke rumahnya untuk melihat kehancuran rumah mereka akibat pengeboman Israel (29/11). Banyak di antara mereka yang menikmati saat-saat kembali ke rumah dengan mencari barang-barang yang tertimbun reruntuhan tetapi masih bisa digunakan. Di atas reruntuhan rumah, mereka memasak dan berkumpul bersama keluarga. (Al Jazeera)

Demonstran di seluruh dunia berunjuk rasa untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, dengan mengutuk perang Israel di Gaza dan menyerukan gencatan senjata permanen. Protes diadakan pada Rabu (29/11) di Manila, Tunis, Teheran, Karachi, Beirut, Harare, Tokyo, Stockholm, London, Johannesburg, Kota Quezon, Milan dan tempat lain. Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina diperingati untuk menandai peringatan Resolusi 181, ketika Majelis Umum PBB pada 29 November 1947 mengadopsi resolusi yang membagi Palestina menjadi dua negara. (David Mareuil/Anadolu/Al Jazeera)

Aktivis Palestina Ahed Tamimi, berjalan bersama ibunya di Ramallah, Tepi Barat yang dijajah (30/11). Ia termasuk dalam daftar pertukaran sandera-tawanan antara Hamas dan Israel dalam perpanjangan kesepakatan untuk ketiga kalinya antara kedua pihak. (Nasser Nasser/ AP/ CNN)

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها

Tags: ArtikelPalestina
ShareTweetSendShare
Previous Post

Palestina dalam Gambar, Oktober 2023

Next Post

Doctors Without Borders: Situasi Kemanusiaan di Tepi Barat, Palestina Sangat Kritis

Adara Relief International

Related Posts

Sekolah Dar Al-Arqam di Gaza yang telah dihancurkan Israel pada April 2025 (Al Jazeera)
Sorotan

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

by Adara Relief International
September 28, 2025
0
26

Pada awal bulan September, tahun ajaran baru dimulai di Palestina, namun dengan suasana yang berbeda dari biasanya. Tak seperti anak-anak...

Read moreDetails
Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

September 22, 2025
48
Palestina dalam Gambar, Agustus 2025

Palestina dalam Gambar, Agustus 2025

September 10, 2025
20
Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

September 1, 2025
83
Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Agustus 28, 2025
83
56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

Agustus 27, 2025
30
Next Post
Doctors Without Borders: Situasi Kemanusiaan di Tepi Barat, Palestina Sangat Kritis

Doctors Without Borders: Situasi Kemanusiaan di Tepi Barat, Palestina Sangat Kritis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • 78 Tahun Indonesia Merdeka: Mengingat Kembali Kiprah Founding Fathers Indonesia dalam Menyuarakan Solidaritas terhadap Palestina

    79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 59

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Policy Brief No.05/Agustus/2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630