• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Jumat, Oktober 10, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Kisah di Balik Situs Bersejarah yang Dihancurkan Israel (Bagian I): Masjid Agung Omari, Simbol Keagungan dan Persilangan antar-Peradaban di Gaza

by Adara Relief International
Februari 3, 2024
in Artikel, Jelajah, Sorotan
Reading Time: 6 mins read
0 0
0
Kisah di Balik Situs Bersejarah yang Dihancurkan Israel (Bagian I): Masjid Agung Omari, Simbol Keagungan dan Persilangan antar-Peradaban di Gaza
97
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Jalur Gaza adalah salah satu peradaban paling kuno dalam sejarah umat manusia yang telah membentang selama 5000 tahun. Selama itu pula Gaza ditakdirkan untuk berada di garis depan imperium dunia yang saling bersaing. Pertempuran demi pertempuran terjadi, menghancurkan kota, tetapi Gaza tetap berdiri. Dapat dikatakan bahwa di tanah Gaza terkubur lapisan demi lapisan kisah; tragedi sekaligus epos kepahlawanan; mengerikan sekaligus heroik. Jalinan kisah tersebut berlangsung dari generasi ke generasi, hingga hari ini.

Gaza memiliki arti kuat, harta, atau gudang. Orang Persia menyebutnya Hazato, sedangkan orang Arab menyebutnya Gaza of Hashim sebagai nisbat bagi Hashim bin Abd al-Manaf, kakek Nabi Muhammad saw yang meninggal sekembalinya dari Syam. Makamnya berada di Masjid Sayid al-Hashim di al-Daraj, sebuah lingkungan tua di Gaza. Sementara itu, penghuni awal Gaza yang diketahui adalah bangsa Kanaan (Canaanite), kemudian dihuni oleh bangsa Filistin.

Posisinya yang strategis antara Asia dan Afrika, menjadikan Gaza sebagai pusat perdagangan yang makmur; terletak di jalan pesisir kuno yang menghubungkan Mesir ke Palestina dan sekitarnya. Gaza dibangun dan terus dikembangkan menjadi tempat transit, tempat para pedagang dapat beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Asia dan Afrika. Dengan demikian, Gaza dipandang sebagai salah satu kota terpenting di Palestina.

Sebagai kota kuno dan bersejarah, Gaza menyaksikan pergantian kekuasaan beberapa kerajaan dan peradaban, antara lain kepemimpinan Firaun (Mesir Kuno), Yunani, Romawi, Bizantium, dan zaman Islam. Pada masa kepemimpinan Kesultanan Ayyubiyah, Kota Tua Gaza mengalami perluasan melampaui batas tembok di sekelilingnya, sehingga membentuk empat lingkungan tua, yaitu Al-Tuffah, Az-Zaitoun, Al-Shuja’iyya, dan Al-Daraj. Di lingkungan tua tersebut terkumpul situs bersejarah yang menjadi saksi keagungan peradaban Gaza.

Kantor Media Pemerintah di Gaza mencatat bahwa Gaza memiliki 325 situs bersejarah. Namun, agresi yang dilancarkan Israel telah membahayakan bangunan bersejarah di Palestina. Bahkan pada agresi terbaru (7 Oktober) yang dinamakan Operation Iron Sword atau “Operasi Pedang Besi” Israel telah menghancurkan lebih dari 200 situs arkeologi dan bangunan bersejarah di Gaza. “Situs-situs kuno dan arkeologi yang dihancurkan oleh tentara berasal dari zaman Fenisia dan Romawi, sebagian berasal dari antara tahun 800 SM dan 1.400 SM, sementara yang lainnya dibangun 400 tahun lalu,” terang Kantor Media Pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Di antara situs terpenting dan mengalami kehancuran adalah Masjid Agung Omari, Gereja Bizantium di Jabalia, Kuil Al-Khadir di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dan pemakaman kuno Bizantium Blakhiya (Anthedon Palestina), di barat laut Kota Gaza. Situs-situs lain yang juga rusak parah adalah Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, Beit al-Saqqa yang berusia 400 tahun, dan Masjid Sayid al-Hashim, yang juga merupakan salah satu masjid tertua di Gaza.

Masjid Agung Omari, Simbol Keagungan dan Jembatan antar-Peradaban

Di jantung Kota Tua Gaza, tepatnya di lingkungan al-Daraj, berdiri Masjid Agung Omari yang megah. Di batu-batunya tertatah aroma kisah-kisah kuno. Namun, bangunan yang dulunya merupakan simbol keagungan spiritual sekaligus keagungan arsitektur, kini hanya menyisakan sebuah menara dan reruntuhan. Kehancurannya menjadi salah satu bukti dampak agresi Israel dan pengeboman tanpa henti di Jalur Gaza, sejak dimulainya Operasi Pedang Besi pada 7 Oktober 2023 hingga tulisan ini diterbitkan.

Masjid Al-Omari berdiri di area seluas 4.100 meter persegi dengan luas bangunan 1.190 meter persegi. Memiliki 38 kolom marmer yang indah dan kokoh, mencerminkan kemegahan arsitektur kuno di Kota Gaza. Masjid ini berdiri di atas sebuah bangunan yang awalnya merupakan kuil pagan bangsa Filistin yang menurut legenda digunakan untuk memuja Dewa Dagon, dewa kesuburan dan air. Pada masa pemerintahan Bizantium (406 M), kuil tersebut kemudian dijadikan gereja oleh Ratu Bizantium Aelia Eudocia. Setelah Gaza dibebaskan pada masa Khalifah Umar ibn al-Khattab, dan muslim menjadi mayoritas penduduk di Gaza, gereja tersebut dialihfungsikan menjadi masjid (634 M).

Anak-anak Palestina bermain di Masjid Al Omari di Kota Gaza, Ramadan 2018. (EPA)

Pada 1149 M, ketika Tentara Salib (The Crusaders) berkuasa, masjid tersebut diubah menjadi Katedral St. John the Baptist. Pada tahun 1277 M, tepatnya pada masa Kesultanan Mamluk, katedral atau gereja tersebut kembali diubah fungsinya menjadi masjid yang kini dikenal dengan nama Masjid Agung Omari. Disebut Omari sebab nama masjid ini diambil dari nama Khalifah Umar, dan dikatakan Masjid Agung karena merupakan masjid terbesar di Gaza. Struktur yang berdiri hingga Jumat, 8 Desember 2023, merupakan bangunan era Mamluk yang telah direnovasi pada masa Utsmani (Ottoman), kemudian hancur sebagian akibat pengeboman artileri Inggris selama Perang Dunia I, dan kembali dipugar.

Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa corak arsitektur Masjid Agung Omari memperlihatkan sejarahnya yang bergejolak. Setiap pemugaran situs ini mempertahankan beberapa bagian dari bentuk sebelumnya. Misalnya terlihat pada fasadnya yang menampilkan lengkungan khas gaya Crusaders. Dua dari tiga lorong utama Masjid juga diyakini mempertahankan beberapa bagian dari katedral Tentara Salib. Menara Masjid yang mengesankan dibuat mengikuti gaya tradisional Mamluk, dengan menara segi delapan yang terletak atas banguan yang berbentuk persegi. Di dalam Masjid, lantainya terbuat dari ubin mengkilap dan pintu serta kubahnya terbuat dari marmer.

Seorang filolog tengah membersihkan manuskrip dari Perpustakaan Masjid Agung Omari sebagai persiapan dalam digitalisasi naskah (HMML)

Masjid Agung Omari pernah menjadi mercusuar ilmu pengetahuan bagi para cendekiawan ketika Sultan Al-Zaher Baybars dari Kesultanan Mamluk membangun sebuah perpustakaan masjid yang berisi sekitar 20.000 buku dan manuskrip tentang berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dari jumlah tersebut hanya tersisa 187 manuskrip asli berbahasa Arab. Koleksinya berasal dari tahun 1515, dan mencakup spektrum subjek yang luas antara lain Al-Quran, Biografi Nabi Muhammad saw., matematika, astronomi, kedokteran, humaniora, yurisprudensi, hadis Rasulullah, sastra dan puisi, yang sebagian besar ditulis oleh para sarjana Palestina.

Paling tidak ada tiga faktor yang menyebabkan koleksi perpustakaan Masjid Agung Omari berkurang secara berkala, pertama ketika penyerbuan oleh Napoleon Bonaparte pada 1799. Setelah gagal menjajah Akka, Palestina, Napoleon kembali ke Mesir melalui Gaza, menghancurkan sebagian wilayah Gaza dan menjarah koleksi manuskrip dari perpustakaan masjid.

Kedua, manuskrip-manuskrip tersebut juga hancur, rusak, ataupun hilang ketika Perang Dunia I (1914–1918) akibat serangan artileri Inggris juga akibat dibakar oleh pasukan Utsmani untuk mengusir gigil musim dingin ketika berperang melawan Blok Sekutu. Terakhir, penjajahan Israel menjadi sebab besar rusak atau hilangnya manuskrip. Penjajahan ini tidak berhenti pada 1967 atau 1993, tapi kembali terjadi saat agresi tahun 2008, 2012, 2014. Kini, Israel melakukan agresi besar-besaran yang menghancurkan Gaza, dan manuskrip yang tersisa tidak diketahui keberadaannya. Proyek digitalisasi memang telah selesai dilakukan pada 2022 untuk melestarikan jejak kekayaan perpustakaan. Namun, bentuk digital tidak dapat menggantikan arti penting naskah aslinya.

Sisa Reruntuhan yang Akan Tetap Menuturkan Keagungan

Perbandingan menara dan bangunan Masjid Agung Omari sebelum dan setelah dibom Israel (Emek Shaveh)

1 of 2
- +

1.

2.

Pada Jumat, 8 Desember 2023, agresi genosida Israel di Gaza kembali menyasar Masjid Agung Omari, menyebabkan kerusakan luas pada situs bersejarah tersebut, hingga hancur menjadi puing-puing, kecuali bagian menara yang masih tampak utuh. “Kejahatan yang menargetkan dan menghancurkan situs arkeologi harus mendorong dunia dan UNESCO mengambil tindakan untuk melestarikan warisan peradaban dan budaya yang agung ini,” kata Kementerian Pariwisata dan Purbakala Gaza.

Sementara itu, warga Palestina di Gaza menyatakan kemarahannya setelah melihat kehancuran masjid tertua dan terbesar itu. “Saya melewati masa kecil di sana untuk beribadah dan bermain-main,” kata Ahmed Nemer, lelaki berusia 45 tahun yang tinggal tidak jauh dari Masjid Agung Omari. Ia dengan tegas mengatakan bahwa Israel berusaha menghapus ingatan sejarah Gaza dengan menghancurkan situs-situs bersejarah.

Bagi penduduk Gaza, Masjid Agung Omari yang telah runtuh itu tetap menyimpan kisah-kisah tentang keagungan. Masjid itu adalah masjid pertama yang menjadi tempat didirikannya salat Jumat di Gaza, maka dinding-dindingnya telah mendengar jutaan gumaman, rintihan, dan doa setiap hamba Tuhan yang mendatanginya. Pilar-pilarnya akan tetap menawarkan rengkuhan kehangatan bagi jiwa-jiwa yang membisikkan ketidakberdayaannya, dan lantai-lantainya akan terus memanggil kaki-kaki kecil yang merindukan kebebasan.

Pada suatu hari, menara yang tersisa di atas reruntuhan Masjid Agung Omari akan bercerita tentang apa yang terjadi pada hari ini; bukan tentang kekalahan atau kehancuran, tetapi tentang perjuangan yang kembali menciptakan lapisan sejarah baru di tanah Gaza; tentang penolakan untuk menyerah; tentang keteguhan untuk berdiri sekalipun segala yang terlihat telah runtuh di depan mata dan dunia terlampau lemah untuk berbicara. (LMS)

(Gambaran lebih lanjut mengenai interior dan kegiatan di dalam Masjid Agung Omari dapat dilihat dalam video: youtube.com)

Referensi:

Al Brifkany, Mahmood. 2016. “Analysis of Converted Historical Mediterranean Churches and Mosques. Nawroz University. (https://www.researchgate.net/publication/351499075_Analysis_of_Converted_Historical_Mediterranean_Churches_and_Mosques)

Al-Qeeq, Farid. S. 2009. “A Sustainable Approach for Urban Integration of Hammam Samrah in the Historic City of Gaza”. International Journal of Architectural Research: Archnet-IJAR. Volume III, 171–185.

(https://www.academia.edu/79704349/A_Sustainable_Approach_for_Urban_Integration_of_Hamm_M_Sam_Rah_in_the_Historic_City_of_Gaza)

Rami K. Isaac, C. Michael Hall, Freya Higgins-Desbiolles (Eds.). (2016). The Politics and Power of Tourism in Palestine. NY: Routledge.

https://www.aljazeera.com/news/2023/12/8/hamas-says-gaza-mosque-destroyed-urges-unesco-to-save-heritage

https://www.arabnews.com/node/1503371/middle-east

https://artsandculture.google.com/story/medieval-mosque-manuscripts-barakat-trust/9AUxOgDpPcBDcg?hl=en

https://cultureincrisis.org/projects/palestine-manuscript-collection-of-the-great-omari-mosque-library

https://efe.com/en/latest-news/2023-12-08/gazas-oldest-largest-mosque-destroyed-by-israeli-bombs/

https://emekshaveh.org/en/gaza-war/

https://hmml.org/about/global-operations/gaza/

https://www.islamicarchitecturalheritage.com/listings/omari-grand-mosque-gaza

https://www.middleeasteye.net/news/israel-palestine-war-gaza-air-strike-hits-great-omari-mosque-oldest

https://www.#/20231230-israeli-army-destroyed-more-than-200-archeological-sites-in-gaza-report/

https://www.#/20240107-discover-the-great-omari-mosque-palestine/

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Baca Juga

Global Sumud Flotilla: Misi Maritim Terbesar untuk Mengakhiri Blokade Gaza dan Memecah Keheningan Dunia

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

 Post Views: 71

Tags: ArtikelPalestina
ShareTweetSendShare
Previous Post

Jumlah Korban Jiwa di Gaza Mencapai Lebih dari 25.000 Orang

Next Post

Ahmad Manasra, Anak Palestina yang Terpaksa Menjadi Dewasa di Balik Dinginnya Sel Penjara Israel

Adara Relief International

Related Posts

Aktivis memasang bendera Palestina pada kapal yang berpartisipasi dalam Global Sumud Flotilla (MEE)
Sorotan

Global Sumud Flotilla: Misi Maritim Terbesar untuk Mengakhiri Blokade Gaza dan Memecah Keheningan Dunia

by Adara Relief International
Oktober 6, 2025
0
33

“Saya sepenuhnya terlibat di dalamnya, karena ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang kemanusiaan,” tegas Brahim Marzouk (64), pemimpin kontingen...

Read moreDetails
Sekolah Dar Al-Arqam di Gaza yang telah dihancurkan Israel pada April 2025 (Al Jazeera)

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

September 28, 2025
28
Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

September 22, 2025
48
Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

September 1, 2025
90
Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Agustus 28, 2025
86
56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

Agustus 27, 2025
31
Next Post
Ahmad Manasra, Anak Palestina yang Terpaksa Menjadi Dewasa di Balik Dinginnya Sel Penjara Israel

Ahmad Manasra, Anak Palestina yang Terpaksa Menjadi Dewasa di Balik Dinginnya Sel Penjara Israel

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • 78 Tahun Indonesia Merdeka: Mengingat Kembali Kiprah Founding Fathers Indonesia dalam Menyuarakan Solidaritas terhadap Palestina

    79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 60

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Balik Tahun Ajaran Baru yang Penuh Tantangan, Tersimpan Semangat Penghafal Al Quran Palestina dari Kamp Pengungsian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Barakah Circle Theory: Sebuah Pendekatan Geopolitik Islam terhadap Baitul Maqdis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630