• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Jumat, Oktober 3, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home A

Menjadi Lebih Baik dengan Ramadan

by Adara Relief International
Februari 20, 2025
in A, Artikel, Sorotan, Syariah
Reading Time: 8 mins read
0 0
0
Menjadi Lebih Baik dengan Ramadan

Ramadan vibes [Pinterest]

64
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Di antara tujuan diturunkannya kitab suci dan diutusnya para rasul adalah untuk melakukan reformasi dan perbaikan, menghapus kebatilan dalam diri dan masyarakat, serta membebaskan negeri dan meraih kemerdekaan. Hal tersebut  juga merupakan fokus kerja para penyeru dan pejuang, sebagaimana dinyatakan dalam surah Hud ayat 88:

إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku kembali.” 

Dengan berhentinya risalah kenabian setelah kemangkatan Rasulullah saw., semakin lama, umat Islam semakin terpasung dalam ketidakpekaan sehingga hati menjadi keras dan beku, jiwa menjadi mudah putus asa dan menyerah, serta cenderung kepada kebatilan. Dalam situasi seperti ini, seorang penyeru harus mengingatkan umat akan kewajiban yang seharusnya mereka jalankan.

Kewajiban perbaikan dan reformasi sejalan dengan sunnatullah, sebagaimana yang diemban oleh para nabi dan rasul. Untuk itulah Allah menurunkan kitab-kitab suci-Nya.

ۗ لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” ( QS. Ar-Ra’d: 11 )

Allah memberikan penjagaan untuk manusia. Ia mengawasi sejauh mana perubahan yang kita lakukan terhadap diri atau kondisi kita. Ia memberikan balasan atas perubahan yang kita lakukan. Hal ini sebab Allah tidak akan mengubah kenikmatan, kesengsaraan, kemuliaan, atau kehinaan, kecuali manusia sendiri yang melakukan perubahan emosi dan perbuatan dalam realita kehidupan.

Ramadan adalah peluang terbesar untuk melakukan perubahan dan perbaikan, sebab Ramadan merupakan kesempatan kolektif bagi umat Islam untuk melakukan reformasi dari rutinitas hidup selama setahun. Ibadah shiyam (puasa) yang dilakukan sejak fajar hingga matahari terbenam, jika dilakukan ikhlas karena Allah dan mengharap rida-Nya semata, akan menghapus dosa yang sudah dilakukan. Demikian halnya dengan ibadah qiyamul lail pada malam hari. Akan tetapi, yang lebih utama adalah memastikan bahwa kita mampu menundukkan hawa nafsu dan memperbaiki amalan.

Dari mana kita memulai?

Ramadan telah berada di pelupuk mata, sementara kita masih amat jauh dari Al-Qur’an dan jarang berinteraksi dengannya. Namun, tidak ada kata terlambat dalam menyambut kebaikan. Maka, selama Allah masih memberi kesempatan, wajib bagi kita untuk memperbaiki kondisi mematikan ini. Hal pertama yang harus kita ingat adalah, bagaimana mungkin kita dapat mengisi Bulan Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya sementara kita masih sangat jauh dengan Al-Qur’an? 

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)

Kedua, segera perbaiki interaksi kita dengan sesama manusia sebab Ramadan adalah bulan memaafkan dan perdamaian. Sikap saling memaafkan tentu harus diiringi dengan perubahan perbuatan dan perkataan agar kita mampu menjalankan Ramadan dengan penuh kebaikan. Dalam sebuah hadits dikatakan:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلاَ يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ. وَفِي رِوَايَةٍ: وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ –مَرَّتَيْنِ-. (متفق عليه)

“Puasa itu adalah perisai. Maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berkata dan berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berteriak-teriak (shakhb). Dalam sebuah riwayat disebutkan, “… dan jangan berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajak berkelahi atau menghinanya, hendaklah dia berkata, ‘Aku sedang berpuasa (dia mengulangi ucapannya dua kali).’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, membiasakan diri untuk berbagi, sebab Ramadan merupakan bulan ukhuwah dan solidaritas.

 مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi)

Pada Ramadan, umat Islam mengemban kewajiban berzakat fitrah. Zakat ini dikeluarkan untuk menyucikan diri dan jiwa orang yang berpuasa, meningkatkan persatuan dan kesatuan umat, serta untuk membantu fakir miskin dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Keempat, Ramadan merupakan bulan perbaikan lisan, hati, dan emosi. Jangan sampai Ramadan tersia-siakan karena keengganan kita untuk meninggalkan perkataan dan perbuatan yang merugikan orang lain dan tidak disukai Allah. Jadikan Ramadan sebagai momen perbaikan untuk bangkit melakukan perbaikan di jalan Allah.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

”Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minuman.” (HR. Bukhari) 

Baca Juga

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

Bulan perubahan untuk memperbaiki kehidupan 

Allah tidak mencabut kenikmatan yang diberikan melainkan karena kelalaian manusia. Dengan demikian, penting bagi kita untuk melakukan upaya perbaikan dan perubahan, meskipun tentu tidak serta merta mengubah kondisi umat dalam sekejap. 

ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُو مَا بِأَنفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” ( QS. Al-Anfal: 53)

Ayat tersebut menyiratkan bahwa Allah memberikan kemuliaan kepada manusia untuk memperbaiki hati, niat, perkataan, perbuatan, dan kondisi mereka. Dengan upaya perbaikan yang kita lakukan, Allah pun akan memperbaiki  kehidupan kita.

Perbaikan dan perubahan dimulai dari hati, perasaan, dan pemikiran. Selagi hati dan perasaan kita masih gamang, pikiran masih terpaut pada hawa nafsu dan kepentingan pribadi, maka perbuatan kita pun tidak akan berubah.

وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا

“Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang melampaui batas (kesenangan) kehidupannya.” ( QS. Al-Qasas: 58 )

Sementara itu, orang yang menyadari pentingnya perubahan dan perbaikan diri, akan berusaha meningkatkan hubungannya dengan Allah. Melalui hal itu, ia akan mendapatkan taufik dan kebaikan yang sangat banyak dari usaha yang dilakukannya. Allah berfirman dalam surah Muhammad ayat 17:

وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ

“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan pada mereka.” 

Ramadan merupakan kesempatan terbaik untuk mengubah diri; dari kemalasan menjadi kerja, dari kebodohan menjadi ilmu, dari kemaksiatan menjadi taubat dan ampunan.

Ramadan adalah peluang untuk melakukan perubahan hakiki, bukan perubahan tampilan semata. Perubahan yang membuat manusia menjadi takut kepada Allah, rida dengan rezeki yang sedikit, yakin dengan kebenaran Al-Qur’an, serta mempersiapkan diri menuju hidup di keabadian. Itulah takwa yang menjadi tujuan dari ibadah puasa.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُو كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Jika ketakwaan tidak diraih, kita tidak akan mendapatkan pahala “qiyam dan shiyam”. Masyarakat yang bertakwa pun tidak akan bisa terwujud dan perbaikan yang kita harapkan tidak akan terjadi.

Betapa sulit mengubah kebiasaan buruk. Betapa sulit manusia mengubah kebiasaan ghibah, bermaksiat, atau merokok. Hal ini terjadi karena perubahannya tidak mengikuti sunnatullah. Dalam mewujudkan perubahan dan perbaikan ada ketentuan yang harus diikuti, di antaranya:

  1. Selalu berdoa dan memohon kepada Allah

رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

  1. Realistis dan menjalani proses secara bertahap dengan penuh kesabaran 

Perubahan yang dilakukan sedikit-demi sedikit tetapi pasti, lebih berbekas dibandingkan perubahan yang sangat tiba-tiba. Upaya perbaikan diri dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang, menekan hawa nafsu, dan mengingat akibat dari perbuatan yang dilakukan.

Orang yang menyadari akibat dari suatu perbuatan dan meyakini bahwa setiap perbuatan ditentukan oleh akhirnya, akan terus berusaha memperbaiki diri hingga ajal menjemput. Sementara, mereka yang selalu lalai akan merasakan akibat dari kelalaiannya.

  1. Perbaiki diri sambil terus berdakwah.

Mengapa Allah menggunakan kata “kaum” dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 dan bukan kata “seseorang”?

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُو مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Allah memilih kata “kaum” karena perbaikan dan reformasi itu merupakan maslahat kolektif atau tanggung jawab bersama. Siapa pun yang mengira dirinya mampu mengembalikan kejayaan Islam seorang diri, maka ia hidup bersama angan-angannya, sebab usahanya pasti akan gagal.

Kita adalah bagian dari umat, maka jika kita mengira dapat menjadi lebih baik tanpa perlu memperbaiki kondisi masyarakat sekitar, yakinlah bahwa kita sudah tertipu. Manusia manapun, sepintar apapun, ia tidak bisa mengisolasi diri dari masyarakat. Pada saat seorang muslim sibuk memperbaiki dirinya, ia juga harus berusaha memperbaiki masyarakat sekitarnya. Seorang ahli ibadah yang egois, yang hanya berpikir tentang kebaikan dirinya, akan terancam su’ul khatimah atau akhir kehidupan yang buruk.

Sama halnya ketika kita berpikir pada skala bangsa dan negara. Jika kita tidak peduli dengan permasalahan umat di negara lain, dengan alasan sibuk dengan permasalahan dalam negeri sendiri, akan kita dapati negara kita bukan bertambah maju. Sebaliknya, negara akan melenceng dari kebenaran dan justru bekerjasama dengan kekuatan kebatilan dunia.

Kerusakan masyarakat dimulai dari kerusakan jiwa setiap individu. Oleh karena itu, perbaikan harus dimulai dari diri sendiri, dan untuk melestarikan kebaikan, jiwa manusia perlu dilatih sebagaimana hewan tunggangan. 

أَوَلَمَّآ أَصَٰبَتْكُم مُّصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُم مِّثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِندِ أَنفُسِكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Dan mengapa kamu (heran) ketika ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan musibah dua kali lipat (kepada musuh-musuhmu pada Perang Badar) kamu berkata, “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 165)

Manusia selalu berada dalam pertarungan antara yang hak dan  batil. Ada pihak yang ingin mengubah kondisi menjadi baik, sebaliknya, ada juga gerakan yang menghendaki kerusakan dan bergerak dengan dukungan penuh kekuatan global. 

Betapa gerakan kerusakan telah banyak mengubah wawasan dan ideologi serta mengubah integritas moral dan identitas umat Islam. Atas nama modernisasi dan globalisasi, seorang muslim mungkin saja keluar dari agamanya tanpa disadari. 

Pada dasarnya, setiap manusia pasti menginginkan perubahan dan perbaikan. Namun, keengganan kita untuk bersegera dalam melakukan perbaikan berarti kita sudah memberikan panggung kepada kerusakan atau kebatilan. Pada momen ini, jangan biarkan diri kita tenggelam dalam kelalaian sedang Ramadan telah berada di ambang pintu. Siapa yang lambat beramal, harkat martabatnya pun tidak akan lekas terangkat.

Maka, segeralah niatkan untuk menjadi lebih baik, hapus kemaksiatan dengan segera melakukan amal saleh. Segeralah mendekat dan mintalah nasihat kepada orang-orang saleh. Selangkah demi selangkah, Kita akan berhasil memperbaiki diri.  

Ramadan merupakan kesempatan besar untuk memperbaiki diri dan masyarakat, sebab pada bulan mulia inilah jiwa manusia lebih memiliki kesiapan untuk berubah menjadi lebih baik. Media-media relatif lebih sedikit mempertontonkan kemaksiatan dibandingkan pada hari-hari biasa. Oleh karena itu, berusahalah untuk menundukkan hawa nafsu, terutama dengan menjauhi kemaksiatan tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah dan diri kita sendiri. Allah berfirman:

وَذَرُو ظَٰهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُو يَقْتَرِفُونَ

“Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan (perbuatan) dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-an’am: 120)

Berikan sebagian waktu kita untuk mengajak orang lain kepada kebaikan. Rasakan apa yang dirasakan oleh para pejuang yang sedang berjaga. Jadikan kesalehanmu sebagai gerbang menuju kemenangan umat, sebagai pintu menuju pembebasan Masjid al-Aqsa. Wallahu ‘alam.

 

Diterjemahkan dan disadur dari tulisan DR. Muhammad Sa’id oleh Hasanah Ubaidillah Aziz

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

 

 

ShareTweetSendShare
Previous Post

Menteri Israel: Pemindahan Warga Palestina dari Gaza Akan Dilakukan dengan Paksa, Bukan Migrasi Sukarela

Next Post

Tragedi Keluarga Bibas: Manipulasi Narasi dan Upaya Menggagalkan Gencatan Senjata

Adara Relief International

Related Posts

Sekolah Dar Al-Arqam di Gaza yang telah dihancurkan Israel pada April 2025 (Al Jazeera)
Sorotan

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

by Adara Relief International
September 28, 2025
0
26

Pada awal bulan September, tahun ajaran baru dimulai di Palestina, namun dengan suasana yang berbeda dari biasanya. Tak seperti anak-anak...

Read moreDetails
Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

September 26, 2025
584
Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

September 22, 2025
48
16 Negara Menuntut Keselamatan bagi Armada Global Sumud Flotilla

16 Negara Menuntut Keselamatan bagi Armada Global Sumud Flotilla

September 17, 2025
101
Delegasi Indonesia Berikan Kuotanya untuk Negara Lain

Delegasi Indonesia Berikan Kuotanya untuk Negara Lain

September 13, 2025
89
Delegasi Indonesia Desak Pemerintah untuk Melindungi Relawan Indonesia

Delegasi Indonesia Desak Pemerintah untuk Melindungi Relawan Indonesia

September 10, 2025
43
Next Post
Tragedi Keluarga Bibas: Manipulasi Narasi dan Upaya Menggagalkan Gencatan Senjata

Tragedi Keluarga Bibas: Manipulasi Narasi dan Upaya Menggagalkan Gencatan Senjata

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • 78 Tahun Indonesia Merdeka: Mengingat Kembali Kiprah Founding Fathers Indonesia dalam Menyuarakan Solidaritas terhadap Palestina

    79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 59

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Policy Brief No.05/Agustus/2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630