Brussel – Pusat Informasi Palestina. Aksi unjuk rasa solidaritas Aleppo, Jumat kemarin (16/12) digelar di sejumlah negara Eropa dan juga mengutuk serangan bumi hangus yang menyasar warga sipil di Suriah secara umum.
Kantor berita Anadolu menyebutkan, unjuk rasa solidaritas Suriah terutama di Aleppo digelar di kota Novi Pazar di kawasan Sanjak Serbia yang penduduknya matoritas Muslim. Sekitar 2000 pengunjuk rasa yang berkumpul di lapangan Isa Beik Isa Kovetsh di tengah Novi Pazar menunut agar perang Suriah dihentikan.
Peserta unjuk rasa yang dikoordinasi oleh organisasi sipil di kota tersebut menyatakan menolak pembersihan etnis massal dan pembunuhan warga sipil di Aleppo. Sejumlah poster yang mereka kibarkan adalah; “Hentikan pembunuhan rakyat Suriah yang tak berdosa” “#SaveAleppo” “SaveHumanRight” “#FreedomSyiriaanAleppo”.
Di Ibukota Macedonia, Skopje juga digelar unjuk rasa mendukung Suriah dan Aleppo dengan tema #Aleppo_Kemanusiaan_Yang_Hilang” yang digalang oleh pelajar Albania. Pengunjuk rasa berkumpul di pasar lama Turki di ibukota Skopje dan meneriakkan dukungan untuk Aleppo dan menilai tangan mereka terbelenggu atas apa yang terjadi di sana. Mereka menilai masyarakat dunia masih bungkam atas kejahatan itu.
Di ibukota Belgia, Brussel, unjuk rasa solidaritas digelar dan mereka mengutuk serangan terhadap warga sipil di Aleppo dan blockade terhadap kota tersebut. Di Depan kedutaan besar Suriah di Brussel, pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel serual kepada asosiasi Islam di Belgia; Selamatkan Aleppo, Jaga Anak-Anak Aleppo, Aleppo Terbakar, Kemanusiaan Mati.
Pengunjuk rasa meletakan ikat kepala hitam di depan kedutaan besar sebagai isyarat berduka atas Aleppo dan bencana yang menimpa kota itu. “Kemanusiaan telah mati di Aleppo, organisasi internasional terutama PBB dan Uni Eropa tak menjalankan tanggungjawabnya. Bahkan hanya berdiri menonton.”
Hari Kamis kemarin, proses evakuasi warga sipil dan luka dimulai dari kota Aleppo yang terblokade sesuai dnegan kesepakatan gencatan senjata yang diteken sejak Selasa lalu antara militer rezim dan oposisi bersenjata dengan mediasi Turki.
Kesepakatan terjadi setelah blockade ketat dan serangan udara intens rezim Suriah dan sekutunya terhadap perkampungan di timur Aleppo selama 5 bulan yang menawaskan dan melukai ratusan orang. (at/pip)