Tunis—Mengawali kegiatan Global Sumud Flotilla, Adara bersama perwakilan Indonesia lainnya menghadiri undangan di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunis (1/9). Kunjungan ini diinisiasi langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunis, Zuhairi Misrawi. Beliau memberikan dukungan dan menyatakan bahwa akan selalu mengupayakan keselamatan dan perlindungan diplomasi bagi perwakilan Indonesia yang saat ini berada di Tunisia.
Perwakilan Adara, Maryam Rachmayani menyampaikan bahwa, “Saat ini memasuki hari kedua di Tunisia dan kita sudah bertemu dengan steering committee Global Sumud Flotilla,” Beliau melanjutkan, “Alhamdulillah kegiatan ini juga disambut baik oleh dubes Indonesia untuk Tunis. Kemudian kaitannya dengan rombongan, telah bergabung dokter bedah plastik yang baru saja kembali dari Gaza Mei lalu.” Tutupnya.


Zuhairi juga menyatakan bahwa, “KBRI siap memberikan bantuan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada perjalanan perlayaran menembus blokade Gaza”. Dalam pelayaran ini Indonesia mengirimkan 31 delegasi yang terdiri dari perwakilan NGO di Indonesia, artis dan influencer, tim medis dan juga wartawan Metro TV, TV One, dan SCTV.
Rute Perjalanan Delegasi Indonesia
Perjalanan menuju perairan Gaza akan dimulai pada Kamis (4/9) dari dermaga-dermaga di Tunisia. Pelayaran akan dimulai ketika seluruh delegasi dari Barcelona telah merapat ke pelabuhan Tunisia. Pelayaran kemudian dilanjutkan dan bertemu kapal-kapal dari Italia dan Yunani di laut Mediterania. Saat ini pelayaran tertunda akibat cuaca buruk, sehingga konvoi Global Sumud Flotilla memutuskan menunda pelayaran sampai cuaca membaik.
Sebelumnya Adara telah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Gaza, baik melalui jalur diplomasi maupun jalur bantuan. Salah satu bentuk upaya diplomasi Adara adalah melakukan dan memenuhi undangan kunjungan oleh pemerintan Indonesia maupun global. Di samping itu, Adara turut menerbitkan Policy Brief yang bertujuan untuk membantu pemangku jabatan dalam mengetahui kondisi terkini dan mengambil keputusan taktis dalam memperjuangkan Palestina.


Adapun jalur bantuan tidak akan bisa memenuhi kebutuhan rakyat Gaza tanpa dibukanya perbatasan Rafah secara utuh. Karenanya perjalanan ini dilakukan sebagai salah satu upaya agar dibukanya blokade Gaza.








