Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza “tidak rapuh”, meskipun berbagai laporan menunjukkan bahwa Israel terus melanggar kesepakatan tersebut sejak mulai berlaku pada 10 Oktober.
Dalam wawancara pertamanya dengan program CBS 60 Minutes, Trump menyebut kesepakatan yang ditengahi AS itu “sangat solid”. Ia menegaskan, “Gencatan senjata ini tidak rapuh. Hamas bisa dihabisi kapan saja jika mereka tidak bersikap baik,” katanya kepada jurnalis Norah O’Donnell.
Namun, di lapangan, situasi justru menunjukkan sebaliknya. Berdasarkan laporan Kantor Media Pemerintah Gaza dan Kementerian Kesehatan Palestina, sejak 10 Oktober hingga 31 Oktober, sedikitnya 230 warga Palestina terbunuh, termasuk 97 anak-anak dan lebih dari 600 orang terluka akibat serangan Israel di seluruh Jalur Gaza.
Kantor tersebut juga mencatat bahwa pasukan Israel telah melakukan 52 penembakan dan 55 pengeboman, serta menghancurkan sedikitnya 11 rumah warga sipil. Tentara Israel bahkan menggunakan robot bermuatan bahan peledak dan alat berat untuk meratakan bangunan.
Selain itu, Israel juga melakukan sembilan pelanggaran lintas batas di luar “Garis Kuning” yaitu batas demarkasi nonfisik ilegal yang memisahkan wilayah kendali Israel di timur dari area pergerakan warga Palestina di barat. Dalam pelanggaran terbaru pada Senin lalu, tentara Israel menembak mati dua warga Palestina di Rafah selatan dengan alasan menyeberangi “Garis Kuning”, menurut sumber medis setempat.
Israel juga dilaporkan menculik 21 warga Palestina, sebagian saat memeriksa rumah di dekat garis batas, dan sebagian lainnya ketika sedang memancing di laut.
Sementara itu, kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 10 Oktober seharusnya membuka kembali Perlintasan Rafah untuk arus keluar masuk manusia serta mengizinkan 600 truk bantuan kemanusiaan per hari, termasuk 50 truk bahan bakar. Namun, hingga akhir Oktober, hanya 3.203 truk yang berhasil masuk yaitu rata-rata 145 truk per hari, atau hanya 24% dari jumlah yang dijanjikan.
Israel juga masih menutup perlintasan Rafah, melarang masuknya alat berat untuk membersihkan puing dan mengevakuasi jenazah, serta membatasi pengiriman tenda dan tempat berlindung bagi para pengungsi.
Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabteh, menyebut bahwa hingga akhir Oktober Israel telah melakukan 194 pelanggaran gencatan senjata, termasuk melanjutkan serangan, menahan bantuan medis, dan melanggar garis demarkasi.
Tahap pertama perjanjian gencatan senjata ini sejatinya mencakup pertukaran tawanan, pembebasan sandera Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tawanan Palestina serta rencana rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.
Namun, kenyataannya, agresi dan pelanggaran terus berlangsung. Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh hampir 69.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.000 orang lainnya meninggalkan Gaza dalam reruntuhan di tengah janji gencatan senjata yang semakin kehilangan maknanya.
Sumber: Qudsnen, Memo
			![Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan bersama beberapa kendaraan militer, helikopter, dan drone yang berpatroli di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251014-39412414-39412391-GAZAISRAEL_BORDER_REGION_FOLLOWING_THE_CEASEFIRE-1-1-750x375.webp)

![Seorang gadis Palestina yang terusir memegang boneka sambil bermain di luar tenda keluarganya di kamp pengungsian dekat pelabuhan di Kota Gaza, pada 19 Oktober 2025. [Foto oleh Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/GettyImages-2241666942-1-120x86.webp)
![Warga Palestina, termasuk anak-anak, menunggu dengan panci untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh lembaga amal, sementara mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade makanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Kota Gaza, Gaza pada 21 Oktober 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251021-39476504-39476501-HOT_MEAL_DISTRIBUTED_TO_PALESTINIANS_STRUGGLING_WITH_HUNGER_IN_GAZA-1-120x86.webp)




