• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Jumat, Oktober 10, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Berita Kemanusiaan Anak

Ahmad Manasra Akhirnya Dibebaskan dari Penjara Israel setelah Hampir Sepuluh Tahun

by Adara Relief International
April 11, 2025
in Anak, Berita Kemanusiaan, Hukum dan HAM
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Ahmad Manasra Akhirnya Dibebaskan dari Penjara Israel setelah Hampir Sepuluh Tahun

Ahmad Manasra. [Amnesty]

22
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Ahmad Manasra, warga Palestina asal Al-Quds bagian timur (Yerusalem Timur) yang diduduki, akhirnya dibebaskan dari penjara Israel pada Kamis (10/4/2025) setelah menjalani hukuman sembilan setengah tahun. Ia ditangkap pada tahun 2015 saat masih berusia 13 tahun atas dugaan keterlibatan dalam insiden penikaman, meskipun pengadilan sendiri mengakui bahwa ia tidak melakukan penikaman. 

Manasra saat itu sedang bersama sepupunya, Hassan Manasra (15 tahun), yang menikam dua pemukim Israel di dekat permukiman ilegal Pisgat Ze’ev. Dalam insiden tersebut, Hassan ditembak mati oleh seorang warga Israel, sementara Ahmad mengalami pemukulan brutal dan ditabrak oleh pengemudi Israel hingga menderita patah tulang tengkorak dan pendarahan internal. Rekaman video yang memperlihatkan Ahmad tergeletak di jalan dengan kepala berdarah dan diejek oleh pemukim Israel, sempat viral dan menuai kecaman internasional.

Pada 2016, Ahmad dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, yang kemudian dikurangi menjadi sembilan setengah tahun. Meskipun usianya masih sangat muda saat penangkapan, Israel menerapkan amandemen hukum yang memungkinkan anak-anak usia 12 tahun dijatuhi hukuman di pengadilan sipil atas tuduhan “terorisme”. Selama masa interogasi awal, Ahmad tidak didampingi pengacara maupun orang tua. Video interogasinya menunjukkan aparat meneriakinya dan mengintimidasinya hingga ia tampak sangat tertekan dan ketakutan.

Kondisi kesehatan mental Ahmad memburuk drastis selama di penjara, terutama setelah dipindahkan ke sel isolasi pada November 2021 akibat insiden kecil dengan tawanan lain. Ia dikurung dalam ruang sempit selama 23 jam per hari, menderita delusi, paranoia, dan sulit tidur. Menurut pengacaranya, Khaled Zabarqa, Ahmad bahkan sempat mencoba melukai dirinya sendiri. Ia juga dipindahkan berkali-kali ke bagian psikiatri di berbagai penjara, untuk mendapat suntikan penstabil mental dari dokter.

Pada Desember 2021, seorang dokter dari Lembaga Medis Tanpa Batas (MSF) diperkenankan untuk pertama kalinya memeriksa Ahmad sejak penangkapannya. Diagnosis menyebutkan bahwa ia menderita skizofrenia, dan dokter tersebut memperingatkan bahwa kelanjutan penahanan dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada kesehatan mentalnya.

Permohonan pembebasan bersyarat atas dasar kesehatan berulang kali ditolak oleh komite pembebasan bersyarat dan Mahkamah Agung Israel. Mereka berdalih bahwa Ahmad tidak memenuhi syarat karena telah dihukum atas tuduhan “terorisme”. Namun, keputusan-keputusan ini dinilai sebagai bentuk penyalahgunaan Undang-Undang anti-Terorisme Israel yang represif.

Setelah dibebaskan, Ahmad ditinggalkan begitu saja oleh otoritas penjara di sebuah lokasi terpencil di wilayah Beersheba, Naqab Selatan, untuk mencegah keluarga menyambutnya. Seorang warga yang lewat dan melihatnya berupaya menghubungi keluarganya, yang kemudian menjemput dan membawanya pulang.

Heba Morayef, Direktur Regional Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, menyambut pembebasan Ahmad sebagai “kelegaan besar bagi dia dan keluarganya”. Namun ia menegaskan, “Tidak ada yang bisa menghapus tahun-tahun ketidakadilan, penyiksaan, dan trauma yang dialami Ahmad di balik jeruji.” Ia menambahkan bahwa penahanan soliter Ahmad selama hampir dua tahun merupakan bentuk perlakuan kejam yang melanggar hukum internasional, yang menyatakan isolasi lebih dari 15 hari sebagai bentuk penyiksaan.

Morayef juga menyoroti bagaimana kasus Ahmad mencerminkan pola pelecehan sistematis terhadap tawanan Palestina, terutama anak-anak. Tiga pekan sebelumnya, seorang remaja Palestina lainnya, Walid Khalid Abdullah Ahmad (17 tahun), dilaporkan meninggal dalam penjara Israel, diduga akibat kelaparan serta kelalaian medis yang ekstrem, sebagaimana terungkap dalam hasil otopsi.

Ahmad Manasra kini telah kembali ke pangkuan keluarganya. Namun, proses pemulihan dari trauma mendalam yang dialaminya masih panjang. Amnesty International menegaskan bahwa Ahmad harus diberikan akses penuh terhadap layanan kesehatan mental di kampung halamannya, Al-Quds (Yerusalem) bagian timur, tanpa diskriminasi, serta jaminan perlindungan bagi dia dan keluarganya dari intimidasi maupun ancaman.

Baca Juga

Pelanggaran Status Quo di Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi Semakin Meningkat

Studi UNRWA: 54.600 Anak di Gaza Alami Gizi Buruk Akut atau Parah

Kasus Ahmad Manasra menjadi cerminan nyata bagaimana sistem hukum dan penahanan Israel memperlakukan anak-anak Palestina—bukan sebagai korban konflik, tetapi sebagai musuh yang dipenjara, disiksa, dan dilupakan dunia.

Sumber: 

https://www.aljazeera.com

https://www.amnesty.org

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

ShareTweetSendShare
Previous Post

Israel Melakukan Operasi Militer Besar-besaran ke Kamp Pengungsi Balata, Tepi Barat

Next Post

4.500 Penduduk Gaza Diamputasi akibat Genosida Israel: Mimpi yang Terkubur dan Luka yang Tak Kunjung Sembuh

Adara Relief International

Related Posts

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, memimpin para pemukim dalam penyerbuan Masjid Al-Aqsa pada 8 Oktober 2025 (Reuters/Jewish Power)
Berita Kemanusiaan

Pelanggaran Status Quo di Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi Semakin Meningkat

by Adara Relief International
Oktober 9, 2025
0
15

Israel kembali melanggar status quo di dua situs suci umat Islam yaitu Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Yerusalem) dan Masjid Ibrahimi...

Read moreDetails
Anak-anak Palestina memohon untuk menerima makanan hangat di dapur amal di daerah Mawasi, Khan Younis, Jalur Gaza pada 22 Juli (AFP)

Studi UNRWA: 54.600 Anak di Gaza Alami Gizi Buruk Akut atau Parah

Oktober 9, 2025
16
Ilmuwan Palestina Penerima Nobel Kimia 2025: Dari Kamp Pengungsi ke Panggung Dunia

Ilmuwan Palestina Penerima Nobel Kimia 2025: Dari Kamp Pengungsi ke Panggung Dunia

Oktober 9, 2025
20
Serangan Israel Terus Berlanjut, PBB: 83% Bangunan Rusak dan Krisis Kemanusiaan Makin Parah di Gaza

Serangan Israel Terus Berlanjut, PBB: 83% Bangunan Rusak dan Krisis Kemanusiaan Makin Parah di Gaza

Oktober 9, 2025
13
Warga Palestina bereaksi terhadap berita tentang kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 15 Januari. REUTERS/Mohammed Salem

Meski Sepakati Tahap Pertama Gencatan Senjata, Namun Serangan Israel ke Gaza Masih Berlanjut

Oktober 9, 2025
16
Pusat HAM Gaza Desak Investigasi Keterlibatan Pejabat PBB dalam Genosida Gaza

Pusat HAM Gaza Desak Investigasi Keterlibatan Pejabat PBB dalam Genosida Gaza

Oktober 8, 2025
16
Next Post
4.500 Penduduk Gaza Diamputasi akibat Genosida Israel: Mimpi yang Terkubur dan Luka yang Tak Kunjung Sembuh

4.500 Penduduk Gaza Diamputasi akibat Genosida Israel: Mimpi yang Terkubur dan Luka yang Tak Kunjung Sembuh

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • 78 Tahun Indonesia Merdeka: Mengingat Kembali Kiprah Founding Fathers Indonesia dalam Menyuarakan Solidaritas terhadap Palestina

    79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 60

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Balik Tahun Ajaran Baru yang Penuh Tantangan, Tersimpan Semangat Penghafal Al Quran Palestina dari Kamp Pengungsian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Barakah Circle Theory: Sebuah Pendekatan Geopolitik Islam terhadap Baitul Maqdis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630