Pasukan pendudukan Israel kembali menghancurkan bangunan milik warga Palestina pada Senin (21/4) pagi, sebagai bagian dari eskalasi sistematis terhadap properti Palestina di Tepi Barat. Aksi ini menargetkan satu bangunan bertingkat di Beit Ummar, utara Al-Khalil (Hebron), dan dua rumah di Ni’lin, barat Ramallah.
Menurut laporan setempat, pasukan Israel menyerbu Beit Ummar dan meratakan bangunan tujuh lantai milik keluarga Mohammad Issa Hussein Alqam dengan alasan tidak memiliki izin bangunan—alasan yang kerap dipakai meski izin tersebut hampir mustahil didapatkan di Area C yang dikuasai penuh oleh Israel. Padahal, pemiliknya masih memiliki waktu hingga batas 60 hari yang dijanjikan sebelum perintah pembongkaran berlaku. Sepuluh rumah lain di sekitar lokasi, tepat di seberang permukiman ilegal Karmei Tzur, juga terancam mengalami nasib serupa.
Sementara itu, di Ni’lin, dua rumah milik keluarga Surour dihancurkan oleh buldoser militer Israel, menyebabkan empat keluarga kehilangan tempat tinggal tanpa ada tawaran ganti rugi atau tempat penampungan.
Menurut data dari Palestinian Information Centre, sejak 7 Oktober 2023, telah terjadi lebih dari 5.939 pembongkaran dan penghancuran terhadap rumah dan bangunan Palestina di Tepi Barat—angka yang menunjukkan peningkatan agresi secara besar-besaran terhadap tanah dan populasi Palestina.
Menanggapi peristiwa kelompok perlawanan mengeluarkan pernyataan yang menyebut penghancuran ini sebagai cerminan dari wajah fasis dan proyek penjajahan Zionis yang terus berlangsung bersamaan dengan genosida di Jalur Gaza. Mereka menilai tindakan ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan, serta mendesak adanya respons internasional yang tegas untuk menghentikan kejahatan tersebut dan mengadili para pelakunya.
“Eskalasi berbahaya di Tepi Barat ini merupakan bagian dari proyek agresi yang lebih luas dan menuntut persatuan seluruh rakyat serta kekuatan nasional dan Islam—khususnya di Tepi Barat—untuk bersatu dalam perlawanan menyeluruh demi membela tanah, martabat, dan hak-hak nasional yang sah,” tulis kelompok perlawanan.
Mereka menegaskan bahwa skema pemerintah kriminal perang yang dipimpin Netanyahu akan digagalkan oleh keteguhan rakyat dan keberanian perlawanan Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat. Perlawanan, tegas mereka, akan terus berlanjut hingga pendudukan berakhir dan rakyat Palestina meraih kemerdekaan serta membebaskan tanah dan tempat suci mereka.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini






