• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Selasa, September 30, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Berita Kemanusiaan

Kekerasan Pemukim Israel Semakin Meningkat, Kelompok Nomaden Palestina Hidup di Bawah Ancaman

by Adara Relief International
Agustus 11, 2023
in Berita Kemanusiaan, Hukum dan HAM
Reading Time: 4 mins read
0 0
0
Kekerasan Pemukim Israel Semakin Meningkat, Kelompok Nomaden Palestina Hidup di Bawah Ancaman
18
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Bukan tugas mudah bagi Suleiman Nasr (44), seorang nomaden, untuk membongkar tenda yang menjadi tempat tinggal bagi tujuh anggota keluarganya. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan lain. Sekelompok keluarga nomaden Palestina, termasuk keluarga Nasr, telah tinggal selama 45 tahun di Desa Qaboun di sebelah timur Ramallah, di jantung Tepi Barat.  Beberapa dari keluarga ini berasal dari Naqab (Negev) yang dijajah Israel sejak tahun 1948.

Baca Juga

Sejarawan Yahudi Oxford, Avi Shlaim: Israel Lakukan Pembersihan Etnis, Palestina Punya Hak untuk Melawan

Netanyahu Sebut Media Sosial Jadi ‘Senjata Baru’ Israel usai Akuisisi TikTok

Hari ini, para nomaden sekali lagi terpaksa meninggalkan tanah leluhur mereka. Mereka dipaksa keluar karena gencarnya serangan, baik oleh tentara maupun pemukim Israel. Dalam sebuah wawancara dengan Middle East Eye, Nasr mengungkapkan serangan pemukim yang tak tertahankan karena semakin meningkat tanpa henti selama dua bulan terakhir.  Serangan ini berasal dari permukiman Shilo, yang terletak di antara kota Ramallah dan Nablus.  Nasr menggambarkan tindakan mereka  sebagai “serangan sistematis”.

“Hampir setiap hari, perkemahan dan ternak kami menjadi sasaran. Batu dilemparkan ke arah kami, anak-anak kami menjadi sasaran kekerasan, dan perempuan kami menjadi sasaran pelecehan verbal. Para penyerang ini menggunakan tongkat dan benda tajam untuk menyerang kami, sambil berusaha mencuri ternak kami,” katanya. 

Saat fajar menyingsing pada awal pekan ini, 36 anggota keluarga Kaabneh juga terpaksa membongkar tenda mereka. Mereka mengemasi barang-barang mereka, dan pindah ke daerah tak berpenghuni yang terletak di antara desa Al-Mughayyir dan Abu Falah, di sebelah timur Ramallah. Mereka tidak punya pilihan lain, mereka hanya ingin melarikan diri dari para pemukim Shilo yang kehadirannya tidak diinginkan.

Pemindahan paksa ini adalah peristiwa yang berulang. Pada bulan Mei, 78 anak dari komunitas Ein Samia, dekat kota Kafr Malik, terpaksa pergi karena pelanggaran Israel yang terus berlanjut. Ini termasuk penghancuran rumah-rumah mereka dan satu-satunya sekolah di komunitas tersebut. “Kepergian kami dari tanah yang kami sebut rumah selama beberapa dekade bukanlah masalah pilihan, melainkan keterpaksaan,” kata Nasr.  “Tentara dan pemukim Israel meninggalkan kami tanpa alternatif. Sayangnya, kami tidak menemukan dukungan yang datang dari entitas resmi atau organisasi hak asasi mana pun.”

Menurut para nomaden, tentara berulang kali masuk ke tenda dan rumah sementara mereka, mengganggu mereka dengan alasan inspeksi.  Mereka juga menjadi sasaran serangan fisik beberapa kali. Sekitar 300 orang Palestina menjadi inti dari komunitas nomaden ini. Mereka tinggal di tenda-tenda dan bangunan sederhana yang terbuat dari timah dan lumpur. Penegasan Israel bahwa ini adalah konstruksi ilegal, dan tindakan sehari-hari pasukan Israel yang mengintimidasi, telah memaksa semua keluarga nomaden di timur laut Ramallah berkonsolidasi di satu lokasi.

Serangan pemukim: ‘rutinitas yang suram’

Pemukim Israel Serang Sekolah di Dekat Nablus

Di seberang Tepi Barat, komunitas nomaden sama-sama berjuang melawan kebijakan diskriminatif Israel. Terlebih mereka yang mendiami Area C, yang pengawasannya berada di bawah perintah otoritas Israel sebagaimana diatur oleh Perjanjian Oslo.

Salah satu komunitas terkonsolidasi tersebut tinggal di wilayah Masafer Yatta, di sebelah selatan Hebron. Di sini, 20 kelompok nomaden yang saling berhubungan terus berjuang melawan upaya Israel untuk menggusur mereka. Israel bertujuan mengambil alih wilayah tersebut untuk memperbesar permukiman di sekitarnya dan mencaplok tanah leluhur para nomaden.

Bagi Samir Hamamdeh (57), dan keluarganya, ternak adalah satu-satunya mata pencaharian.  Namun, keberadaan mereka dirusak oleh tindakan Israel tanpa henti yang memaksa mereka menyerahkan tanah mereka. “Saya lahir di sini, dan generasi sebelum saya menyebut tanah ini sebagai rumah, jauh sebelum Israel muncul. Pasca-1967, hidup menjadi perjuangan tanpa henti karena serangan Israel yang tak berkesudahan. Kami menjalani hari-hari kami di sini, tetapi sulit untuk berbicara tentang kehidupan.” katanya.

Selama tahun 1970-an, benih perusahaan permukiman Israel berakar di wilayah Hebron selatan, dengan rakus menghabiskan tanah Palestina yang luas.  Ekspansi tersebut kemudian memperluas sulurnya ke arah lanskap Masafer Yatta yang masih asli, mengubah area yang indah ini menjadi permukiman Israel. 

Menentang berbagai putusan yang dikeluarkan oleh pengadilan Israel, yang mengamanatkan penggusuran komunitas ini, warga Palestina mengatakan mereka akan berdiri teguh. Mereka tak tergoyahkan dalam komitmen mereka untuk tetap tinggal di tanah mereka.  Sebagai tanggapan, Israel telah melepaskan para pemukim dan tentaranya, melancarkan kampanye penindasan untuk memaksa mereka pergi.

“Serbuan pemukim ke tanah kami dan serangan beruntun telah menjadi rutinitas yang mengerikan. Ternak kami dicuri, dan kadang-kadang, dibunuh secara brutal,” kata Hamamdeh kepada MEE. “Mereka menghalangi pergerakan kami dan membatasi akses kami, sementara tentara menyerbu tempat tinggal kami dengan kedok berburu penyelundup dan orang yang tidak memiliki izin. Perusakan harta benda dan penganiayaan fisik, pemukulan dan pelecehan verbal yang menghina, telah menjadi siksaan kami sehari-hari,” kenangnya.

Sumber:

https://www.middleeasteye.net

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Tags: PalestinaSeranganUpdate Palestina
ShareTweetSendShare
Previous Post

Mercy-USA Buat Perjanjian dengan UNRWA, Beri Bantuan Kesehatan untuk Ribuan Pengungsi Palestina di Gaza

Next Post

48 Wilayah Palestina Menghadapi Peningkatan Kekerasan Israel sepanjang 2023

Adara Relief International

Related Posts

Sejarawan Yahudi Oxford, Avi Shlaim: Israel Lakukan Pembersihan Etnis, Palestina Punya Hak untuk Melawan
Berita Kemanusiaan

Sejarawan Yahudi Oxford, Avi Shlaim: Israel Lakukan Pembersihan Etnis, Palestina Punya Hak untuk Melawan

by Adara Relief International
September 29, 2025
0
12

\Sejarawan Yahudi asal Oxford University, Prof. Avi Shlaim, secara terbuka mengecam Israel dan memuji perlawanan Palestina. Dalam wawancara dengan Haaretz,...

Read moreDetails
Netanyahu Sebut Media Sosial Jadi ‘Senjata Baru’ Israel usai Akuisisi TikTok

Netanyahu Sebut Media Sosial Jadi ‘Senjata Baru’ Israel usai Akuisisi TikTok

September 29, 2025
12
Israel Gunakan Pemerasan Kolektif terhadap Keluarga Palestina di Gaza

Israel Gunakan Pemerasan Kolektif terhadap Keluarga Palestina di Gaza

September 29, 2025
13
Pemandangan umum kapal-kapal yang berlabuh di sebuah teluk di lepas pantai Italia, sementara Armada Sumud Global melanjutkan persiapan keberangkatan menuju Kreta, Yunani, pada 16 September 2025. [Niccolo Celesti - Anadolu Agency] Pemandangan umum kapal-kapal yang berlabuh di sebuah teluk di lepas pantai Italia, sementara Armada Sumud Global melanjutkan persiapan keberangkatan menuju Kreta, Yunani, pada 16 September 2025. [Niccolo Celesti – Anadolu Agency]

Armada Global Sumud Flotilla Siap Tiba di Gaza pada 30 September

September 29, 2025
13
Pidato Netanyahu di PBB Sepi Peminat Usai Aksi Mogok Massal

Pidato Netanyahu di PBB Sepi Peminat Usai Aksi Mogok Massal

September 29, 2025
11
Israel Hancurkan Lagi Gedung Tinggi di Gaza, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi

Israel Hancurkan Lagi Gedung Tinggi di Gaza, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi

September 29, 2025
12
Next Post
48 Wilayah Palestina Menghadapi Peningkatan Kekerasan Israel sepanjang 2023

48 Wilayah Palestina Menghadapi Peningkatan Kekerasan Israel sepanjang 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 58

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menteri Israel Sebut Aksi Yahudi Meludahi Umat Kristen di Yerusalem Bukan Tindakan Kriminal 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Anak Palestina Meninggal Akibat Kelaparan di Gaza, Mencapai Total 450 Orang Sejak Agresi 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630