• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Hari Ibu Nasional dan Peran Ibu bagi Agama, Bangsa, dan Negara

by Adara Relief International
Januari 14, 2023
in Artikel, Sorotan, Tema Populer
Reading Time: 5 mins read
0 0
0
Hari Ibu Nasional dan Peran Ibu bagi Agama, Bangsa, dan Negara
32
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Setiap tanggal 22 Desember, Indonesia memperingati Hari Ibu Nasional. Berbagai kegiatan seringkali diadakan untuk memberikan penghargaan bagi perempuan yang telah berstatus sebagai seorang ibu. Akan tetapi, tahukah teman-teman bahwa dipilihnya tanggal tersebut menjadi Hari Ibu Nasional bukanlah tanpa alasan? Tanggal 22 Desember bukan dipilih secara acak, melainkan ada sejarah dan perjuangan panjang di baliknya.

Baca Juga

Dualisme Hari Besar 15 Mei: Hari Keluarga untuk Dunia, Hari Malapetaka Bagi Keluarga Palestina

Tiga “Koridor Kematian” Gaza: “Perbatasan” yang Dibangun di atas Ribuan Nyawa Penduduk Gaza

Perempuan hebat itu, saat tangan kanannya menggendong ayunan, tangan kirinya mengguncang dunia

  • Ibu Yoyoh Yusroh

Tepatnya pada 22 Desember, 94 tahun yang lalu, para perempuan hebat Indonesia telah menorehkan tinta dalam sejarah. Tanggal tersebut adalah waktu dimulainya Kongres Perempuan I, yaitu pada 22 hingga 25 Desember 1928, bertempat di Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta. Pada kongres tersebut, para perempuan yang berasal dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera berkumpul dan berdiskusi, hingga akhirnya melahirkan Kongres Perempuan atau yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Dibentuknya Kowani terinspirasi dari tokoh-tokoh perempuan pejuang Indonesia terutama pada abad ke-19 seperti Hajjah Rangkayo Rasuna Said, R.A. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, dan perempuan hebat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Perjuangan para perempuan pahlawan bangsa tersebut memotivasi perempuan-perempuan yang hadir di Kongres Perempuan I untuk memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak kaum perempuan.

Adapun agenda yang menjadi catatan pada Kongres Perempuan I yaitu persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan masih banyak materi terkait kesejahteraan perempuan. Banyak hal besar yang diagendakan oleh para perempuan yang hadir di Kongres tersebut. Mereka menuangkan pemikiran kritis mereka dan upaya-upaya penting bagi kemajuan perempuan Indonesia.

4 Ibu pelopor Kongres Perempuan I di Yogyakarta.
Kiri ke kanan: Ibu Sunarto Mangunpuspito, Ibu Kartowijono, Ibu Dr. Muwardi dan Ibu Soelarso
(https://www.kompas.com)

Namun, perjuangan tidak selesai sampai di sana. Pada Juli 1935, Kongres Perempuan II diadakan di Jakarta. Melalui kongres ini dibentuklah BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menetapkan fungsi utama seorang ibu bagi bangsa Indonesia, yaitu untuk menumbuhkan serta mendidik generasi baru yang menyadari dan memiliki rasa kebangsaan yang tebal.

Ditetapkannya 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional disahkan secara resmi pada Kongres Perempuan III pada 1938. Hari Ibu dikukuhkan oleh pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959. Presiden Soekarno sendiri yang meresmikan peringatan Hari Ibu Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959.

Hingga hari ini, Hari Ibu masih terus diperingati setiap tanggal 22 Desember di seluruh wilayah Indonesia. Hari ibu menjadi kesempatan untuk mengingat jasa-jasa dan perjuangan seorang ibu, serta memberikan apresiasi atas perannya, baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Pada Hari Ibu Nasional ini, kita juga diingatkan kembali bahwa status sebagai ibu tidak pernah sekalipun menjadi penghambat bagi perempuan untuk menuntut ilmu, berkarya, serta mengabdi bagi agama, bangsa, dan negara. Berikut adalah kisah salah satu ibu Indonesia yang bisa sukses menjalankan perannya di keluarga, masyarakat, pemerintahan, juga tidak melupakan hakikatnya sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.

Ibu Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada

Lahir pada 14 November 1962 di Batuceper, Tangerang, beliau adalah anak ke-4 dari 10 bersaudara. Beliau adalah putri dari pasangan yang berprofesi sebagai guru mengaji dan mubaligh yaitu H. Abdussomad dan Hj. Aminah. Lahir di keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, Ibu Yoyoh juga tumbuh mencintai ilmu agama karena sejak kecil sering mengikuti ayahnya ke pengajian-pengajian. Perasaan tersebut pun terus tumbuh dan bertahan hingga beliau dewasa.

Bagi Ibu Yoyoh, setiap jalan kehidupannya tidak pernah terlepas dari dakwah. Sebagai seorang perempuan, beliau juga gigih menyuarakan bahwa perempuan juga bisa berkiprah di wilayah yang dianggap ranah laki-laki –seperti politik– tanpa mengurangi hak bagi laki-laki untuk mengabdi di ranah yang sama.

Suaranya yang lantang dalam membela hak-hak kaum perempuan membuat beliau terpilih menjadi politisi perempuan. Ibu Yoyoh membuktikan bahwa memisahkan perempuan dari politik sama dengan memisahkan masyarakat dari lingkungannya, sebab perempuan juga mampu menjalankan amanah politik dengan baik. Di saat orang lain berebut ingin mengisi jabatan untuk alasan materi, Ibu Yoyoh justru menggunakan jabatannya untuk kebaikan. Beliau adalah tokoh yang memperjuangkan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi. Atas kiprahnya tersebut, nama Yoyoh Yusroh menjadi terkenal di kalangan anggota DPR-RI.

Tak hanya peduli pada bangsanya sendiri, Ibu Yoyoh juga peduli terhadap isu kemanusiaan di dunia internasional, khususnya di Palestina. Beliau sangat menentang penjajahan yang dilakukan oleh Zionis di Tanah Suci, yang juga menargetkan perempuan dan anak-anak Palestina. Di saat dunia internasional bungkam, Ibu Yoyoh adalah perempuan yang aktif bergerak mengumpulkan bantuan untuk Palestina, bahkan beliau mengantarkan sendiri bantuan tersebut ke Palestina.

Meskipun beliau menjalankan banyak peran di pemerintahan maupun di lembaga kemanusiaan, Ibu Yoyoh sama sekali tidak mengabaikan perannya di rumah sebagai seorang istri dan ibu dari 13 orang anak. Seluruh anaknya adalah penghafal Al-Qur’an, juga berprestasi di bidang akademik. Kisah Ibu Yoyoh menjadi bukti bahwa menjadi seorang ibu tidak menghalangi perempuan untuk bisa menebarkan manfaat bagi sebanyak mungkin orang di dunia. Ibu Yoyoh wafat pada 27 April 2011. Raganya telah pergi, tetapi kisahnya abadi dan menjadi teladan bagi para ibu khususnya di Indonesia.

Masih banyak kisah ibu lainnya yang tidak dapat terangkum dalam tulisan singkat ini. Setiap ibu adalah perempuan hebat, baik itu ibu yang memilih menjadi ibu rumah tangga, wanita karir, pengusaha, politisi, maupun pilihan-pilihan lainnya. Seluruh ibu berharga, karena tidak akan ada yang pernah bisa menggantikan jasa dan posisi seorang ibu.

Selamat Hari Ibu Nasional, untuk seluruh ibu di Indonesia

Engkaulah satu-satunya perempuan, yang pada senyummu terlukis surga

 

Salsabila Safitri, S.Hum.

Penulis merupakan Relawan Departemen Penelitian dan Pengembangan Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana jurusan Sastra Arab, FIB UI.

 

Sumber:

Tim GIP. Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada. 2011. Jakarta: Gema Insani.

https://www.republika.co.id/berita/loct0r/jejak-teladan-alm-yoyoh-yusroh-politisi-perempuan-pks https://ummuhabibah.com/yoyoh-yusroh-sumur-tak-pernah-kering/

https://tirto.id/sejarah-hari-ibu-di-indonesia-mengapa-tanggal-22-desember-dcoa

https://bpmpriau.kemdikbud.go.id/sejarah-dan-makna-peringatan-hari-ibu-22-desember/

https://www.kominfo.go.id/content/detail/40071/selamat-hari-ibu-perempuan-indonesia/0/artikel_gpr

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/22/083000465/sejak-kapan-ada-hari-ibu-dan-bagaimana-sejarahnya-?page=all

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Tags: Artikel
ShareTweetSendShare
Previous Post

Perempuan Palestina Raih Medali Emas di Kompetisi Kickboxing Asia

Next Post

 Ajak Seluruh Kalangan, Adara Luncurkan Event Family Fest 4

Adara Relief International

Related Posts

Dualisme Hari Besar 15 Mei: Hari Keluarga untuk Dunia, Hari Malapetaka Bagi Keluarga Palestina
Sorotan

Dualisme Hari Besar 15 Mei: Hari Keluarga untuk Dunia, Hari Malapetaka Bagi Keluarga Palestina

by Adara Relief International
Mei 15, 2025
0

Pada 1993, Majelis Umum PBB memutuskan dalam sebuah resolusi bahwa tanggal 15 Mei ditetapkan sebagai Hari Keluarga Internasional dan diperingati...

Read moreDetails
Tiga “Koridor Kematian” Gaza: “Perbatasan” yang Dibangun di atas Ribuan Nyawa Penduduk Gaza

Tiga “Koridor Kematian” Gaza: “Perbatasan” yang Dibangun di atas Ribuan Nyawa Penduduk Gaza

Mei 14, 2025
Hari Tawanan Palestina : Kisah Kehidupan Tawanan yang Terhenti di Balik Jeruji Penjara Israel

Hari Tawanan Palestina : Kisah Kehidupan Tawanan yang Terhenti di Balik Jeruji Penjara Israel

April 16, 2025
Hari Tanah Palestina 2025 dan Harapan Idulfitri yang Telah Sirna

Hari Tanah Palestina 2025 dan Harapan Idulfitri yang Telah Sirna

Maret 30, 2025
Hari Air Sedunia: Kala Air Bersih Menjadi Mimpi yang Nyaris Mustahil Bagi Warga Palestina

Hari Air Sedunia: Kala Air Bersih Menjadi Mimpi yang Nyaris Mustahil Bagi Warga Palestina

Maret 23, 2025
Hidupkan Lailatulqadar

Hidupkan Lailatulqadar

Maret 21, 2025
Next Post
 Ajak Seluruh Kalangan, Adara Luncurkan Event Family Fest 4

 Ajak Seluruh Kalangan, Adara Luncurkan Event Family Fest 4

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Adara Salurkan Bantuan Ramadhan di Masjid Ke-2 yang Dibangun di Gaza

    Adara Salurkan Bantuan Ramadhan di Masjid Ke-2 yang Dibangun di Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 40

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanya Jawab Seputar Amalan Wanita di Bulan Dzulhijjah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 91% Penduduk Gaza Alami Krisis Pangan, WHO dan Otoritas Gaza Serukan Status Kelaparan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Sikap Tolong Menolong Pada Masa Rasulullah Saw dan Para Sahabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional
Alamat : GrahaQu Lt.2, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1, Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 12740

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional
Alamat : GrahaQu Lt.2, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1, Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 12740