Bagi zionis Israel, seluruh warga Palestina merupakan ancaman bagi eksistensi penjajahan yang mereka lakukan; tidak hanya lelaki dewasanya, tetapi juga anak-anak dan perempuan. Inilah yang menjadi alasan, mengapa dalam setiap serangan udara, penghancuran rumah dan berbagai upaya penjajahan Israel lainnya terhadap Palestina, anak-anak turut menjadi korban. Tidak hanya itu, Israel juga secara sistematis menjadikan anak-anak sebagai sasaran kekerasan mereka. Berdasarkan laporan OCHA (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs), sebanyak 86% anak-anak Palestina di wilayah C (Tepi Barat) mengalami kekerasan di pos pemeriksaan (check points) dan 84% pernah mengalami kekerasan oleh pemukim ilegal. Di wilayah Al Khalil (Hebron), sebanyak 85% anak-anak, baik laki-laki dan perempuan, yang hendak pergi ke sekolah, mengalami pemeriksaan fisik, kekerasan ataupun penahanan oleh militer Israel.
Baca juga Adara Report Edisi 1 “Krisis Air Palestina: Upaya Sistematis Zionis Memutus Akses Air Untuk Meruntuhkan Kedaulatan”
Ancaman penahanan merupakan realita yang harus dihadapi oleh anak-anak Palestina, khususnya mereka yang berada di wilayah Tepi Barat yang dijajah (wilayah C). Sejak 2000, terdapat 12.000 anak-anak Palestina yang ditawan dengan mayoritas alasan karena melempar batu, dan hanya karena itu mereka dapat dikenakan tuntutan hingga 20 tahun penjara. Setiap tahunnya, rata-rata 700 anak di bawah usia 18 tahun dituntut oleh pengadilan militer. Berdasarkan catatan dari Layanan Penjara Israel (IPS), sejak 2012, setiap bulannya militer Israel menahan 205 anak.
“Terdapat 12.000 anak-anak Palestina yang ditawan dengan mayoritas alasan karena melempar batu, dan hanya karena itu mereka dapat dikenakan tuntutan hingga 20 tahun penjara.”
Baca juga Adara Report Edisi 2 “Yahudisasi Palestina: Hapus Tanah Palestina”
Ironi memilukan lainnya yang harus dihadapi anak Palestina adalah kenyataan bahwa hukum yang berlaku di Israel dapat menyeret anak-anak Palestina ke pengadilan militer Israel. Hukum ini menjadi satu-satunya hukum di dunia yang menempatkan anak-anak di hadapan pengadilan militer. Keberadaaan pengadilan militer ini, menurut para peneliti merupakan bagian dari penjajahan Israel tetapi dalam bingkai wajah ‘legal’ dibanding sebagai sebuah sistem hukum. Anak-anak Palestina diperlakukan oleh pengadilan militer Israel sebagai pihak yang bersalah, meski dengan bukti yang minim atau bahkan tanpa bukti, sampai akhirnya nanti mereka “terbukti” bersalah.
Silahkan unduh untuk baca selengkapnya
UNDUH DI SINI
Nasib Tawanan Anak Palestina dalam Tahanan Militer Israel
***
Tetaplah bersama Adara Relief International untuk anak dan perempuan Palestina.
Kunjungi situs resmi Adara Relief International untuk berita terbaru Palestina, artikel terkini, berita penyaluran, kegiatan Adara, dan pilihan program donasi.
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar program bantuan untuk Palestina.
Donasi dengan mudah dan aman menggunakan QRIS. Scan QR Code di bawah ini dengan menggunakan aplikasi Gojek, OVO, Dana, Shopee, LinkAja atau QRIS.
Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk anak-anak dan perempuan Palestina.