• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, September 25, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Sultanah Safiatuddin, Ratu Pertama Aceh yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan

by Adara Relief International
Januari 14, 2023
in Artikel, Biografi
Reading Time: 5 mins read
0 0
0
Sultanah Safiatuddin
995
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Ia adalah Safiatuddin Tajul Alam Syah, perempuan pertama Aceh yang memperoleh gelar “Sultanah” atau pemimpin.  Ia menggantikan suaminya, Sultan Iskandar ats-Tsani yang meninggal mendadak pada 1641. Sultanah Safiatuddin memerintah sebagai ratu Aceh selama 34 tahun sampai kematiannya pada 1675.

Sultanah Safiatuddin bukanlah sosok sembarangan. Ia merupakan anak dari penguasa legendaris Aceh, Sultan Iskandar Muda (w.1636). Sejak kecil ia sudah terbiasa melihat pola pemerintahan yang diberlakukan oleh ayahnya. Dalam kitab Bustan al-Salatin karya ulama besar Aceh, Nuruddin ar-Raniry dituliskan bahwa Sri Sultanah bersifat dan berperangai baik, takut kepada Allah, tidak pernah meninggalkan salat, gemar membaca Al-Qur’an, mendorong rakyatnya berbuat kebajikan dan melarang kejahatan, serta adil dalam persoalan hukum. Selain itu, ia juga menguasai empat bahasa, yaitu Arab, Persia, Spanyol, dan Urdu. Ia gemar belajar syair dari Hamzah Fansuri dan belajar ilmu Fikih dari Nuruddin Ar-Raniry.

Mewarisi kebesaran dua pendahulunya (Ayahya, Sultan Iskandar Muda, dan suaminya, Sultan Iskandar ats-Tsani), tidak menjadikan Sultanah Safiatuddin bisa menduduki posisi kepemimpinan dengan mudah, karena ia adalah seorang perempuan. Ketika Sultan Iskandar ats-Tsani wafat, ia tidak mempunyai putra mahkota yang dapat menggantikan posisinya. Oleh karena itu, terjadilah kegaduhan di kalangan para pembesar dan bangsawan (orangkaya) Aceh yang merasa berkesempatan untuk menjadi sultan. Khawatir akan kegaduhan tersebut, para ulama Aceh menggelar musyawarah, dipimpin oleh qadhi Malikul Adil Nuruddin ar-Raniry.

Setelah musyawarah yang cukup alot dengan mempertimbangkan situasi sekaligus kecakapan yang dimiliki oleh Sultanah Safiatuddin, maka musyawarah tersebut menobatkan Safiatuddin sebagai sultanah. Ini adalah momen yang sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya Kerajaan Aceh Darussalam dipimpin oleh seorang perempuan. Ia diberi gelar Paduka Sri Sultan Tajul Alam Safiatuddin Syah Berdaulat Zillulahi Fil Alam binti Sultan Iskandar Muda Johan Berdaulat.

Pada masa awal kepemimpinannya, Sultanah Safiatuddin menghadapi banyak tantangan, di antaranya harus mengatasi VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang pengaruhnya semakin besar setelah berhasil merebut Kota Malaka dari tangan Portugis pada 14 Januari 1641, sekaligus harus menghadapi kelompok-kelompok yang menolak kepemimpinannya.

Namun, meskipun Sultanah Safiatuddin tidak mampu mengembalikan kejayaan militer Aceh pada masanya, tetapi ia berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh, mencegah VOC untuk memperoleh komoditi atas perdagangan timah dan lainnya. Sultanah Safiatuddin juga berhasil menjadikan Aceh mencapai puncak kemapanan ilmu pengetahuan, melebihi masa-masa sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari dukungan dua ulama Aceh yang paling disegani kala itu, Nuruddin ar-Raniry dan Abdurrauf as-Singkili. Dua ulama ini pula yang menghalau pendapat-pendapat yang menginginkan digantinya posisi pemimpin Aceh dengan laki-laki.

Sultanah Safiatuddin juga merupakan pemimpin yang mengedepankan dialog. Ia mendorong ratusan ulama, termasuk yang menentangnya, untuk meluaskan pengaruh mereka dengan membuat dayah-dayah (pesantren) di berbagai tempat, hingga berkembang pesat di daerah-daerah kekuasaan Aceh, bahkan meluas hingga ke daerah Ulakan Sumatera Barat, Yan Kedah, Siak Seri Indrapura, dan lain lain.

Jami’ (Universitas) Baiturrahman di Banda Aceh berkembang pesat, para ulama didorong untuk menulis kitab dan melakukan penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Melayu atau Jawi. Di antara kitab yang diterjemahkan adalah tafsir Al-Qur’an Anwarut Tanzil wa Asrarut Takil yang menjadi kitab tafsir pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Ketika itu, Jami’ Baiturrahman membuka berbagai bidang keilmuan, seperti Darul Tafsir wal Hadits (Fakultas Tafsir dan Hadits), Darul Thib wal Kimiya (Fakultas Kedokteran

dan Kimia), Darul Adab wal Tarikh (Fakultas Sastra dan Sejarah), Darul Hisab (Fakultas Sains), Darul Siyasah (Fakultas Ilmu Politik), Darul Akli (Fakultas Ilmu Eksakta), Darul Zira’ah (Fakultas Pertanian), Darul Ahkam (Fakultas Hukum), Darul Filsafat (Fakultas Filsafat), Darul Wizarah (Fakultas Administrasi Negara), Darul Khazanah Baitul Mal (Fakultas keuangan), Darul Ardi (Fakultas Pertambangan), Darul Nahw (Fakultas bahasa Arab), Darul Mazahib (Fakultas Perbandingan Agama), Darul Harb (Fakultas Perang), Darul Shanaah (Fakultas Teknologi), Darul tijarah (Fakultas Perdagangan), serta Darul Ulum (Fakultas Ilmu)

Kecintaan Sultanah Safiatuddin terhadap ilmu pengetahuan membuat pendidikan di Aceh berkembang pesat. Ia mendorong laki-laki dan perempuan untuk belajar di ruang-ruang pendidikan. Ia ingin memberantas buta huruf dan buta ilmu sehingga di setiap desa didirikan meunasah  atau sekolah dasar dan zawiyah atau sekolah menengah. Baginya, pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan martabat dan status seseorang sehingga menciptakan bangsa yang cinta akan ilmu dan bermartabat.

Dibukanya kesempatan yang sama luasnya bagi lelaki dan perempuan dalam menuntut ilmu membuat bidang pekerjaan yang diisi oleh perempuan menjadi semakin banyak, termasuk di sektor pemerintahan atau di Balai Majelis Mahkamah Rakyat. Bahkan, secara khusus, Sultanah Safiatuddin juga mendidik dan menggembleng tiga perempuan yang ia rencanakan bakal menggantikan dirinya. Di antaranya adalah Putri Naqiyah, Putri Raja Setia, dan Putri Punti.

Dengan demikian, tidaklah berlebihan jika pada 34 tahun masa kepemimpinan Sultanah Safiatuddin, dikatakan bahwa Aceh berhasil mencapai puncak kegemilangan ilmu pengetahuan dan terus melahirkan para ulama dan cendekiawan besar, dengan kitab-kitab maupun karya terjemahan yang hingga kini masih lestari. Sultanah Safiatuddin wafat pada usia 63 tahun. Ia kemudian digantikan oleh Putri Naqiyyah yang ketika memimpin Aceh digelari Sultanah Nur al-‘Alam Naqiyyat al-Din. (LMS)

Baca Juga

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

 

Sumber:

Ilham, Muhammad & Yulia Merry. (2021). “Kebijakan Hukum pada Pemerintahan Sultanah di Kesultanan Aceh Darussalam (1641-1699)”. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah.

Kloos, David. (2018). “Sovereign Women in a Muslim Kingdom: The Sultanahs of Aceh, 1641–1699, by Sher Banu A.L. Khan”. Journal of Humanities and Social Sciences of Southeast Asia Vol. 17, Issue 2–3.

Diakses di https://brill.com/view/journals/bki/174/2-3/article-p320_14.xml

Putra, Rahmad Syah. (2015). “Islamic Education in Sri Ratu Tajul Safiatuddin’s Period (Historical Review). Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies Vol. 2, No.2. (www.journalarraniry.com)

Sa’adah, S, Rd. (2007). “Ratu-Ratu Aceh Abad ke 17 M”. Al-Turas. Diakses pada Senin, 10 Oktober 2022 di https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/4263/3022

Setiyanto, Arief. “Sultanah Safiatuddin Tajul Alam, Kunci Kebangkitan Ilmu Pengetahuan Aceh Darussalam”. Diakses pada Selasa, 11 oktober 2022. https://islamtoday.id/ulas-nusa/20190710150834-2052/sultanah-safiatuddin-tajul-alam-kunci-kebangkitan-ilmu-pengetahuan-aceh-darussalam/

Zamzami, Fitriyan. “Safiatuddin Sang ‘Muslimah Sempurna’” Diakses pada Rabu, 12 Oktober 2022. https://www.republika.co.id/berita/ontgw5393/safiatuddin-sang-muslimah-sempurna

 

***

Tetaplah bersama Adara Relief International untuk anak dan perempuan Palestina.

Kunjungi situs resmi Adara Relief International untuk berita terbaru Palestina, artikel terkini, berita penyaluran, kegiatan Adara, dan pilihan program donasi.

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar  program bantuan untuk Palestina.

Donasi dengan mudah dan aman menggunakan QRIS. Scan QR Code di bawah ini dengan menggunakan aplikasi Gojek, OVO, Dana, Shopee, LinkAja atau QRIS.

Donasi

Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk anak-anak dan perempuan Palestina.

Tags: ArtikelIndonesiaPendidikanPerempuan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Terjebak Banjir, Seorang Perempuan di Sulawesi Barat Hampir Melahirkan di Jalan

Next Post

Islam Menjawab KDRT dan Permasalahan Rumah Tangga Lainnya

Adara Relief International

Related Posts

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global
Artikel

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

by Adara Relief International
September 22, 2025
0
43

Sejak pendudukan Israel atas Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Al-Quds bagian timur (Yerusalem Timur) pada 1967, penguasaan tanah, air, dan...

Read moreDetails
Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

September 1, 2025
75
Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Agustus 28, 2025
82
56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

Agustus 27, 2025
28
Petinju perempuan Palestina berlatih di pantai Gaza"

Hari Pemuda Sedunia dan Impian Mereka yang Terkubur di Reruntuhan Gaza

Agustus 14, 2025
51
Kasih Ibu di Gaza Sepanjang Masa, Meski Tanpa Air Susu untuk Buah Hati Mereka

Kasih Ibu di Gaza Sepanjang Masa, Meski Tanpa Air Susu untuk Buah Hati Mereka

Agustus 6, 2025
58
Next Post
Islam Menjawab KDRT dan Permasalahan Rumah Tangga Lainnya

Islam Menjawab KDRT dan Permasalahan Rumah Tangga Lainnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menteri Israel Sebut Aksi Yahudi Meludahi Umat Kristen di Yerusalem Bukan Tindakan Kriminal 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Sikap Tolong Menolong Pada Masa Rasulullah Saw dan Para Sahabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 58

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Anak Yatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630