Lebih dari 200 anak telah terbunuh di Lebanon sejak Israel melancarkan agresi militer. Itu berarti lebih dari tiga anak rata-rata telah terbunuh di Lebanon setiap hari selama dua bulan terakhir kata badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk anak-anak (UNICEF).
“Meskipun lebih dari 200 anak terbunuh di Lebanon dalam waktu kurang dari dua bulan, pola yang membingungkan telah muncul: kematian mereka disambut dengan kelambanan dari mereka yang mampu menghentikan kekerasan ini,” kata Juru Bicara UNICEF James Elder dalam jumpa pers di Jenewa.
“Bagi anak-anak Lebanon, hal ini telah menjadi normalisasi kejahatan yang tak terlihat,” keluh Elder, seraya menambahkan bahwa pada periode yang sama, “lebih banyak lagi” orang yang terluka dan trauma setiap harinya.
Ia berkata, “Kita harus berharap agar umat manusia tidak akan pernah lagi menyaksikan pembantaian terhadap anak-anak di Gaza, meskipun ada kesamaan yang mengerikan bagi anak-anak di Lebanon pada hari-hari ini.”
Elder menyebutkan kemiripan yang “mengerikan” antara Gaza dan Lebanon, dengan mengatakan bahwa ratusan anak telah kehilangan tempat tinggal, fasilitas medis diserang, semua sekolah ditutup. Tanda-tanda yang mengkhawatirkan dari gejolak emosional juga mulai terlihat pada anak-anak, sementara peningkatan jumlah anak-anak yang terbunuh tidak mendapatkan tanggapan yang berarti dari mereka yang memiliki pengaruh.
Seiring meningkatnya serangan, tingkat kebutuhan juga meningkat kata juru bicara itu, seraya mencatat bahwa permohonan terbaru UNICEF memiliki pendanaan kurang dari 20%.
“Di Lebanon, sama halnya dengan yang terjadi di Gaza, hal-hal yang sebetulnya tidak dapat ditoleransi, diam-diam berubah menjadi hal yang dapat diterima, dan hal-hal yang mengerikan mulai terjadi di luar dugaan,” kata Elder.
“Dan sekali lagi, tangisan anak-anak tak terdengar lagi, kesunyian dunia makin memekakkan telinga, dan sekali lagi kita membiarkan hal-hal yang tak terbayangkan menjadi pemandangan masa kanak-kanak,” imbuhnya, seraya menyebutnya sebagai “kenormalan baru yang mengerikan dan tak dapat diterima.”
Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, 231 anak-anak termasuk dalam 3.452 orang yang terbunuh sejak dimulainya perang. Sementara itu, dari 14.664 orang yang terluka, 1.330 di antaranya adalah anak-anak.
Sumber: https://www.aljazeera.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini




![Masyarakat berduka atas tewasnya jurnalis Palestina Ahmed Abu Mutair dalam serangan Israel di Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Deir al Balah, Gaza, pada 20 Oktober 2025. [Abdalhkem Abu Riash – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251020-39468001-39467988-ISRAELI_ATTACK_KILLS_PALESTINIAN_JOURNALIST_AHMED_ABU_MUTAIR-120x86.webp)
![Tim Palang Merah mengantarkan jenazah 30 warga Palestina, yang ditahan oleh pasukan Israel dari berbagai wilayah Gaza selama perang dan diserahkan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, ke Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza, pada 30 Oktober 2025. [Abdallah Fs Alattar – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251031-39575829-39575827-RED_CROSS_DELIVERS_BODIES_OF_PALESTINIANS_HANDED_OVER_UNDER_CEASEFIRE_DEAL-1-120x86.jpg)

