• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, Oktober 2, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Tentang Rayyan yang Jantungnya Berhenti Berdetak dan Nasib Anak-Anak Palestina di Bawah Penjajahan

by Adara Relief International
Oktober 3, 2022
in Artikel
Reading Time: 6 mins read
0 0
0
Ketakutan Dikejar Tentara Israel, Anak Palestina Jatuh Hingga Tewas
97
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Bagaimana rasanya menjadi anak-anak Palestina? Dunia anak seharusnya berwarna-warni, penuh senyuman, dan lukisan kebahagiaan untuk bekal masa depan. Namun, hanya sedikit warna-warna hari yang dikenal anak Palestina: merah untuk darah, kelabu untuk langit, dan hitam untuk asap.

Bagaimana rasanya menjadi anak-anak Palestina? Suara yang sering kali mereka dengar bukanlah lagu, sapaan guru, atau panggilan main dari teman-teman seumur, melainkan derap kaki serdadu, desingan suara peluru, tank-tank yang menderu, juga teriakan pilu.

Akhir pekan ini, Palestina merekam peristiwa pembunuhan yang membuat wajah penduduknya semakin muram. Rayyan Suleiman, anak Palestina berusia 7 tahun yang berasal dari Betlehem, meninggal karena dikejar tentara Israel (29/09).

Rayyan ketika masih hidup (kiri) dan usai wafat di RS (kanan)Rayyan ketika masih hidup (kiri) dan usai wafat di RS (kanan), sumber gambar: Time of Gaza

Rayyan dan dua kakaknya dikejar oleh militer Israel ketika mereka dalam perjalanan pulang dari sekolah. Tentara menuduh mereka sebagai pelaku pelempar batu. Merasa tidak melakukan hal tersebut, mereka kemudian berlari dan militer Israel ikut mengejarnya hingga ke rumahnya.

Tentara Israel yang mengejarnya kemudian menggedor pintu rumahnya dengan kencang. Ketika ayahnya membuka pintu, terjadi keributan dan banyak teriakan. Militer Israel mengancam akan kembali pada malam hari untuk menangkap Rayyan dan dua saudara laki-lakinya yang berusia 8 dan 10 tahun. Di tengah keributan tersebut, Rayyan terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri. Rasa takut yang terus mengikutinya sepanjang pengejaran tentara Israel hingga ke rumahnya, menyebabkan jantungnya berhenti untuk selamanya.

Bocah 7 tahun itu dibawa ke rumah sakit di Bait Jala, selatan kota Al-Quds, tetapi nyawanya tidak tertolong. Menurut dokter spesialis anak, Mohammed Ismail, Rayyan dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gangguan medis sebelumnya.  “Skenario yang paling memungkinkan terjadi adalah rasa tertekan atau stress yang kemudian memicu sekresi adrenalin secara berlebihan, mengakibatkan peningkatan tekanan jantung dan menyebabkan terjadinya serangan jantung,” ungkap Ismail.

Tentara Israel berdiri di dekat foto Rayan Suleiman, anak berusia 7 tahun yang meninggal karena serangan jantung akibat dikejar oleh tentara IsraelTentara Israel berdiri di dekat foto Rayan Suleiman, anak berusia 7 tahun yang meninggal karena serangan jantung akibat dikejar oleh tentara Israel, sumber gambar: Reuters

“Dia anak laki-laki yang sehat seutuhnya dan penuh kebahagian. Hanya dalam hitungan menit, kami kehilangannya,” ungkap Mohammed Sulaiman, paman dari Rayyan.

Ia baru berusia tujuh tahun dan duduk di bangku kelas dua sekolah dasar, tidak wajar bila terkena serangan jantung di usia yang begitu belia. Tapi bagi orang Palestina, hal tersebut menjadi tidak aneh karena realita penjajahan yang harus mereka hadapi setiap hari. Tidak peduli laki-laki, perempuan, lansia, bahkan anak-anak, mereka akan mendapati risiko yang sama untuk ditangkap atau bahkan dibunuh. Persis seperti yang Rayyan alami.

Hadeel Salman, salah seorang tetangganya mengatakan bahwa militer Israel memang sedang melakukan pencarian terhadap pelempar batu, dan mereka mencari ke seluruh penjuru untuk menemukan anak kecil yang dapat mereka tuduh. “Tentara tersebut juga memanggil adik laki-laki saya, menuduhnya melempar batu, dan mengancam akan menahannya,” ujar Salman. “Adik saya bersikeras bahwa ia tidak melakukan hal tersebut.” Tentara Israel seolah mencari alasan dan kambing hitam untuk menangkap anak-anak Palestina.

Arak-arakan jenazah RayyanArak-arakan jenazah Rayyan, sumber gambar: Time of Gaza

Selama 74 tahun penjajahan Israel, anak-anak Palestina turut menjadi korban dan objek permanen kejahatan Israel. Di bawah hukum militer yang diterapkan, anak-anak dapat dibawa ke pengadilan militer dengan tuduhan melempar batu, atau tanpa kesalahan apa pun, melalui aturan Penahanan Administratif, yang bisa menahan siapa saja tanpa terkecuali, tanpa dakwaan ataupun pengadilan.

Baca juga: Menjadi Palestina Tidak Pernah Mudah: Kisah Penduduk Palestina yang Hidup di Bawah Bayang-Bayang Penangkapan

Anak-anak Palestina, dapat ditangkap kapan pun dan di mana pun, entah ketika mereka tengah bermain di lingkungan rumah, belajar di sekolah, entah ketika telah terlelap pada malam hari di rumahnya.

Sejak tahun 2000, sebanyak 12.000 anak telah ditangkap dan ditawan, kebanyakan karena tuduhan melempar batu dan dapat ditahan hingga 20 tahun. Setiap tahunnya, rata-rata terdapat 700 anak yang dituntut di pengadilan Israel.

Baca juga: Nasib Tawanan Anak Palestina dalam Tahanan Militer Israel

Tidak hanya itu, anak-anak Palestina juga hidup dalam bayang-bayang pembunuhan. Sejak   2015, angka pembunuhan terhadap anak Palestina meningkat secara signifikan, dengan tahun 2021 sebagai tahun dengan jumlah tertinggi anak Palestina yang terbunuh. Sementara itu, sejak awal 2022  hingga saat ini, tercatat 40 anak Palestina telah terbunuh, termasuk Rayan.

Data tingkat pembunuhan anak-anak Palestina yang dibunuh oleh militer Israel maupun pemukim bersenjata tahun 2015-2021Data tingkat pembunuhan anak-anak Palestina yang dibunuh oleh militer Israel maupun pemukim bersenjata tahun 2015-2021, sumber gambar: DCIP

Tingginya tingkat penahanan dan pembunuhan terhadap anak-anak Palestina bukanlah karena ketidaksengajaan. Badan Pendanaan Darurat PBB untuk Anak-Anak atau UNICEF pada 2013 pernah mengeluarkan laporan bahwa kejahatan Israel terhadap anak Palestina, terutama yang berada di dalam tahanan, merupakan sistem yang berlaku luas, sistematis, dan inkonstitusional.

Salah satu LSM di Palestina menerbitkan laporan bahwa setidaknya terdapat lebih dari 65 hukum Israel yang secara langsung maupun tidak, memberlakukan aturan diskriminatif terhadap penduduk Palestina yang tinggal di wilayah penjajahan (Israel) maupun di wilayah Palestina. Undang-undang tersebut telah membatasi hak-hak penduduk Palestina di seluruh area kehidupannya. Mulai dari hak untuk berpartisipasi dalam politik, hak memiliki tanah dan tempat tinggal, hak mengenyam pendidikan, hingga untuk mencintai dan dicintai saja, Israel merasa harus ikut campur mengatur.

Baca Juga

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Kematian Rayyan tentu menggoreskan kesedihan tersendiri, tetapi bagi Israel terbunuhnya anak Palestina tidak berarti apa-apa, kecuali semakin berkurangnya populasi penduduk Palestina. Artinya, angka 40 yang merupakan jumlah anak Palestina yang dibunuh Israel sepanjang 2022, kemungkinan besar akan bertambah, sebab selama penjajahan terjadi, selama itu pula ancaman kematian akan terus mengintai penduduk Palestina.

gazaSumber Gambar: Time of Gaza

Baru-baru ini Israel telah menerbitkan aturan yang memperbolehkan penggunaan drone yang dilengkapi senjata, sehingga sewaktu-waktu, drone dapat melukai siapa saja. Akhir pekan lalu, Israel juga telah memasang smart shooter, yaitu mesin tembak otomatis yang diletakkan di pos pemeriksaan di Kota Hebron (Al-Khalil). Alat ini bisa mengenali wajah warga Palestina, dan menembakkan peluru kejut.

Pemerintahan Biden, melalui juru bicaranya memang menyampaikan duka cita atas kematian Rayyan dan merasa ‘patah hati’ atas insiden tersebut. Namun pertanyaannya, apakah itu cukup berarti? Sebab, hanya dua hari berselang setelah kematian Rayyan, seorang anak di kota yang sama (Betlehem) dengan usia yang hampir sama dengan Rayyan, ditembak di bagian kepala oleh militer Israel (1/10). Kekejaman ini nyatanya tidak akan pernah berujung, hingga Israel berhenti dan mengakhiri penjajahannya atas tanah Palestina.

anak gazaSumber gambar: Time of Gaza

 

Fitriyah Nur Fadilah, S.Sos., M.I.P.

Penulis merupakan Ketua Departemen Resource Development and Mobilization Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana dan master jurusan Ilmu Politik, FISIP UI.

 

Sumber:

https://www.haaretz.com/israel-news/2022-09-29/ty-article/7-year-old-killed-after-fall-during-israeli-army-chase-palestinian-health-ministry-says/00000183-88de-d85e-ad87-aeff35190000

https://www.dci-palestine.org/2021_is_deadliest_year_for_palestinian_children_since_2014

https://adararelief.com/menjadi-palestina-tidak-pernah-mudah-kisah-penduduk-palestina-yang-hidup-di-bawah-bayang-bayang-penangkapan/

https://adararelief.com/nasib-tawanan-anak-palestina-dalam-tahanan-militer-israel/

https://www.aljazeera.com/news/2022/9/30/palestinians-mourn-boy-7-who-died-from-fear-of-israeli-forces

https://www.egyptindependent.com/thousands-attend-funeral-for-7-year-old-who-died-palestinians-say-in-israeli-troops-chase/

https://www.#/20220205-israel-and-the-silent-genocide-of-palestinian-children/

 

***

Tetaplah bersama Adara Relief International untuk anak dan perempuan Palestina.

Kunjungi situs resmi Adara Relief International untuk berita terbaru Palestina, artikel terkini, berita penyaluran, kegiatan Adara, dan pilihan program donasi.

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar  program bantuan untuk Palestina.

Donasi dengan mudah dan aman menggunakan QRIS. Scan QR Code di bawah ini dengan menggunakan aplikasi Gojek, OVO, Dana, Shopee, LinkAja atau QRIS.

Donasi

Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk anak-anak dan perempuan Palestina.

Tags: AnakArtikelPalestinaSerangan
ShareTweetSendShare
Previous Post

835 Tahun Setelah Shalahuddin Al-Ayyubi Membebaskan Al-Quds

Next Post

835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

Adara Relief International

Related Posts

Sekolah Dar Al-Arqam di Gaza yang telah dihancurkan Israel pada April 2025 (Al Jazeera)
Sorotan

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

by Adara Relief International
September 28, 2025
0
25

Pada awal bulan September, tahun ajaran baru dimulai di Palestina, namun dengan suasana yang berbeda dari biasanya. Tak seperti anak-anak...

Read moreDetails
Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

September 22, 2025
48
Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

September 1, 2025
82
Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Agustus 28, 2025
83
56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

Agustus 27, 2025
29
Petinju perempuan Palestina berlatih di pantai Gaza"

Hari Pemuda Sedunia dan Impian Mereka yang Terkubur di Reruntuhan Gaza

Agustus 14, 2025
51
Next Post
835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 59

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menteri Israel Sebut Aksi Yahudi Meludahi Umat Kristen di Yerusalem Bukan Tindakan Kriminal 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630