Selama 40 tahun, pabrik kembang gula dan biskuit Shomar berdiri sebagai simbol ketahanan Gaza, memberikan pekerjaan bagi ratusan orang dan menjadi sumber penghidupan bagi ribuan lainnya. Namun hari ini, pabrik tersebut hanya menyisakan puing-puing, sementara jalur produksi yang dulunya aktif kini terkubur—menjadi bagian dari korban dari serangan udara Israel yang tak kunjung henti.
Pabrik ini, salah satu yang terbesar di Gaza, bukan hanya menjadi tulang punggung ekonomi lokal, tetapi juga membawa harapan bagi 200 keluarga yang bergantung padanya. Kehancurannya menjadi pukulan telak bagi sektor manufaktur Gaza yang sudah rapuh, yang telah menjadi target sistematis sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.
Pengusaha Palestina Ahmed Shomar, pemilik pabrik tersebut, mengungkapkan kesedihannya saat melihat hasil empat dekade kerja kerasnya hancur dalam sekejap. “Kami memulai di sektor ini 40 tahun lalu di Gaza; pabrik kami kecil, tetapi berkembang seiring waktu,” katanya.
Dibangun di atas lahan seluas 3 dunam, pabrik ini memiliki sembilan jalur produksi yang memproduksi keripik, biskuit, dan berbagai produk kembang gula. Selama bertahun-tahun, pabrik ini menjadi pilar penting sektor industri Gaza, mendukung mata pencaharian ratusan orang. Shomar memperkirakan kerugian total mencapai $15 juta.
Ekonom Palestina, Tibaa, menjelaskan bahwa serangan Israel telah menghancurkan infrastruktur ekonomi Gaza. “Serangan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan kehancuran parah pada struktur ekonomi lokal,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa lebih dari 80% pabrik, toko, dan tempat kerja di Gaza telah hancur sebagian atau seluruhnya.
Menurut Kementerian Ekonomi Palestina, pada akhir 2022, Gaza memiliki sekitar 50.000 fasilitas industri dan komersial. Namun, kehancuran yang terus berlangsung menjadi ancaman yang dapat menghapus jalur ekonomi yang menopang wilayah yang terkepung ini.
Meskipun kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada 19 Januari, krisis kemanusiaan di Gaza masih berlangsung. Lebih dari 47.000 warga Palestina terbunuh, 111.483 lainnya terluka, dan ribuan masih terperangkap di bawah reruntuhan sejak 7 Oktober 2023. Infrastruktur vital, termasuk rumah sakit dan sekolah, juga hancur total.
Pabrik Shomar, yang dulu menjadi simbol ketahanan, kini menjadi pengingat kelam akan dampak kehancuran yang dialami rakyat dan ekonomi Gaza. “Sektor industri adalah salah satu jalur hidup terakhir Gaza,” kata Shomar. “Sekarang, kami bahkan tidak memiliki itu.”
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini