Pasukan pendudukan Israel (IOF) mundur, pada Kamis (12/9) malam, dari kota Tulkarem setelah agresi tiga hari yang menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang anak perempuan dan sejumlah tawanan.
Kehancuran yang meluas terjadi di kota tersebut, termasuk penghancuran rumah, toko, dan pengeboman. Setelah penarikan pasukan IOF, Kota Tulkarem mulai menyingkirkan dan membersihkan puing-puing.
Tim manajemen risiko bencana dari Bulan Sabit Merah Palestina dapat memasuki kamp untuk mendistribusikan pasokan makanan kepada keluarga yang terkena dampak, sebagai langkah untuk meringankan dampak kehancuran yang dialami penduduk.
Hal ini juga disusul oleh pernyataan Kementerian Kesehatan yang mengumumkan pada Kamis (12/9) bahwa jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh tembakan Israel di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem) sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 703 orang.
Kementerian Kesehatan Palestina menambahkan dalam pernyataan singkatnya bahwa di antara para martir terdapat 159 anak-anak, 10 wanita, dan sembilan orang lanjut usia, selain lebih dari 5.700 korban luka yang dipantau dalam periode yang sama.
Sementara itu, jumlah penangkapan di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem) juga meningkat menjadi 10.700 orang sejak dimulainya agresi genosida Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Komisi Urusan Tawanan dan Mantan Tawanan dan Masyarakat Tawanan Palestina menegaskan pada Kamis, bahwa pasukan pendudukan Israel menangkap 40 warga Palestina dari Tepi Barat pada malam hari.
Operasi penangkapan dipusatkan di Provinsi Al-Khalil (Hebron) dan Tubas, sementara sisanya dilakukan di seluruh provinsi Tepi Barat, tambah pernyataan itu.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini