• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Jumat, September 26, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Berita Kemanusiaan Anak

Kontroversi BBC dan Abdullah al-Yazuri: Narasi Anak Gaza yang Dihapus

by Adara Relief International
Maret 6, 2025
in Anak, Berita Kemanusiaan, Hukum dan HAM
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Kontroversi BBC dan Abdullah al-Yazuri: Narasi Anak Gaza yang Dihapus

Abdullah al-Yazuri mengatakan bahwa ia berharap film dokumenter ini dapat "menyebarkan pesan tentang penderitaan yang disaksikan anak-anak di Gaza" [MEE]

22
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Abdullah al-Yazuri, seorang anak berusia 13 tahun dari Gaza, telah menyaksikan kehancuran yang sulit dibayangkan oleh kebanyakan orang. Ia selamat dari agresi genosida Israel di Gaza yang telah membunuh sedikitnya 48.380 warga Palestina. Abdullah bermimpi untuk belajar jurnalistik di Inggris, negara tempat ayahnya meraih gelar PhD.

Namun, dalam beberapa pekan terakhir, Abdullah justru terjebak dalam kontroversi di Inggris setelah menjadi narator dalam film dokumenter BBC berjudul “Gaza: How To Survive a Warzone”, yang mengangkat kisah anak-anak di Gaza.

Baca Juga

Israel Siap Konfrontasi Armada Global Sumud Flotilla yang Menuju Gaza

Guru Palestina, Ghada Rabah, Gugur di Bawah Reruntuhan Rumahnya

Abdullah menghabiskan berjam-jam untuk proses syuting di Gaza dengan harapan dokumenter ini bisa menyampaikan penderitaan yang dialami anak-anak Palestina. Namun, hanya empat hari setelah tayang pada 17 Februari, BBC menarik dokumenter tersebut dari platform streaming iPlayer. Keputusan ini muncul setelah tekanan dari kelompok pro-Israel dan media rival di Inggris.

Alasan utama kontroversi ini adalah fakta bahwa ayah Abdullah, Ayman al-Yazuri, menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian di pemerintahan Gaza yang dikelola oleh Hamas. Media dan tokoh di Inggris pun mulai melabelinya sebagai “pejabat Hamas” atau bahkan “pemimpin teroris”.

Namun, Middle East Eye (MEE) mengungkap bahwa Yazuri sebenarnya adalah seorang teknokrat dengan latar belakang ilmiah, bukan tokoh politik. Sebelum bertugas di Gaza, ia bekerja di Kementerian Pendidikan Uni Emirat Arab dan menempuh studi di universitas-universitas Inggris.

Penarikan dokumenter ini memicu gelombang pelecehan daring terhadap Abdullah dan keluarganya. Abdullah mengaku kecewa setelah mengerjakan dokumenter ini selama sembilan bulan, hanya untuk melihatnya dihapus begitu saja.

“Saya merasa sangat sedih melihat reaksi negatif terhadap saya dan keluarga saya,” katanya kepada MEE. “Beberapa orang anonim mencoba menyembunyikan penderitaan nyata anak-anak Gaza dengan menyerang saya.”

Lebih jauh, ia menyatakan bahwa insiden ini memberikan tekanan mental yang besar dan membuatnya merasa tidak aman.

“Saya tidak pernah menyetujui risiko bahwa saya bisa menjadi target sebelum dokumenter ini ditayangkan di BBC. Jadi, jika sesuatu terjadi pada saya, BBC harus bertanggung jawab,” tegasnya.

Keputusan BBC untuk menarik dokumenter ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk diplomat, politisi, dan jurnalis senior.

Sir Vincent Fean, mantan konsul jenderal Inggris di Al-Quds (Yerusalem), menilai BBC gagal melindungi Abdullah. “Ia tidak bersalah, tetapi malah menerima ancaman dan pelecehan. Ini sangat memalukan bagi BBC,” ujarnya.

BBC juga mendapat tekanan dari kelompok pro-Israel terkait pembayaran yang diberikan kepada keluarga Abdullah untuk narasi dokumenter. Organisasi UK Lawyers for Israel bahkan melaporkan BBC ke polisi antiterorisme atas dugaan pelanggaran hukum terkait terorisme, meskipun tidak ada bukti bahwa Hamas memengaruhi isi film tersebut.

Sementara itu, Kim Johnson, anggota parlemen dari Partai Buruh, menyebut penarikan film ini sebagai “upaya mencengangkan untuk membungkam kebenaran tentang Gaza”.

Jurnalis dan akademisi juga menyoroti kebijakan BBC yang dianggap terlalu tunduk pada tekanan politik pro-Israel. Sejarawan Inggris-Israel Avi Shlaim mengatakan bahwa BBC memiliki jurnalis berkualitas dalam meliput isu Israel-Palestina, tetapi para pemimpinnya “takut menentang Israel dan sekutunya di Inggris”.

Keputusan BBC memicu protes luas di Inggris. Lebih dari 1.000 pekerja media, termasuk tokoh terkenal seperti Gary Lineker, Juliet Stevenson, dan Miriam Margolyes, menandatangani petisi yang menuntut agar dokumenter tersebut dikembalikan.

Artists for Palestine UK mengecam BBC karena dianggap “memainkan politik dengan nyawa anak-anak yang telah mengalami kekerasan genosida selama 17 bulan”.

Abdullah tetap berharap film dokumenternya dapat ditayangkan kembali untuk menyebarkan kesadaran tentang penderitaan anak-anak Gaza ke seluruh dunia.

“Saya berterima kasih kepada semua orang di Inggris yang telah mendukung saya dan memperjuangkan agar film ini kembali ditayangkan di BBC,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan harapannya untuk masa depan Gaza:

“Saya berharap Gaza dapat kembali melihat cahaya, anak-anak Gaza memiliki masa depan yang cerah lagi, dan semua orang di wilayah ini dapat menyambut hari esok yang lebih baik.”

Sumber: 

https://www.middleeasteye.net

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

ShareTweetSendShare
Previous Post

Perempuan-Perempuan Tangguh Palestina: Kisah Perjuangan Para Ibu Tunggal Gaza di Tengah Genosida

Next Post

Rakyat Gaza Terancam Kelaparan di Tengah Pemblokiran Bantuan oleh Israel

Adara Relief International

Related Posts

Israel Siap Konfrontasi Armada Global Sumud Flotilla yang Menuju Gaza
Berita Kemanusiaan

Israel Siap Konfrontasi Armada Global Sumud Flotilla yang Menuju Gaza

by Adara Relief International
September 25, 2025
0
14

Israel dilaporkan tengah mempersiapkan “konfrontasi laut yang kompleks” menghadapi Global Sumud Flotilla (GSF), misi sipil internasional yang membawa bantuan kemanusiaan...

Read moreDetails
Guru Palestina, Ghada Rabah, Gugur di Bawah Reruntuhan Rumahnya

Guru Palestina, Ghada Rabah, Gugur di Bawah Reruntuhan Rumahnya

September 25, 2025
11
PRCS: Stasiun Oksigen RS Al-Quds Terhenti Usai Ditembaki Israel

PRCS: Stasiun Oksigen RS Al-Quds Terhenti Usai Ditembaki Israel

September 25, 2025
11
900 Ribu Warga Gaza Tolak Tinggalkan Kota Gaza

900 Ribu Warga Gaza Tolak Tinggalkan Kota Gaza

September 25, 2025
12
Anak Palestina berusia 9 tahun Miral Al Babli sedang menunggu kaki palsu setelah kehilangan salah satu kakinya dalam serangan Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat, di Kota Gaza, Gaza pada 18 Agustus 2025.

Kepala UNRWA: Gaza Kini Jadi Rumah Bagi Anak dengan Tingkat Amputasi Tertinggi di Dunia

September 25, 2025
11
Gelombang Pengakuan Palestina oleh Negara Barat dan Ancaman Aneksasi Israel

Gelombang Pengakuan Palestina oleh Negara Barat dan Ancaman Aneksasi Israel

September 24, 2025
15
Next Post
Rakyat Gaza Terancam Kelaparan di Tengah Pemblokiran Bantuan oleh Israel

Rakyat Gaza Terancam Kelaparan di Tengah Pemblokiran Bantuan oleh Israel

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menteri Israel Sebut Aksi Yahudi Meludahi Umat Kristen di Yerusalem Bukan Tindakan Kriminal 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 58

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Sikap Tolong Menolong Pada Masa Rasulullah Saw dan Para Sahabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Anak Yatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630