Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Selasa (7/5) secara terbuka menolak proposal gencatan senjata Gaza yang disetujui oleh Hamas, Anadolu Agency melaporkan.
Kelompok Palestina mengatakan pada Senin malam (6/5), bahwa mereka telah menerima usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Qatar dan Mesir.
“Israel tidak dapat menyetujui proposal yang membahayakan keselamatan warga negara kami dan masa depan negara kami,” kata Netanyahu melalui pesan video.
Dia mengklaim bahwa usulan Hamas dimaksudkan untuk menyabotase masuknya pasukan kami ke Rafah.
“Hal itu tidak akan terjadi,” katanya, seraya menegaskan bahwa usulan tersebut “sangat jauh dari tuntutan vital Israel.”
“Dalam beberapa jam, pasukan kami mengibarkan bendera Israel di Penyeberangan Rafah dan menurunkan bendera Hamas,” kata Netanyahu. “Kami telah membuktikan bahwa tekanan militer terhadap Hamas merupakan syarat yang diperlukan untuk kembalinya sandera kami.”
Perlintasan perbatasan Rafah adalah jalur penting bagi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang telah dikepung Israel sejak 7 Oktober lalu dan menyebabkan penduduk di wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.
Pada hari Senin, pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Rafah timur, sebuah langkah yang secara luas dipandang sebagai awal dari serangan Israel yang telah lama dikhawatirkan terhadap kota tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina.
Sumber: https://www.#
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini







