Sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, melaporkan bahwa kondisi kesehatan yang memburuk pada mantan tawanan Palestina yang dibebaskan mencerminkan praktik penyiksaan sistematis di penjara-penjara Israel. Dalam sebuah pernyataan pada Senin (03/2), kelompok tersebut menyebut penjara Israel sebagai “kuburan bagi yang hidup.”
Euro-Med Monitor membagikan gambar seorang mantan tawanan Palestina yang menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan yang parah. Menurut kelompok tersebut, kondisi buruk ini mencerminkan penderitaan para tawanan di penjara Israel, termasuk penyiksaan, perlakuan tidak manusiawi, dan pelecehan yang terus berlangsung hingga detik terakhir sebelum pembebasan mereka.
Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza yang berlaku sejak 19 Januari, ratusan warga Palestina dibebaskan oleh Israel sebagai imbalan atas pembebasan 18 warga Israel yang ditahan. Namun, sebagian besar dari mereka tampak mengalami penurunan kesehatan yang serius, dengan kehilangan berat badan secara drastis akibat kelaparan yang tampaknya disengaja. Banyak di antara mereka memerlukan perawatan medis segera di rumah sakit.
Penjara sebagai Fasilitas Penyiksaan
Euro-Med Monitor menegaskan bahwa kondisi kesehatan para tawanan yang dibebaskan menunjukkan bagaimana Israel telah mengubah penjaranya menjadi fasilitas penyiksaan yang dilembagakan. Hingga saat-saat terakhir sebelum pembebasan, banyak tawanan mengalami penyiksaan psikologis, perlakuan buruk, dan pemukulan.
Kelompok ini menilai praktik yang dilakukan Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak tawanan yang dijamin oleh hukum internasional. Penyiksaan, penghinaan, kelaparan, dan penyiksaan sistematis yang dialami para tawanan, baik selama dalam penahanan maupun setelah dibebaskan, menunjukkan adanya taktik yang sistematis terhadap seluruh tawanan Palestina.
Tawanan Palestina juga dilaporkan mengalami penyiksaan berat, kelaparan yang disengaja, serta kurungan isolasi berkepanjangan sebagai bagian dari tindakan hukuman yang semakin brutal sejak agresi di Gaza. Ini dianggap sebagai upaya untuk menghukum mereka secara kolektif hanya karena mereka adalah warga Palestina.
‘Kuburan bagi yang Hidup’
Kesaksian seorang mantan tawanan Palestina yang masih berusia muda menggambarkan kondisi di penjara Israel sebagai “kuburan bagi yang hidup.” Kepala Euro-Med Monitor, Ramy Abdu, menyerukan protes besar-besaran terhadap praktik sadis Israel terhadap tawanan Palestina. Ia juga mendesak diadakannya demonstrasi di depan kantor Komite Palang Merah Internasional (ICRC) serta menuntut pernyataan tegas dari organisasi hak asasi manusia.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, juga mengutuk perlakuan brutal terhadap tawanan Palestina, menyebutnya sebagai “kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan” yang memerlukan intervensi segera dari komunitas internasional, PBB, dan kelompok hak asasi manusia.
Menurut harian Israel, Haaretz, perwakilan Palang Merah marah atas cara Israel membebaskan kelompok terakhir tawanan Palestina yang dipaksa berjalan dalam kondisi diborgol dengan tangan di belakang kepala. Berbeda dengan para tawanan Palestina yang tampak lemah dan sakit, para sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza terlihat sehat, berpakaian rapi, dan bahkan menerima hadiah saat pembebasan mereka.
Kesepakatan gencatan senjata di Gaza menghentikan agresi genosida Israel yang telah membunuh lebih dari 47.500 orang dan menghancurkan wilayah tersebut. Sementara itu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada November tahun lalu atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas agresinya terhadap wilayah tersebut.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini