Sebulan yang lalu, Palestina diliputi duka mendalam. Jenin, kota Palestina yang bersejarah di Tepi Barat, dibombardir selama dua hari penuh. Sejak tanggal 3 hingga 5 Juli 2023, pasukan Israel melakukan serangan melalui udara dan darat ke kamp pengungsi Jenin yang menampung 14.000 orang. Serangan brutal tersebut menewaskan 12 orang, termasuk 5 anak-anak, dan melukai 120 lainnya.
Sebulan setelahnya, situasi semakin memanas. Kali ini, Kota Tua Al-Quds (Yerusalem) yang menjadi sasaran. Pada pekan terakhir bulan Juli, sebanyak 1.050 pemukim Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa untuk memperingati Hari Raya Yahudi “Tisha B’Av”. Ribuan pemukim kolonial yang dipimpin menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, melakukan ritual Talmud yang provokatif di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel. Sementara para pemukim menyerbu masjid, pasukan sibuk mengusir jamaah muslim yang hendak beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Pembunuhan di Jenin dan penyerbuan Masjid Al-Aqsa mengingatkan kita akan sebuah peristiwa tragis yang terjadi puluhan tahun lalu. Tragedi berdarah tersebut adalah ketika mimbar Masjid Al-Aqsa dibakar oleh seorang Zionis berkebangsaan Australia. Mengenai kronologi kejadian dan motif pelaku, akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Peristiwa Pembakaran Masjid Al-Aqsa
Penduduk Palestina mengingat tanggal 21 Agustus sebagai momen kepedihan, ketika Masjid Suci Al-Aqsa dibakar dengan keji oleh Zionis. Tepat 54 tahun yang lalu, pada 21 Agustus 1969, para jamaah dan penjaga Masjid Al-Aqsa yang saat itu baru selesai salat Subuh dikejutkan dengan alarm yang tiba-tiba berbunyi. Begitu selesai salat, jamaah mendapati asap telah membumbung tinggi dari kubah perak Masjid Al-Aqsa, tepatnya di ruangan salat yang berada di sayap tenggara masjid.
Jamaah muslim dengan bantuan umat Nasrani berusaha memadamkan api yang terlanjur membesar. Akan tetapi, tentara Zionis Israel menghalangi usaha mereka, hingga menimbulkan bentrokan. Zionis dengan sengaja membuat penduduk kesulitan untuk memadamkan api karena alat pemadam kebakaran dan pompa air telah mereka rusak, dan selang air mereka putuskan. Di tengah keterbatasan, para penduduk menggunakan segala cara agar dapat memadamkan api. Mereka membentuk rantai manusia, lantas saling mengoper air menggunakan ember atau wadah kecil lainnya ke bagian masjid yang terbakar.
Sementata itu, mobil-mobil pemadam kebakaran baru berdatangan beberapa jam kemudian dari kota-kota sekitar Tepi Barat, seperti Nablus, Ramallah, Al-Bireh, Bethlehem, Hebron, Jenin, dan Tulkarem. Zionis lagi-lagi sengaja menyulitkan masuknya bantuan dengan cara menghalangi mobil pemadam untuk mencapai lokasi. Api kemudian berhasil dipadamkan setelah lebih dari tiga jam. Namun, api telah melalap mimbar kayu hadiah dari Shalahuddin Al-Ayyubi, panel mosaik di dinding dan langit-langit, dan jendela yang tepat berada di bawah kubah.
Pelaku Pembakaran
Mengenai peristiwa ini, Zionis berdalih itu merupakan “kecelakaan yang tidak disengaja”. Akan tetapi, alasan Zionis Israel tidak dapat diterima. Melalui siaran Radio Kairo, Mesir bahkan menegaskan bahwa peristiwa tersebut merupakan “kejahatan yang direncanakan”. Penyelidikan pun dilakukan untuk mengidentifikasi siapa sebenarnya pelaku pembakaran Masjid Suci Al-Aqsa.
Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa pelaku pembakaran adalah Michael Dennis William Rohan (28 tahun). Ia merupakan turis asal Australia yang berprofesi sebagai pekerja peternakan. Saat itu, dia memang sedang berkeliling selama beberapa bulan di Palestina yang Dijajah Israel. Pada 23 Agustus 1969, ia mengakui bahwa tindakan yang ia lakukan bukanlah kejahatan sebab ia mengaku sebagai “utusan Tuhan”.
Rohan mengatakan bahwa tujuannya melakukan pembakaran adalah karena ingin mempercepat kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya. Ia menyatakan bahwa hal tersebut hanya bisa tercapai apabila Zionis Israel bisa membangun kuil di wilayah Masjid Al-Aqsa yang diklaim sebagai tempat awal berdirinya Kuil Solomon. Pernyataan yang disampaikannya membuat Rohan dianggap mengalami gangguan jiwa sehingga akhirnya mendapat perawatan di rumah sakit jiwa.
Pembangunan Kembali Mimbar
Selain mengakibatkan hangusnya banyak bagian masjid, pembakaran yang disengaja ini juga menghanguskan mimbar Nuruddin Zanky. Mimbar ini merupakan hadiah dari Shalahuddin Al-Ayyubi dan dibuat atas prakarsa Nuruddin Zanky bin Imaduddin Zanky pada 564 H/1168 M. Ketika membuatnya, beliau bernazar akan meletakkan mimbar tersebut saat pembebasan Al-Aqsa dari pasukan Salib. Sembilan belas tahun berlalu sejak mimbar dibuat, Shalahuddin Al-Ayyubi, yang merupakan penerus perjuangan Nuruddin Zanky, berhasil membebaskan tanah Palestina dan mewujudkan nazar Nuruddin Zanky.
Mimbar Nuruddin Zanky bukan sekadar mimbar. Itu merupakan wujud keyakinan bahwa Al-Aqsa suatu saat akan kembali menjadi milik umat Islam seutuhnya dan menjadi lambang persatuan umat, Sebab, kemenangan tidak akan dapat dicapai secara individual melainkan merupakan buah perjuangan komunal.
Itulah juga yang menjadi sebab mengapa mimbar yang dibuat Nuruddin Zanky tidak menggunakan perekat seperti lem, paku, atau lainnya. Mimbar dibuat dengan sistem interlock, sehingga kayu-kayu yang menyusun mimbar bisa bersatu secara alami. Mimbar ini, bagi Nuruddin, menjadi simbol akan cita-citanya terhadap persatuan umat Islam di masa mendatang.
Pembakaran Masjid Al-Aqsa membuat mimbar Nuruddin Zanky hangus menjadi kepingan-kepingan kecil yang kini tersimpan di arsip Lembaga Wakaf Masjid Al-Aqsa. Pada 28 Agustus 1993, Raja Husein bin Thalal dari Yordania memerintahkan untuk membuat mimbar pengganti dengan bentuk dan cara pengerjaan yang sama persis seperti mimbar Nuruddin Zanky. Setelah Raja Husein bin Thalal wafat, proyek ini dilanjutkan oleh Raja Abdullah II bin Husein.
Fakultas Seni Tradisional Islam Universitas Balqa, Yordan, kemudian mengadakan lomba bagi seluruh ahli ukir dan seniman dari berbagai negara untuk membentuk tim pembuatan mimbar. Indonesia turut ikut serta dalam proyek ini atas prakarsa (Alm.) Mahmud Bukhori dan beberapa rekan alumni ITB dari Desenta dan Birano. Indonesia mengirimkan sampel ukiran tangan yang kemudian mengantarkan Indonesia menjadi pemenang dan mendapat kehormatan menjadi bagian dari tim pembuat mimbar bersama perwakilan dari negara-negara lainnya.
Masjid Al-Aqsa Saat Ini
Peristiwa pembakaran mimbar Masjid Al-Aqsa memang telah puluhan tahun berlalu. Akan tetapi, peristiwa tersebut bukanlah terakhir kalinya pasukan dan pemukim kolonial Israel menodai Masjid Al-Aqsa. Hingga saat ini, Israel masih terus berupaya mengubah realitas Masjid Al-Aqsa dengan melakukan Yahudinisasi, memaksakan kehadiran pemukim Israel yang setiap harinya selalu menyerbu masjid.
Dalam tiga bulan terakhir, puluhan ribu pemukim Israel telah menyerbu Masjid Al-Aqsa. Kanal berita Al-Qastal mendokumentasikan 5.814 serangan pemukim pada bulan Mei, 4.000 serangan pada bulan Juni, dan 6.558 serangan sepanjang bulan Juli–jumlah penyerbuan terbesar sepanjang tahun 2023.
Hingga hari ini, Masjid Al-Aqsa masih belum bebas dari ancaman Yahudinisasi. Setiap harinya, ratusan bahkan ribuan pemukim ilegal Israel masih rutin menyerbu Masjid Al-Aqsa, melakukan ritual Talmud untuk menodai kesucian Masjid Al-Aqsa. Akan tetapi, para penjaga Masjid Al-Aqsa tidak pernah mengenal kata mundur, demi menumpas orang-orang yang tega menodai Masjid Al-Aqsa yang suci hingga detik ini. Perjuangan masih belum boleh berhenti, hingga Masjid Al-Aqsa terbebas seutuhnya dari Yahudinisasi.
Penulis merupakan Relawan Departemen Penelitian dan Pengembangan Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana jurusan Sastra Arab, FIB UI.
Sumber:
https://adararelief.com/pembakaran-mimbar-al-aqsa-dan-yahudinisasi-yang-tak-kunjung-usai/
https://daysofpalestine.ps/scores-of-israeli-settlers-invade-jerusalems-al-aqsa-mosque-2/
https://daysofpalestine.ps/al-aqsa-mosque-faces-increasing-settler-incursions-amid-rising-tensions/
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها