Majid Abu Qtaish, pemimpin Gerakan Hamas, menyatakan bahwa agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi, serta peningkatan serangan, merupakan kelanjutan dari agresi Israel terhadap semua tempat suci Islam.
Dalam pernyataan persnya pada Sabtu (23/11), Abu Qtaish menegaskan bahwa pelanggaran serius ini—termasuk penyerbuan terbaru oleh menteri Israel Ben Gvir ke Masjid Ibrahimi—menunjukkan pengabaian nyata terhadap perasaan jutaan umat Islam. Hal ini mengingat simbolisme keagamaan yang mendalam dari kedua masjid tersebut, yang memiliki tempat istimewa di hati umat Islam.
Ia menambahkan bahwa perlindungan yang diberikan oleh pasukan pendudukan Israel (IOF) kepada kelompok pemukim yang memasuki Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi, disertai dengan pertunjukan tari-tarian dan ritual Talmud, mencerminkan niat Israel untuk menguasai sepenuhnya kedua masjid. Hal ini diperkuat dengan gambar-gambar yang diterbitkan oleh kelompok yang disebut sebagai pendukung pembangunan Bait Suci (Temple Mount) beberapa hari lalu.
Abu Qtaish juga menyoroti bahwa masjid dan tempat ibadah, baik Islam maupun Kristen, menjadi target utama penodaan oleh pemukim. Oleh karena itu, diperlukan kehadiran dan upaya berkelanjutan untuk melindungi tempat-tempat tersebut dari upaya yahudisasi dan penghancuran.
Ia menyerukan kepada masyarakat di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem) untuk terus melanjutkan perlawanan terhadap IOF dan pemukim kolonial. Abu Qtaish juga menekankan pentingnya mobilisasi dan kehadiran yang konsisten di Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi guna mencegah pendudukan mengisolasi dan menodai tempat-tempat suci ini.
Ia menegaskan, “Rakyat kami adalah rakyat yang merdeka dan memiliki harga diri. Mereka tidak akan menyerah atau melemah, segala pengorbanan akan dilakukan seberapa pun brutalnya pendudukan dan agresi. Mereka akan terus berjuang untuk Al-Aqsa hingga penjajah diusir dari tanah air dan tempat suci rakyat Palestina.”
Hamas menilai bahwa agresi dan rencana Israel terhadap Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi telah mencapai tingkat yang sangat berbahaya. Hal ini, menurutnya, mendorong rakyat Palestina di Tepi Barat untuk bangkit dan memutus siklus terorisme serta arogansi Israel.
Gerakan tersebut mengimbau para pemuda di Tepi Barat untuk terus melawan proyek yahudisasi dan pemukim Israel, serta memastikan mereka membayar harga atas kejahatan dan pelanggaran yang mereka lakukan.
Tadi malam, ribuan pemukim, termasuk Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir, menyerbu Masjid Ibrahimi di al-Khalil, serta menampilkan tarian dan ritual Talmud di dalamnya.
Pasukan IOF menutup Masjid Ibrahimi bagi jamaah Muslim dan hanya mengizinkan pemukim Yahudi masuk dengan dalih hari raya Yahudi. Mereka juga menutup Kota Tua dan memberlakukan jam malam di beberapa lingkungan sebagai pengamanan bagi ribuan pemukim yang menyerbu jalan-jalan Kota Tua dan sekitar masjid, termasuk wilayah Lingkungan Jabir, Wadi Al-Hussein, dan Al-Salayma.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini



![Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan bersama beberapa kendaraan militer, helikopter, dan drone yang berpatroli di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251014-39412414-39412391-GAZAISRAEL_BORDER_REGION_FOLLOWING_THE_CEASEFIRE-1-1-120x86.webp)
![Seorang gadis Palestina yang terusir memegang boneka sambil bermain di luar tenda keluarganya di kamp pengungsian dekat pelabuhan di Kota Gaza, pada 19 Oktober 2025. [Foto oleh Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/GettyImages-2241666942-1-120x86.webp)
![Warga Palestina, termasuk anak-anak, menunggu dengan panci untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh lembaga amal, sementara mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade makanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Kota Gaza, Gaza pada 21 Oktober 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251021-39476504-39476501-HOT_MEAL_DISTRIBUTED_TO_PALESTINIANS_STRUGGLING_WITH_HUNGER_IN_GAZA-1-120x86.webp)


