Lebih dari 250.000 ton sampah menumpuk di seluruh Kota Gaza di tengah krisis air bersih dan kebocoran limbah, menciptakan ancaman serius bagi kesehatan dan lingkungan ribuan warga Palestina. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Pemerintah Kota Gaza, Asim al-Nabih, pada Senin (27/10).
Dalam pernyataannya, al-Nabih memperingatkan bahwa krisis ini terus memburuk akibat kerusakan besar-besaran yang ditimbulkan oleh agresi genosida Israel selama dua tahun terakhir serta minimnya peralatan dan sumber daya untuk menjalankan layanan dasar.
“Kota Gaza menghadapi bencana kesehatan dan lingkungan yang membahayakan nyawa penduduknya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa penumpukan sampah dalam jumlah besar berisiko menimbulkan penyebaran tikus dan serangga, serta memicu wabah penyakit.
Situasi semakin parah karena Israel menghancurkan lebih dari 85 persen alat berat dan mesin operasional milik pemerintah kota. Pasukan Israel juga melarang petugas kebersihan mengakses tempat pembuangan akhir utama di Juhor al-Dik, sebuah kota perbatasan di tenggara Gaza, yang terletak di sebelah timur dari “garis kuning”—garis imajiner yang memisahkan wilayah yang masih diduduki tentara Israel dengan area yang ditinggalkan setelah gencatan senjata 10 Oktober lalu.
Selain itu, kebocoran limbah mentah di jalan-jalan Kota Gaza memperburuk situasi lingkungan. Serangan Israel telah menghancurkan lebih dari 700.000 meter jaringan pipa limbah, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.
Al-Nabih menyerukan intervensi mendesak untuk memasok bahan bakar dan peralatan yang dibutuhkan serta membuka akses bagi petugas ke berbagai area, termasuk ke tempat pembuangan utama di Juhor al-Dik.
“Tanpa sumber daya ini, krisis akan terus berlanjut dan warga berisiko meninggal karena penyakit dan epidemi,” tegasnya.
Pemerintah setempat memperkirakan kerusakan infrastruktur mencapai 90 persen, dengan kerugian awal sekitar 70 miliar dolar AS.
Sejak Oktober 2023, agresi genosida Israel telah membunuh lebih dari 68.500 orang dan melukai lebih dari 170.300 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sumber: Anadolu Agency, MEMO
![Pemandangan dari Sheikh Ridwan di Kota Gaza, Gaza, menunjukkan kerusakan parah yang ditinggalkan setelah tentara Israel mundur menyusul perjanjian gencatan senjata, pada 25 Oktober 2025. [Mahmoud Abu Hamda – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/10/AA-20251026-39523597-39523583-DAILY_LIFE_IN_GAZAS_SHEIKH_RIDWAN_NEIGHBORHOOD_AFTER_CEASEFIRE-1-1-750x375.webp)







