Asosiasi Ulama Palestina mengecam peningkatan pelanggaran Israel terhadap jemaah Palestina di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan. Dalam pernyataan resmi, mereka menyatakan kemarahan atas tindakan represif Israel yang semakin intensif terhadap masjid dan para jemaahnya.
Selama Ramadan, Israel melarang banyak warga Palestina beribadah di dalam Al-Aqsa, sementara pada saat yang sama membiarkan pemukim Yahudi melakukan ritual Talmud di halamannya. Pada Jumat kedua Ramadan, hanya sekitar 80.000 jemaah yang diizinkan salat di masjid tersebut—jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, kelompok Al-Quds International Institution melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu Al-Aqsa, mengusir jemaah secara paksa, dan melarang mereka beribadah. Langkah ini sejalan dengan langkah yang lebih ketat dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang membatasi akses jemaah Palestina ke masjid selama Ramadan.
Di sisi lain, pada Ahad (16/3), ratusan pemukim Israel, termasuk tokoh ekstremis Yehuda Glick, memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa untuk merayakan Purim. Mereka melakukan tur provokatif dengan pengawalan ketat dari kepolisian Israel, bahkan beberapa terlihat beribadah di area timur masjid.
Polisi Israel juga memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk Al-Aqsa, membatasi pergerakan jemaah Muslim, dan semakin memperketat akses bagi warga Palestina dari Tepi Barat menuju Al-Quds bagian timur (Yerusalem Timur) sejak pecahnya agresi di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Asosiasi Ulama Palestina menyerukan dunia Islam untuk membela Al-Aqsa, mengungkap pelanggaran Israel melalui media, serta mendorong perlawanan terhadap tindakan represif tersebut. Mereka juga mengajak warga Palestina di Al-Quds (Yerusalem), Tepi Barat, dan wilayah pendudukan lainnya untuk terus mendatangi Al-Aqsa, mempertahankan hak beribadah, dan menggelar aksi protes.
Bagi rakyat Palestina, tindakan Israel merupakan bagian dari upaya sistematis Israel untuk mengubah identitas Al-Quds bagian timur (Yerusalem Timur) dan Al-Aqsa, serta menghapus jejak Arab dan Islam dari kota suci tersebut.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini