Serangan udara brutal yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di kawasan Al-Shujaiya, Kota Gaza, pada Rabu pagi telah membunuh sedikitnya 35 warga sipil, termasuk delapan anak-anak. Serangan tersebut menyasar sebuah rumah berlantai empat milik keluarga Abu Amsha di Jalan Baghdad, dan menghancurkan sepuluh rumah lain di sekitarnya yang semuanya masih dihuni oleh warga sipil.
Menurut laporan medis, hingga saat ini petugas kesehatan telah berhasil mengevakuasi 30 jenazah, serta menangani 50 korban luka. Sebagian besar korban diketahui merupakan warga pengungsi dari pinggiran wilayah yang sebelumnya telah hancur dan terpaksa mengungsi ke pusat kota karena tidak memiliki pilihan lain.
Upaya penyelamatan masih berlangsung di tengah keterbatasan alat dan sumber daya. Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Mahmoud Basal, menyatakan bahwa puluhan orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan, namun tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka karena kekurangan alat berat dan peralatan penyelamatan khusus.
“Puluhan orang masih terperangkap di bawah puing-puing. Kami tidak dapat menjangkau mereka karena peralatan kami telah dihancurkan oleh pasukan Israel,” ujar Basal. Ia juga menegaskan bahwa Israel tidak mengizinkan masuknya peralatan penyelamatan ke Jalur Gaza, yang semakin memperparah penderitaan warga sipil.
Sebanyak 80 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun reruntuhan. Sementara itu, lebih dari 55 orang tengah dirawat di rumah sakit, banyak di antaranya dalam kondisi kritis. Karena keterbatasan ambulans, jenazah dan korban luka bahkan harus dibawa ke rumah sakit menggunakan gerobak hewan. Rumah Sakit Baptis yang menampung para korban juga dilaporkan kewalahan menghadapi gelombang pasien dalam kondisi kritis.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak Israel kembali melancarkan agresi militer pada 18 Maret lalu, lebih dari 1.500 warga Palestina terbunuh dan 3.688 lainnya terluka—mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Sementara sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban di Jalur Gaza telah mencapai lebih dari 166.000 orang, baik yang gugur maupun terluka, dengan lebih dari 11.000 orang masih hilang.
Serangan di Al-Shujaiya menjadi salah satu simbol dari kehancuran masif dan penderitaan yang terus berlangsung akibat blokade dan operasi militer Israel yang tak kunjung berhenti.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini