JAKARTA – Maryam Rachmayani, Direktur Utama Adara Relief International menghadiri Konsolidasi Nasional Civil Society Indonesia di kantor MUI Pusat pada Selasa (7/10).
Konsolidasi ini menghasilkan sembilan poin deklarasi dukungan untuk Palestina. Sejumlah ormas, lembaga, serta aktivis kemanusiaan berpartisipasi aktif dalam menyusun deklarasi bersama dalam konsolidasi ini.
“Melalui Thufanul Aqsa, kekuatan lokal bertransformasi menjadi kekuatan global. Perjuangan ini berhasil membangun global impact, baik negara atau masyarakat sipil. Hal ini ditandai dengan 154 negara telah mengakui Palestina sebagai negara,” papar Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional.
“Dua tahun lalu, 23 September 2023, Benjamin Netanyahu berpidato di Sidang Umum PBB. Ia menyebutkan bahwa tidak ada Palestina pada rencana The New Middle East. Kini, Sidang Umum PBB di 23 September 2025, mayoritas anggota tetap PBB walk out sambil menyerukan Free Palestine saat Netanyahu berpidato,” ucap Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR. “Rencana Netanyahu gagal, bahkan saat ini 12 negara baru telah mengakui Palestina,” tambahnya.
Thufanul Aqsa: Tolak Awal Kebangkitan Dunia
Fahmi Salim, Direktur Baitul Maqdis Institute turut menyampaikan pandangannya terkait Thufanul Aqsa. Menurutnya, terdapat sembilan poin penting kebangkitan masyarakat pasca Thufanul Aqsa:
- Runtuhnya framing terorisme islam.
- Revolusi moral dunia, kini semua mata di seluruh dunia tertuju pada Palestina.
- Retaknya hegemoni Amerika di Timur Tengah, Amerika Serikat tak lagi dipercaya sebagai sahabat oleh negara Timur Tengah.
- Kebangkitan civil society. Masyarakat dari seluruh dunia, termasuk dari negara-negara maju turun aksi untuk mendukung Palestina.
- Krisis internal Israel. Selama ini, Israel tidak hanya kuat dalam militer namun juga ideologi dan ketahanan nasional. Namun, pasca Thufanul Aqsa, masyarakat tak lagi percaya pada pemerintah Israel. Konflik politik dan ekonomi turut memperkeruh situasi ini.
- Gaza tak lagi sendirian, mendapat dukungan dari berbagai beragam tokoh negara-negara maju.
- Revitalisasi dan kembalinya pemerintahan di tangan Palestina.
- Kebangkitan dunia Islam. Arus informasi tak lagi dikendalikan Zionis, dunia sudah membuka mata terhadap kebenaran.
- Semangat umat dan bangkitnya peradaban Islam.
Deklarasi Dukungan Bangsa Indonesia untuk Pembebasan Palestina
Konsolidasi ini menghasilkan sembilan poin penting:
- Mengapresiasi perjuangan sejumlah negara kunci, termasuk Republik Indonesia, atas terselenggaranya sejumlah upaya diplomasi intensif seperti Konferensi New York 28-30 Juli 2025 yang telah hasilkan Rencana (Usulan) Perdamaian “Komprehensif” Palestina. Memahami sikap pemain kunci, termasuk Hamas, yang menyetujui proposal Trump sebagai dasar perundingan penyelesaian masalah Palestina, khususnya Gaza, mengingat prioritas utama adalah penghentian genosida, pengiriman bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza yang hancur total.
- Menegaskan bahwa perjuangan rakyat Palestina—termasuk Hamas dan faksi-faksi perlawanan lainnya—adalah bentuk sah pembelaan diri terhadap penjajahan dan genosida, yang diakui oleh hukum internasional dan syariat Islam. Kami menyerukan agar kelompok negara Arab-Islam, baik rakyat maupun pemerintah, mengadopsi sikap Palestina yang berpegang teguh pada prinsip dasar dan hak-hak sahnya dalam membela tanah, kehormatan, dan situs-situs sucinya.
- Mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan berkelanjutan melalui langkah-langkah politik, diplomatik, media, dan gerakan rakyat agar Israel memenuhi tuntutan sah rakyat Palestina. Dukungan politik, media, dan publik kepada perlawanan Palestina sangat penting sebagai payung perlindungan atas hak-hak kemanusiaan dan kedaulatan bangsa Palestina.
- Menyerukan kepada Bangsa Indonesia untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan, advokasi politik, dan diplomasi publik bagi Palestina; menggalang doa, dukungan moral, dan donasi bagi rakyat Gaza; serta menanamkan kesadaran bahwa pembelaan terhadap Palestina adalah bagian dari jihad kemanusiaan dan amanat keagamaan.
- Siap bersinergi dengan Pemerintah RI untuk memperjuangkan diplomasi aktif Indonesia di dunia internasional demi penghentian agresi Israel, mendorong PBB, OKI, dan negara-negara sahabat mengambil langkah tegas untuk perlindungan rakyat Gaza, serta mengawal proses menuju pembebasan Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem (Al-Quds Al-Syarif) sebagai ibu kotanya.
- Mengajak seluruh bangsa Indonesia dan umat Islam di seluruh dunia untuk meninggalkan perpecahan, menolak normalisasi dengan penjajah Israel, dan bersatu dalam satu barisan keimanan dan kemanusiaan demi pembebasan Palestina dan keselamatan Masjid Al-Aqsa.
- Mengusulkan kepada PBB untuk membuat “Palestina Room” (ruang palestina) di markas PBB untuk koordinasi bagi persiapan kemerdekaan Palestina.
- Mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas terhadap semua bentuk propaganda dan gerakan pro Zionis di Indonesia.
- Mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk membuka komunikasi secara langsung dengan faksi-faksi perlawanan Palestina untuk memperkuat persatuan nasional Palestina dan menggagalkan rancangan-rancangan Israel.