Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, kembali menyatakan dukungannya terhadap taktik memblokir bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sebagai bagian dari agresi militer Israel yang terus berlangsung sejak Oktober 2023. Menurut laporan Anadolu, Ben-Gvir menyatakan bahwa satu-satunya bantuan yang boleh masuk ke Gaza adalah bantuan yang mendukung “migrasi sukarela,” menunjukkan dukungannya terhadap pengusiran warga Palestina dari wilayah tersebut.
Ketegangan internal pun terjadi dalam pemerintahan Israel. Menurut Channel 12, perdebatan sengit meletus dalam rapat kabinet keamanan antara Ben-Gvir dan Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir. Ben-Gvir bersikukuh bahwa Gaza tidak perlu menerima bantuan karena, menurutnya, mereka masih memiliki cukup makanan, bahkan menyarankan agar gudang makanan di dalam Gaza dibom. Zamir menolak keras usulan tersebut, memperingatkan bahwa tindakan semacam itu membahayakan Israel dan melanggar hukum internasional.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, pemerintah Israel juga mengumumkan rencana perluasan invasi darat ke Gaza. Rencana ini mencakup pendudukan penuh wilayah tersebut, pemindahan penduduk Palestina ke selatan, serta penghancuran kekuatan perlawanan. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich secara terbuka menyatakan bahwa Israel tidak akan mundur dari Gaza, bahkan mendukung upaya pendudukan penuh Gaza.
Lebih dari 52.500 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara itu, keluarga para tahanan Israel mengecam kebijakan pemerintah yang dianggap mengutamakan ambisi teritorial ketimbang keselamatan para sandera, yang hingga kini masih ditahan di dalam terowongan di Gaza.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com/20250506-ben-gvir-calls-for-bombing-gaza-food-stores/